Ch. 5 - Lunar Atrium

984 83 8
                                    

Halo pembaca! Jangan malu-malu kalau mau vote dan komentar...

Selamat membaca!
_______________________________________

Ahhh... Selalu. Selalu saja seperti ini. Apakah di jidat kami ada tulisan 'silahkan ganggu kami'? Kenapa semua orang selalu mengganggu dan menggoda gadis-gadisku?

Baik di Dranz maupun di Arvena, kejadiannya selalu begini. Dan ujung-ujungnya, kami selalu menghajar semua orang yang mengganggu kami.

Tapi, aku tidak mungkin berdiam diri dihina dan melihat mereka diganggu, bukan? Lebih tepatnya, aku tidak bisa hanya diam saja.

"Hahhh!!!" Teriak orang itu sambil melepaskan pukulannya tepat ke wajahku.

Mataku sama sekali tidak berkedip melihat pergerakan tangannya. Bahkan, dengan Agi lebih dari 270 poin, aku bisa melihat pergerakannya dalam slow motion. Agi orang ini rendah sekali. Mungkin dia hanya melatih Str dan Vit saja selama ini. Untuk apa Str dan Vit tinggi jika pergerakan lambat? Tinggi baginya juga tetap rendah bagiku, sebenarnya.

Kali ini, kubiarkan supaya situasinya jelas bahwa dia yang memulai duluan. Kulihat saja pergerakan slow motion pukulannya.

*Praakk!*

Dan ketika kepalan tangannya sudah berjarak sejengkal dari wajahku, ada telapak tangan orang lain yang menangkapnya dan menghentikan momentum pukulannya.

"Oh, Garen. Tolong diurus ya. Aku males ngotorin tanganku dengan darah dari makhluk rendahan seperti kecoa itu." Kataku sambil ngeloyor dan menjauhi lokasi kegaduhan dengan cuek, menuju Papan Misi Plat Gold bersama 3 gadisku.

"Apa kau bilang!? Kecoa!? Sini kau! Biar kutunjukkan bagaimana rasanya dipukul kecoa!"

"Baik, Arka... Tuan, hentikan. Jangan menggunakan kekerasan. Dari yang kulihat, Tuanlah yang salah dari awal karena telah mengganggu mereka."

"Hey! Mau kemana kau!?"

"Bye." Ucapku sambil melambaikan tangan tanpa menoleh, supaya dia tambah kesal.

"Kau! Siapa kau! Mau kuhajar juga, hah!?" Orang itu membentak Garen.

"Sudah, Tuan. Hentikan!"

"Kau-! Ugh! Lepaskan! Uggh!" Teriak orang berbadan besar itu sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Garen.

"Tidak akan kulepaskan jika Tuan tidak menahan emosi."

"Ugh! Kurang ajar! Mau cari ribut juga rupanya kau! Rasakan ini! Haahhh!!!"

Setelah gagal melepaskan tangan kanannya dari cengkraman Garen, ia mengayunkan pukulan tangan kirinya ke wajah Garen. Dan, ya. Mereka pun bertarung.

Garen hanya menghindar dan bertahan saja, sedangkan orang itu terus menyerang Garen.

"Gorg!"
"Hey kau!"

Dua Petualang Plat Gold lainnya yang sepertinya merupakan teman dari orang itu ingin membantu, tapi...

"Biarkan mereka." Bisik Lukas sambil menempelkan daggernya di leher salah satu teman orang itu.

"Kalo aku jadi kau, aku nggak akan ikut campur." Kata Fiana dengan senyuman mengejek sambil menempelkan kristal merah yang terdapat pada ujung gagang daggernya, Blood Fang, yang sudah bersinar terang itu, pada area kemaluan teman orang itu yang satunya lagi, siap untuk menembakkan magic.

Fiana dan Lukas dengan cepat menghentikan mereka sebelum mereka sempat bertindak. Tidak ada yang mengganggu Garen dan orang itu bertarung. Namun, akhirnya dia kelelahan dan mencari alasan untuk menghentikan pertarungan dengan Garen lalu pergi meninggalkan aula Guild Pusat. Tipikal pecundang.

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang