Ch. 22 - Sclera Icterus

726 90 19
                                    

Halo Pembaca! Vote dan komentar, ya... Jangan pelit-pelit, tombolnya ada di bawah hehe...

Selamat membaca!
_______________________________________

"Kami menginginkan rekomendasi dari Yang Mulia agar kami bisa mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat Petualang tanpa harus menyelesaikan 20 Misi Plat Gold. Dan kami juga menginginkan uang sebanyak yang menurut Yang Mulia sendiri merupakan jumlah yang pantas atas jasa kami menyelamatkan nyawa Tuan Putri." Jawab Arka dengan senyum yang bisa diinterpretasikan menjadi bermacam-macam makna.

"Hmm... Permintaan seperti ini yang cukup menyulitkan. Terkait rekomendasi, tidak masalah. Tapi memberi uang dengan jumlah yang pantas, ini yang sulit hahaha..." Kata Raja Arthos.

"Tentunya Yang Mulia tidak akan menilai nyawa Tuan Putri dengan begitu rendah, bukan?"

"Ya. Itulah poin tersulitnya... Baiklah. Nanti akan ada orang yang akan datang memberikan uang kepada kalian. Untuk malam ini, bagaimana kalau menginap di istana dahulu? Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan nanti malam."

"Terima kasih, Yang Mulia. Kami akan dengan senang hati menerima tawaran Yang Mulia." Jawab Arka sambil sedikit membungkuk.

"Baiklah. Sepertinya kalian sudah lelah, silahkan beristirahat dahulu. Pelayan, antarkan tamu kita ke kamar tamu VIP." Perintah Raja.

Kami diantar menuju sebuah bangunan terpisah yang berada di samping istana, melalui jalan setapak yang sudah dilapisi marmer dan diberi kanopi yang menghubungkan istana dengan bangunan kamar-kamar tamu ini.

Kami diberikan sebuah kamar tamu yang katanya adalah kamar tamu VIP.  Kamarnya sangat luas, seperti penthouse. Dan, ada bak mandi yang sangat besar. Mungkin, kami semua bisa mandi bersama di dalam bak mandi itu. Tapi, aku tidak akan melakukan itu. Ya, itu adalah tindakan asusila. Aku tidak akan...

"Yuuuk! Kita mandi bareng semuanyaaa!" Syla mengajak kami semua mandi.

"Aku, nggak. Kalian aja duluan sana. Aku ada urusan benta--"

"Aaaaahhh... Nggak ada cerita! Ayo masukkk!" Syla tidak memberikanku kesempatan untuk beralasan, langsung menarikku ke kamar mandi.

"Yuhuuu! Mandi sama-sama semuanyaaa! Seruuuu!" Ruby juga kelihatan bahagia.

"Hihihi... Apa yang akan terjadi di kamar mandi, yaa... Aku penasaran!" Ucap Ren dengan wajah sedikit nakal.

"Hahh... Hahh... Mandi dengan Tuan Arka... Aku... Aku gosok punggungnya ya Tuan Arka... Hahh... Hahhh..." Cyane berbicara sendiri sambil menarikku.

"Ja-jangan paksa aku... Ahhh! Aaaaaah~" Aku berusaha menolak, tapi tidak dengan sekuat tenaga.

Pastilah aku menolaknya. Karena ini asusila. Aku tidak boleh melakukan asusila. Tapi... Apa boleh buat... Mereka berempat memaksaku yang hanya sendirian dan tak berdaya. Aku juga tidak ingin terlalu melawan karena bisa beresiko mencederai mereka.

"K-K-Kak Arka... Mandi bareng... Ta-tapi aku... Ma-ma-maluuu..."

"Aesa nggak usah malu... Persiapan, kan katanya Aesa calon istrinya Arka... Hehehe..." Kata Syla sambil menarik tangan Aesa.

"Iya, Aesa... Biar nggak malu-malu lagi kalau sama Arka..." Ren menambahkan, sambil menarik tangan Aesa yang satu lagi.

Mereka berdua... Mau merusak keluguan anak gadis yang masih polos ini? Mereka... Mereka ini... Memang setan berbulu domba.

"Ng-nggak... A-aku malu, Kak Syla, Kak Ren! Kyaaaaa~"

Tapi mereka sama sekali tidak mempedulikan penolakan dari Aesa. Akhirnya, kami mandi berenam.

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang