Semoga chapter ini bisa cukup menghibur.
Silahkan vote dan komentar. Jangan buat saya bersedih, please!
Langsung saja dibaca. Kalian tidak akan mempedulikan coretan-coretan ini juga, kan...
_______________________________________"Aku datang!!!" Teriak Arka sembari terbang menerobos gesekan udara, lurus menuju Salamander.
Arka memilih untuk menempatkan keselamatannya sendiri di dalam situasi yang sangat berbahaya ini. Meskipun Syla sudah melarangnya berkali-kali, tapi Arka tetap teguh pada ucapannya. Dia akan bertarung melawan Salamander untuk mendapatkan Fire Crystal, Tanduk Salamander, dan Sisik Salamander yang berada pada kulit dahinya.
Sebenarnya, aku tidak mengerti kenapa Arka sampai senekat ini untuk mendapatkan semua itu. Apakah sepenting itu untuk mendapatkan keempat Pure Element Crystal ditambah bagian-bagian tubuh dari Salamander ini? Sampai-sampai dia mengambil resiko yang sangat besar. Aku tidak mengerti. Aku yakin Syla juga tidak mengerti dari ekspresinya tadi.
Di saat yang sama, aku melihat Syla sedang berusaha keras menahan sesuatu di dalam hatinya. Aku paham apa yang sedang dirasakan oleh Syla. Aku sendiri juga merasakan hal yang sama seperti yang dirasakannya kepada Arka saat ini. Tapi aku tahu tidak ada gunanya untuk melarang Arka sekarang.
*Shink shink tringg tiingg shink*
Arka berusaha menebas sisik Salamander sambil bermanuver terbang untuk menghindari serangan dari Salamander. Tapi yang kulihat, Arka tidak mampu menembus sisik keras milik Salamander.
Tadi aku tak mendengar Arka mengeluarkan skill Darkness Enhancement sebelum dia terbang menyerang Salamander. Mungkin karena itulah damage yang dapat diberikan Arka kepada Salamander tersebut menjadi tidak signifikan sama sekali. Arka menahan diri.
*Dhaakkk*
*Wuuuunnggg*
*BRRAAAKKK*"Ha!!! Selemah itu! Berani-beraninya kau mengaku sebagai Demon Lord!" Bentak Salamander.
Hal yang kutakutkan pun terjadi. Cambukan ekor Salamander berhasil menghantam keras bagian punggung dari Arka. Seketika pula, Arka terlempar dan terbentur keras ke dinding aula besar ini. Dinding batu tersebut hancur sebagian. Arka tertimbun di bawah tumpukan bongkahan batu yang pecah dari dinding itu.
Tanpa kusadari, kedua telapak tanganku mengepal sangat kuat hingga gemetar melihat pertarungan Arka melawan Salamander. Aku merasakan takut yang luar biasa. Seluruh uratku menegang karena rasa takut itu. Aku takut terjadi hal yang buruk hingga fatal kepada Arka.
Syla lebih lagi...
"Ar...ka... Tolong... Hentikan..." Syla berbicara pelan sambil mengalirkan air matanya melihat yang terjadi barusan, bahunya bergetar.
Ha? Pandanganku tiba-tiba jadi berpendar. Kelopak mataku menjadi berat dan terasa penuh. Dan kurasakan sesuatu membasahi pipiku. Aku... Hatiku menangis hingga air mataku tak mampu menahannya.
*Duaaarrrr*
"Haaaaaarrrrrggh!!! Darkness Enhancement!!! Heeyyaaaaaarrrrgh!!!"
Arka berteriak dan mengaktifkan skill Darkness Enhancement. Bersamaan dengan itu, bebatuan yang menimbunnya pun meledak berhamburan. Arka sudah tidak lagi menahan diri.
Ini berbahaya. Emosi seperti itu akan membuat Arka tidak mampu menahan diri pada titik tertentu. Terakhir kali dia seperti itu, berakhir pada hilangnya kontrol diri untuk membatasi kekuatan dark magic yang digunakannya.
"Arka! Udah! Jangan diterusin! Aku nggak mau kehilangan kamu!!!"
Syla berteriak sekuat tenaganya. Sampai urat lehernya dan pembuluh darah di kepalanya dapat terlihat jelas olehku. Pipinya yang telah basah kuyup oleh air mata itu menggambarkan betapa sakitnya perasaan Syla saat ini melihat semua yang sedang terjadi kepada Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Medic and Magic 2 : Diamond
FantasyStatus : Cerita Original, Tamat. Dewasa 18+, Aksi, Fantasi, Medis Volume 2 dari seri "Isekai Medic and Magic" Seorang Sarjana Kedokteran bodoh dan pemalas, kini sedang meniti karir di Guild Petualang untuk sekedar menikmati kehidupan keduanya di dun...