Ch. 4 - Laceratum Profunda

1.4K 93 8
                                    

Halo Pembaca! Kalau suka ceritanya, silahkan klik VOTE ya... Terimakasih.

Selamat membaca!
_______________________________________

"Hooooaaaaaahhhhhh~"

Pagi yang cerah... Tubuhku terasa bugar. Jiwaku terasa penuh. Aku sedang tidur telentang di kasur bersama seorang wanita tanpa busana yang memelukku dalam tidurnya. Syla masih terlelap dengan damai.

Setelah shopping pakaian biasa kemarin, kami langsung mencari penginapan dan memutuskan untuk menginap di Jungle Paradise, salah satu Love Hotel di Kota Arvena yang bernuansa rimba.

Dan tadi malam, adalah malam yang tak akan pernah dapat terlupakan olehku dan Syla. Malam dimana Syla mempersembahkan seluruh jiwa dan raganya hanya untukku.

Sepertinya, tidak salah jika saat ini kusebut bahwa aku dan Syla sudah resmi berpacaran? Tapi di dunia ini tidak ada istilahnya pacaran. Untuk hubungan antara dua makhluk, hanya ada istilah teman dan pernikahan.

Tapi aku akui, perasaanku kepada Syla jauh berbeda dengan perasaanku kepada Ren dan Ruby. Entah apa yang berbeda, tapi bagiku, Syla adalah prioritas utama di antara lainnya.

Mungkin, aku tidak tahu pasti, ini adalah yang membedakan perasaan sekedar sayang dengan perasaan cinta? Aku sungguh buta akan hal ini. Karena di kehidupanku yang sebelumnya, aku sudah menjomblo selama aku hidup. Dan memang aku hanya tertarik pada karakter wanita 2D sebelum dikirim ke dunia ini.

"... Sylaria..."

Tak sadar terucap namanya olehku sambil melamun. Entah kenapa, mengucapkan namanya saja bisa membuat dadaku serasa campur aduk. Rasa hangat, ngilu, geli, sesak, berdebar, bahagia, cemas, geram, rindu, dan entah apa lagi, semua bercampur jadi satu.

Melihat wajah tidurnya yang polos sambil ia menjadikan lenganku sebagai bantalnya. Muncul perasaan yang membuatku gregetan. Rasanya, ingin... Ingin ku... Apa ya? Perasaanku sekarang sungguh tak dapat kuungkapkan. Abstrak dan meledak-ledak.

"Mmhhh..."

Seakan sengaja menggodaku, Syla melenguh manja sembari mengeratkan pelukannya. Aku benar-benar telah dijadikannya sebagai bantal guling manusia. Tapi, aku senang. Aku merasa bahagia. Kalau aku bisa menghentikan waktu, rasanya ingin kuhentikan waktu ini agar aku dapat berlama-lama menikmati momen ini.

Wajahnya yang menghadap aku. Hembusan nafas ritmis yang lembut. Bibirnya yang sedikit terbuka. Payudaranya yang tumpang tindih itu mengintip dari balik selimut yang kami gunakan berdua. Halusnya paha dan lengan Syla yang memelukku.

Aku, tidak akan pernah meninggalkanmu, Syla. Mungkin aku akan membuatmu marah, mungkin aku akan membuatmu kesal, mungkin aku akan membuatmu sedih. Tapi aku tidak akan meninggalkanmu.

*Tok tok*

Hah! Di saat aku sedang menikmati situasi ini...

*Tok tok tok*

"Arka? Syla? Udah bangun?"

Hmm... Aku mau pura-pura tidur saja. Kalau Ren, pasti dia mengerti.

"Mmhhh... Ren?"

Ah! Kenapa Syla malah bangun dan menjawabnya...

"Iya, ini aku. Yuk ke sebelah kalau udah siap ya... Makanan udah siap.

"Okaaay~ Hhooaahhh..." Jawab Syla, lalu menguap.

"Mmmhhh!"

Kupeluk erat Syla. Aku gemas melihat Syla yang ngulet, langsung saja kupeluk.

"Fufufu... Arkaaa..."

Kenapa!? Kenapa pagi ini Syla begitu menggemaskan!? Aaaaaaaa!!!

"Cupps cupps"

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang