Seven

14.5K 768 45
                                    


F A K E   L O V E R


Recommended Song :Taylor Swift — Look What You Made Me Do

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Recommended Song :
Taylor Swift — Look What You Made Me Do





***********












"Ayah memang ingin kamu mencari pacar, tapi apa harus dia? Dari sekian banyak gadis yang setara sama kamu tapi kenapa kamu memilih gadis biasa? Dimana otakmu, Jemian? Rencanamu itu tidak membantu Ayah sama sekali!"

Jemian memejamkan mata sejenak. Astaga, ia baru pulang dari sekolah dan ingin beristirahat dengan tenang. Bukan mendapat omelan dari Jeandra. Dengan malas Jemian mendekat dan tak lupa menyalami tangan sang Ayah.

"Mau dari kalangan biasa atau bukan, yang penting dia perempuan. Bukan laki-laki," jawab Jemian cuek. Malas meladeni obrolan Jeandra.

"Tapi pikirkan sekali tentang reputasi Ayah, Jemi! Apa kata orang-orang kalau pewaris tunggal NS Group berpacaran dengan gadis biasa yang bekerja serabutan? Kamu mau membuat Ayah malu?"

Tangan Jemian terkepal begitu saja. "Kenapa Ayah selalu memikirkan reputasi dan kenapa harus aku yang menanggungnya? Pernahkah Ayah bertanya tentang kehidupanku? Misal, aktivitas sekolahku atau kesukaanku? Tidak, kan?"

"Darah yang mengalir ditubuhmu tidak bisa kamu tolak, Jemian. Kamu anak tunggal yang kelak akan meneruskan semua usaha Ayah. Ayah membangun semuanya seumur hidup, kamu ingin semua itu hancur?" tanya Jeandra tenang. Padahal anaknya sudah emosinya tapi ia berusaha untuk tidak terpancing.

Jemian memalingkan wajah sambil tertawa miris. Benar, darah yang mengalir ditubuhnya tidak bisa ia tolak. Ia keturunan Nasution dan hidupnya sudah ditentukan sejak ia lahir. Ia tidak bisa menentukan harus jadi apa karena semuanya sudah ditentukan. Jemian muak tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa.

"Alasan aku bertahan selama ini karena Bunda. Jika bukan karena Bunda, aku sudah pergi dari rumah ini sejak dulu."

Jemian segera menuju lantai atas karena enggan berbicara dengan Jeandra lagi. Lagipula ia masih menghargai Jeandra sebagai Ayahnya makanya Jemian berusaha menahan emosinya sendiri.

"Jemi, kalau bisa tahan emosinya didepan Ayah ya? Jangan lepas kontrol. Usahakan jangan sampai main tangan juga atau berteriak didepannya. Dia tetap Ayah kamu."

Suara almarhum Ibunya kembali terngiang. Jemian mengacak rambutnya frustasi. Huh, kenapa hidupnya harus seperti ini? Apa salahnya kalau ia pacaran dengan Chiara? Itupun juga cuma pura-pura demi rumor itu. Kalau sudah 2 bulan Jemian akan melepaskannya. Harusnya Jeandra tidak perlu khawatir toh ia dan Chiara tidak akan bersama selamanya.

Fake Lover [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang