K-k-kakak... Si-silahkan vote, yahh... J-j-jangan lupa k-komen...
Se-selamat membacaa!
Note:
1. Saya ganti username menjadi FranticDoctor. Demi alasan kemisteriusan. Tsssaaahhh~
2. Saya tidak bisa vote cerita saya sendiri. Terakhir bisa vote cerita sendiri itu hanya sampai chapter belasan di volume 1. Setelah itu tidak bisa lagi. Kenapa, ya?
_______________________________________"Syla, Ren, Aesa, Grista... Malam ini kita meeting internal!"
"Kenapa hamba tidak diajak meeting, Tuanku?" Tanya Cyane kepada Arka.
"Karena kamu monster. Meeting ini cuman antara aku dengan manusia perempuan dan Demihuman perempuan. Sedangkan monster itu memiliki pandangan hidup yang nggak manusiawi."
"Arka, aku kan juga manusia perempuan? Kenapa nggak diajak?" Fiana protes.
"Garen, apa benar Fiana itu perempuan?" Tanyaku dengan ekspresi serius kepada Garen, menanggapi protes Fiana.
"Bukan! Fiana itu sama sekali bukan perempuan, Arka! Jangan terjebak tipu muslihatnya!" Jawab Garen dengan tatapan sangat serius.
"Hm. Fiana, OUT !!!" Ucapku dengan lantang.
"Hm!" Garen mengacungkan jempol kepadaku.
"T-tapi... Aaaarrrggghh Garen brengsek kurang ajaaarrr!!!" Fiana berteriak dan memukul-mukul Garen, tapi Garen diam saja, masih memasang wajah serius.
Aku tidak bisa menghadapi ujian berat dari Ratu Marca ini sendiri. Aku tidak pernah bisa memahami perasaan dan pikiran wanita kecuali mereka menyampaikannya dengan tegas dan jujur di depan wajahku.
Ratu Marca memintaku untuk membantu Liviara, Putri Kedua Kerajaan Balvara, agar mampu bersosialisasi dengan teman sebayanya seperti orang-orang pada umumnya. Sekilas didengar, seperti bukan masalah yang berat seperti melawan 10 ekor Tiamat sekaligus.
Tapi, target operasi kali ini, yaitu si Tuan Putri Liv itu, memiliki kepribadian yang sangat buruk. Sama sekali tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Mungkin, prinsip hidupnya itu: Aku adalah Putri Raja, dan Putri Raja harus selalu diperlakukan selayaknya Putri Raja.
Menurutku, Liv itu sama sekali tidak memiliki kerendahan hati, apalagi keramahan kepada sesama.
Lunar Eclipse dan Aesa sudah menyelesaikan salah satu Misi Plat Gold yang mereka ambil kemarin. Jadi, aku juga mengajak Grista dan Aesa untuk ikut meeting.
Aku menjelaskan apa yang kulihat dan kuperhatikan dari Liv seharian kemarin. Karena sifat, sikap, dan kepribadiannya membuatnya tidak ada teman sepanjang pelatihan berlangsung. Bahkan, di saat Pengajar menyarankan untuk latihan berkelompok, tidak ada yang mau sekelompok dengannya.
"Jadi... Kalau dipikir-pikir, sikap Liv terhadap sebayanya dengan sikap Liv terhadap kita, terutama Arka, itu sama, ya?"
"Nah! Bisa dibilang gitu, Ren." Kataku.
"Hee... Ada ya bocah kayak gitu? Padahal, aku sendiri malah pengen punya banyak temen loh... Bosen tau kalau ngapa-ngapain cuman sendirian aja di istana."
"Kalo dibandingin kamu, Syl, aku bisa bilang kalian itu bertolak belakang banget dalam hal ini."
"A-Aesa juga mau punya teman banyak... T-tapi kalau harus memulai obrolan, Aesa m-malu..."
"Malu, ya... Ok, malu. Aku catet dulu faktor yang satu ini. Walaupun si Liv nggak keliatan kalo dia sedang malu pas bertingkah angkuh itu. Tapi makasih masukannya, Sa. Menurut kalian, apa lagi kira-kira penyebab anak gadis seusia itu bisa begitu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/204724850-288-k575466.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Medic and Magic 2 : Diamond
FantasyStatus : Cerita Original, Tamat. Dewasa 18+, Aksi, Fantasi, Medis Volume 2 dari seri "Isekai Medic and Magic" Seorang Sarjana Kedokteran bodoh dan pemalas, kini sedang meniti karir di Guild Petualang untuk sekedar menikmati kehidupan keduanya di dun...