Ch. 40 - Bronchus Epilepticus

650 108 22
                                    

Apa!? Baca-baca doang kaga mau vote!? Apa sih susahnya vote woi! Tinggal klik tombol di bawah doang! Baca doang lu!? Gua tampol ni! Udah 2020 tingkah lu kaga berubah!

Ya udah terserah lu dah!

#Awali2020DenganMarah

FYI, saya sudah publish novel side project yang berjudul ISEKAI GOD AUTHOR. Mohon saran dan kritiknya.

_______________________________________

"Arkaaa... Akhirnya kamu banguuun! Aku cemas! Kamu jahat udah bikin aku khawatir selama ini! Udah sebulan kamu cuman tidur aja, sayaaang!"

Syla malah marah-marah kepadaku padahal aku baru saja bangun dari peristirahatan panjang. Aku baru bisa membuka mataku dan sedikit menggerakkan tubuhku. Semuanya masih terasa sangat lemah. Mungkin karena terlalu lama tidur.

Mungkin Syla marah karena meluapkan semua perasaan cemas dan khawatir di dalam hatinya. Ternyata, sudah sebulan aku hanya terbaring tidak sadarkan diri. Tidak terasa. Padahal aku hanya merasa waktu yang berlalu hanya sebentar saja saat berbicara dengan Dewi Nyx.

"Maaf, Syla... Udah bikin kamu cemas selama ini..."

"Reeen! Reeeeennnnn! Arka udah banguuun! Rubyyyy!"

Syla memanggil Ren dan Ruby, tidak memperhatikan permintaan maafku. Sepertinya permintaan maafku tidak penting baginya. Mungkin untuk Syla, kesadaranku ini lebih penting dari segala hal lain yang terjadi di dunia ini.

"Uuuhhh..." Aku mencoba bangun untuk duduk di atas kasur.

"Eh, Arka, biar aku bantu!" Melihatku kepayahan, Syla langsung merangkulku dan membantuku untuk bangun.

"Arka!? Arka udah bangun!?" Ren langsung berlari ke ruangan ini setelah mendengar teriakan Syla.

"Arkaaaa! Ruby kangennn!" Ruby menyusul di belakangnya.

"Ah... Kalian... Maaf ya udah bikin kalian khawa-- aww aww pelan-pelaaan! Hehehe..."

Mereka bertiga langsung memelukku tanpa menghiraukan apa yang ingin kuucapkan. Sambil memelukku, mereka bertiga pun menangis. Tangis bahagia? Mungkin.

Beruntungnya aku memiliki wanita-wanita seperti ini di dekatku...

"Arka laper?" Tanya Syla.

"Oh, iya! Sebentar aku ambilkan bubur dulu!" Ren langsung berlari keluar untuk mengambilkanku makanan.

"Ayo, Arka! Kita jalan-jalan!" Ajak Ruby penuh semangat.

"Hehehe..." Aku hanya bisa tertawa lemah.

"Ruby... Arka kan baru sembuh... Biar dia istirahat dulu..." Ujar Syla menanggapi Ruby.

"Yaaahhh... Ya udah deh besok-besok aja jalan-jalannya. Arka harus istirahat dulu, ya..."

"Sabar ya... Nanti kita semua jalan-jalan bareng. Ruby belum pernah keliling di area Kerajaan Acresta, kan?"

"Iyaa... Ruby pengen jalan-jalan!"

"Nanti yaah..."

Syla, Ren dan Ruby, apakah selama sebulan ini mereka hanya menungguiku saja? Bahkan Ruby belum pernah jalan-jalan keliling wilayah Kerajaan Acresta selama aku tertidur.

Maafkan aku karena sudah merepotkan kalian...

***

"Lunar Eclipse... Dan sebagian Dark Edge... Kami membutuhkan bantuan kalian. Karena serangan dari Kerajaan Krauzer kali ini berbeda dari sebelumnya. Entah bagaimana, mereka bisa bekerjasama dengan para monster dan Demihuman. Saat ini, peperangan sudah pecah di wilayah perbatasan. Dan pasukan kami sedang dalam kondisi kalah. Tidak lama lagi, mereka akan berhasil menembus garis depan pertahanan Kerajaan Elysium. Dan jika itu terjadi, maka penduduk sipil yang berada tidak jauh dari daerah perbatasan akan ikut menjadi korban..."

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang