Ch. 48 - Paronychia Chirurgis

678 88 8
                                    

Halo halo!

Anyway, selamat membaca dan jangan lupa vote.
_______________________________________

"Makasih, ya! Kalian berempat! Akhirnyaaaaa!"

Aku lega, akhirnya semua item yang kubutuhkan untuk membuat bow, dagger, dan armor, semuanya sudah kudapatkan. Tinggal memprosesnya saja.

"Y-Yang Mulia... Apakah cukup segitu saja? Aku bisa memberikan kedua tandukku dan bagian kulitku yang lainnya..."

"Udah cukup kok, Salamander."

Salamander, setelah ditendang oleh Syla dan pingsan, akhirnya sadar kembali dalam beberapa menit. Aku langsung palakin Pure Fire Crystal-nya dan bagian-bagian tubuhnya. Dan seperti tiga Elemental Spirit lainnya, Salamander juga mengucapkan sumpah setianya kepadaku.

A/N : Keempat kristal elemen itu, nama aslinya adalah Pure Element Crystal. Kalau saya ketik Water Crystal atau Wind Crystal, hanya untuk menyingkatnya saja. Yang benarnya adalah Pure Water Crystal atau Pure Wind Crystal, begitu juga untuk Earth dan Fire.

"Eh, ngomong-ngomong, gimana kabar Aesa dan yang lainnya, ya?" Tanyaku kepada Syla dan Ren.

"Oh, iya! Aku nggak pernah kepikiran mereka semenjak waktu Arka pingsan itu!" Jawab Syla.

"Gimana kalau Arka pake telepati Ruby?" Usul Ren.

"Ok. Ruby..."

"Siaaap, Arkaaa!"

Setelah Ruby mengaktifkan telepati kepada Lunar Eclipse, Aesa, dan Cyane, aku langsung menyapa mereka.

'Halo semuaaa! Semalam bobo dimana? Bobo sama siapa? Ngapain aja~?' Demikian telepatiku ke mereka semua sambil menyanyikan lagunya L*cinta L*na.

'Arkaaaa!'
'Kak Arka udah baikan?'
'Tuan Arka! Hamba rindu!!!'
'Arka, kami butuh bantuanmu segera!'

Suara Garen, meminta bantua  segera? Eh... Author ini benar-benar tidak memberiku kesempatn beristirahat setelah kelelahan bertarung dengan Salamander...

'Kalian dimana?' tanyaku

'Kami di dekat perbatasan utara Kerajaan Elysium yang berbatasan dengan Kerajaan Krauzer.' Jawab Garen.

'Ok, kami kesana.'

Mereka sedang kesulitan? Bagaimana bisa? Bukankah Cyane dan Aesa sudah sangat kuat?

Aku tidak tahu detail yang terjadi. Tapi yang jelas aku harus segera kesana. Sepertinya mereka sedang dalam kesulitan.

"Yok kita bantuin mereka." Aku mengajak yang lainnya.

"""Ok.""" Ren, Syla, dan Ruby menjawab serentak.

"Kalau begitu, kami mohon izin dulu, Yang Mulia. Tapi, kapanpun Yang Mulia membutuhkan kekuatan kami, tinggal sebut saja nama kami, maka kami akan langsung datang." Jelas Sylph dengan nada bicara yang sangat sopan.

"Ok. Kalo gitu, mohon bantuannya nanti."

"""Baik, Yang Mulia Arka!"""

Keempat Elemental Spirit itu lenyap entah kemana. Kamipun tak bisa membuang-buang waktu. Aku segera mengktifkan Teleportation Gate menuju Istana Kerajaan Elysium.

Berbincang sejenak dengan Ratu Marca untuk mengetahui gambaran umum dari situasinya sekaligus minta petunjuk arah. Tak lama, kami langsung terbang menuju lokasi Aesa dan lainnya.

Terbang dengan kecepatan penuh, dalam waktu 10 menit kami sudah tiba di lokasi. Lokasi peperangan antara manusia melawan monster dan Demihuman. Banyak sekali monster-monster besar yang menyerang. Dan aliran datangnya monster tambahan menuju medan perang juga sangat deras dan tak ada habisnya.

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang