Ch. 36 - Neuron Domesticus

574 72 6
                                    

Hai. Saya sedang menggarap novel side project yang (sepertinya) tidak kalah seru dengan seri Isekai Medic and Magic.

BTW, saya sudah berusaha keras untuk mengedit semua typo selama ini sebelum saya publish. Tapi tetap saja masih ada typo bertebaran dimana-mana. Ujung-ujungnya... Fuck with those typos.

Happy Sunday morning!
Selamat membaca!
_____________________________________________

"Eh? Dimana kamu, Sylph?"

Aku bingung, wujudnya tak terlihat. Elemental Spirit memang sesuka hatinya saja. Kalau begini, berarti dia bisa menyerang kami, tapi kami akan kesulitan untuk menyerangnya...

Apa yang harus kulakukan?

"Meong... Meong..."

Ha? Suara kucing?

"Loh? Syla bawa Luminox?" Ren bertanya kepada Syla.

"Iyaaa... Kan nggak mungkin aku tinggalin lama-lama... Ya udah, kumasukin tas aja terus kubawa deh..." Jawab Syla.

Pantas saja ada suara kucing di puncak gunung ini. Luminox adalah monster berwujud seperti kucing yang pada bagian telapak kakinya dan ujung ekornya mengeluarkan cahaya putih. Monster kelas F yang sangat langka karena dulu sering diburu untuk dijual. Luminox cocok dijadikan hewan peliharaan rumahan. Dan harganya sangat mahal!

"Lu-Luminox???" Liv seperti tidak percaya mendengar bahwa Luminox dipelihara oleh Syla.

"Iya, Liv. Oh! Aku jadi inget! Ini kan kutangkep pas nyelametin kamu, Liv! Hahaha..." Jawab Syla.

"Ka-kamu bisa nangkep Luminox, Syl?" Tanya Liv lagi.

"Gampang aja, kok. Larinya nggak begitu cepat. Dan dia juga jinak."

"Haaaaa... Aku udah mengejarnya mati-matian tapi tetap nggak ketangkep. Malah ketemu monster... Dan semua pengawalku meninggal karena monster itu. Aku benar-benar ketakutan setelah melihat semua yang terjadi."

"Udah, sih... Nggak usah pake curcol segala..." Ujarku, bercanda.

"Apa sih, Arka! Nggak ada yang bicara dengan kamu juga!" Liv langsung menyemprotku.

Brengsek. Orang niatnya bercanda. Dia malah marah-marah. Memang, bercandaku kurang pas timing-nya. Ah bodo amat.

"Khiikkhhh!"

Tiba-tiba Luminox mendesis seperti seekor kucing yang sedang marah. Dia menatap ke suatu titik di arah belakang kiriku.

"Liv, Syla, Aesa, Fiana! Barrier keliling! Cepat!"

Entah kenapa, aku langsung refleks menyuruh empat orang gadis Mage itu untuk segera mendirikan barrier secepat mungkin.

"Castle of Refuge!"
"Castle of Refuge!"
"Angel's Embrace!"
"Castle of Refuge!"

Dalam sekejap, 3 lapis Castle of Refuge telah berdiri mengelilingi kami. Ditambah buff def dan mdef dari Liv. Lalu, sepersekian detik setelah itu, muncul serangan magic berelemen angin dari arah yang ditatap oleh Luminox tadi.

*ssiiifff siiff ssiif ssiiifff ssiiif ssiiff ssifff siiifff*

Seperti tembakan dari senapan mesin, magic angin berbentuk sabit yang mirip dengan Wind Blade namun jauh lebih besar ukurannya, menyerang kami secara bertubi-tubi.

*Krekkk... Krekrekkk... Krraangg..."

Castle of Refuge lapisan pertama telah jebol! Skill barrier tingkat tinggi tak kuat menahan serangannya walau 2 detik saja!

*Krekkk... Krreekk...*

Dan segera setelah itu, lapisan kedua tampaknya sudah mulai runtuh. Aku tidak bisa tinggal diam.

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang