Ch. 2 - Dermato Pustulosa

1.1K 116 9
                                    

Halo Pembaca! Happy weekend!

Tapi sebelum lanjut, silahkan klik tombol VOTE di bawah jika menyukai cerita ini, dan bebas untuk komentar apapun. Jangan pelit memberikan vote. Terimakasih.

Selamat membaca!

_______________________________________

"Ren dan Grista, kalian nonton aja ya... Aku juga. Selain Ren dan Grista, kalian boleh main-main sesuka hati kalian dengan massa Demihuman yang kelihatan lemah itu. Oh, iya. Hati-hati sama 3 Oni itu, kalo kalian ceroboh, mereka bisa ngelukain kalian. Kalo bisa, naikin level tanpa ngelukain diri sendiri ya..."

"Baiklah..."
'Okay!'
"""Siap!"""

"Tapi, sebelum itu... Untuk lebih memastikan keamanan kalian... Darkness Creation : Fallen Exoskeleton!"

Dalam hitungan sekian puluh detik saja, tubuh kami semua terbalut oleh dark magic milik Arka. Dari ujung kaki dan perlahan naik hingga ujung kepala kami. Tubuh kami terbalut dark magic yang membentuk menyesuaikan lekukan tubuh kami dengan sangat nyaman.

Sekarang, kami mengenakan pakaian berwarna hitam pekat yang menutupi seluruh tubuh kami di balik semua pakaian yang kami kenakan. Arka bisa membuat yang seperti ini? Orang ini tidak pernah berhenti membuatku takjub!

Kami terbang melintas di atas Kota Arvena. Kota yang sangat luas. Dari atas, terlihat sangat tertata rapi dengan istana besar berada di tengah-tengah kota.

Tidak heran kota ini merupakan ibukota Kerajaan Balvara. Sangat mencerminkan kebesaran kerajaan itu sendiri. Dari dulu, aku menginginkan untuk dapat tinggal di kota ini.

Tapi sungguh disayangkan, karena Petualang Plat Silver sepertiku tidak akan mampu membayar uang sewa yang tinggi di sini. Uang sewa yang tinggi menjadikan biaya untuk semua kebutuhan sehari-hari menjadi tinggi juga.

Bahkan, bagi Petualang Plat Gold pun mereka hanya mampu hidup pas-pasan di ibukota. Tapi, aku yakin, suatu saat nanti aku bisa mendapatkan sesuatu yang lebih dari itu semua. Semoga.

Kutarik kembali fokusku kepada massa Demihuman yang sangat besar di depan kami. Arka memerintahkan untuk melepaskan semua kekuatan kami dalam menghadang mereka semua. Berhubung aku hanyalah Tank, tentunya skill ofensif dari kemampuan bermain pedangku tidak begitu kuat.

Tapi aku bisa melatih kemampuanku dalam menggunakan skill bertahan yang kumiliki. Semakin sering sebuah skill digunakan dan dilatih, maka efek yang ditimbulkan bisa menjadi semakin kuat. Ya, semakin kuat. Itu yang kuinginkan.

Lemahnya diriku yang bahkan masih belum mampu menahan Breath Attack dari seekor Common Dragon sebanyak lebih dari 2 kali, membuatku merasa tak berguna. Aku harus menjadi lebih kuat dari ini.

*Bwooooossss*
*Blaaaaaaaaaarrrrrr*

"""Aaaaaaaaaaaarrrrrrrggghhh!!!"""

Ledakan bola api dari mulut Ruby disambut dengan teriakan kesakitan dari seluruh Demihuman yang terkena kontak ledakan tersebut.

Inisiasi serangan kami dimulai oleh tembakan bola api Ruby ke daratan di tengah-tengah kerumunan massa Demihuman. Ledakannya membuka tanah lapang untuk Ruby mendarat. Dan setelah sukses mendarat, kami semua melompat turun dari punggung Ruby, kecuali Ren dan Grista yang disuruh Arka untuk hanya melihat saja.

Arka hanya melayang di udara pada jarak yang aman dari serangan Demihuman. Ia melihat ke bawah seakan kami dan para Demihuman adalah bidak catur yang sedang dimainkannya.

"Multiple Comet Cannon!" Sambil melompat, Syla menembakkan skill-nya ke arah barisan massa Demihuman.

Sebanyak lima tembakan yang bercahaya dan memiliki energi magic sangat besar ditembakkannya secara menyebar membentuk kipas. Ratusan Demihuman terpaksa menyerahkan nyawa mereka kembali ke alam.

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang