Ch. 34 - Febris Musculus

601 93 35
                                    

Asoy geboy besok sudah weekend! Tapi weekend mau apa ya... Yang penting weekend dulu!

Mari vote dan komentar! Selamat membaca~
_______________________________________

"Ugghh... Hhhoooaaaaahhhh... Udah pagi lagi rupanya..."

Pagi yang biasa. Tempat tidur di Kamar Tamu Istana Kerajaan Elysium yang biasa. Atmosfer yang biasa. Hanya hari lain yang biasa. Termasuk di dalamnya selangkangan yang biasa terpampang di depan mataku. Juga perempuan-perempuan setengah bugil yang biasa tidur di sampingku. Terakhir, jepitan pelukan dua buah payudara besar di kepalaku, yang juga biasa.

Oh, satu lagi. Pemberontakan Hercules Junior di dalam celanaku. Hanya hal biasa yang terjadi setiap pagi.

Demikian pagi hariku yang biasa-biasa saja. Hari ini, hari terakhir Support Magic Training Course bagi Liviara, Sang Putri Kedua Kerajaan Balvara. Hari ini akan diadakan Post-Test tertulis dan praktek. Lalu ditutup dengan seremonial penutupan acara. Setelah itu, kami bisa memulai perjalanan untuk mencari monster-monster Elemental Spirit.

*Dokdokdokdok!*

"Arkaaa banguuuun nanti kita terlambaaaat! Dasar pemalaaaasss!" Teriak seorang perempuan dari luar kamar.

"Buset... Pagi-pagi, mata masih belekan, titit masi ngaceng, udah digedor-gedor... Liviara kampret! IYAAA SABARRR, KELOMANG!!!"

"Loh, kok kelomang!? Kamu itu kebooo! Jam segini masih tidur!"

Aku merasa, semakin lama bersama kami, Putri culun ini semakin santuy saja. Gaya bahasanya yang formal dan agak sombong ketika kami pertama kali bertemu juga sudah berubah menjadi bahasa yang agak santai.

Ah apapunlah. Yang penting pekerjaan sudah hampir selesai. Setelah ini, kami akan langsung kembali ke Istana Kerajaan Balvara. Naik naga. Biar keren. Biar ditonton banyak orang. Biar semua orang tercengang dan ketakutan. Kalau mereka ketakutan, mereka tidak akan mengganggu dan membuatku repot. Rencana yang sempurna fufufu...

Gadis-gadis yang tidur berserakan di kasurku terbangun karena suaraku dan suara Liv barusan. Setelah itu kami langsung mandi. Aku mandi duluan. Setelah aku selesai, baru semua gadis ini mandi bersamaan biar cepat. Kenapa aku tidak mandi bersama dengan mereka? Karena, jelas, itu adalah tindakan asusila. Dan aku juga tidak kuat menahan tekanan darahku yang meningkat pesat karena melihat terlalu banyak perempuan bugil sekaligus.

Bukan aku lemah, ya! Aku hanya memiliki hidung yang tidak begitu kuat sehingga sering mimisan kalau itu terjadi. Jangan meremehkan Arkanava Kardia, kalian para petani miskin!

Setelah semua orang siap untuk berangkat, waktu dimulainya Post-Test sudah tinggal 2 menit lagi. Kami memang kesiangan karena tadi malam begadang nongkrong di salah satu bar di Kota Syndas.

"Udah jam berapa iniiii!?" Liv marah-marah karena dia sudah hampir terlambat.

"Iya... Iya... Santai aja. Kita pake Teleportation Gate aja."

"Telepo... Apa?"

"Udah manut aja, kelomang tanpa cangkang. Eh, tapi kamu nggak boleh cerita tentang ini ke ayahmu, ya. Ini aku lakukan karena memang kita telat akibat kesalahanku. Dan cuman sekali ini aja. Janji?" Aku meminta Liv berjanji, walaupun aku kurang yakin kalau dia akan menepatinya.

"Iya... Aku janji. Tapi itu tadi apa?"

"Teleportation Gate." Kuucapkan skill tersebut, dan muncullah gerbang magic di dalam kamar tamu ini.

"Itu? Apa itu? Kamu nggak mau menculikku, kan? Arka nggak mau mencelakaiku, kan?" Tanya Liv kebingungan melihat sebuah gerbang magic tiba-tiba muncul di hadapanku.

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang