Ch. 10 - Hydro Nocere

832 94 27
                                    

Halo.

Baca. Vote. Komen.

Gitu aja.
_______________________________________

"Waaaaaaahhh gedeeee!"

"Iya, Ruby, kapalnya gede yah..."

"Iya, segede harga tiketnya."

Tadi siang, Aesa akhirnya terbangun karena kelaparan. Syla memberikannya makanan yang sudah dibeli dari pagi, untungnya tidak basi. Gadis bertubuh kurus dan berambut hitam kebiruan itu makan dengan lahap. Dia makan banyak sekali, hingga perutnya buncit dan sejajar dengan dadanya yang masih belum ranum itu.

Kondisi mental Aesa sudah berangsur-angsur membaik. Tapi kami harus selalu mengajaknya berkomunikasi dan beraktivitas bersama, agar tidak kembali teringat traumanya. Kami mengobrol hingga sore hari, lalu bersiap untuk berangkat menuju dermaga.

Aku juga menyempatkan untuk membuat pakaian ketat dengan Darkness Creation untuk dipakai di balik pakaian biasa yang akan kami kenakan. Kupastikan teksturnya sangat nyaman dipakai dan sangat melar. Aesa juga kubuatkan 2 buah, 1 dipakai dan 1 lagi untuk stok.

Tujuannya, agar kami tetap aman seperti memakai armor walaupun penampilan kami santai. Karena, walaupun lembut dan bisa melar jika digunakan, pakaian tersebut memiliki def dan mdef yang luar biasa tinggi dalam hal menahan serangan musuh baik fisik maupun magic. Sebab, bahaya bisa mengancam kapanpun.

Untuk modelnya, kubuat seperti pakaian menyelam lengan pendek yang menutupi seluruh leher dan hanya hingga 20 cm di atas lutut. Tidak terlalu mengganggu penampilan karena mudah ditutup dengan pakaian santai. Dan, yang paling penting, mampu melindungi bagian-bagian vital dari tubuh kami.

Alasan sampingannya adalah, agar pantat dan payudara gadis-gadisku tidak bisa diumbar. Bagian-bagian itu kubuat agar tertutup rapat. Mereka tidak boleh protes. Karena aku merasa cemburu setiap kali bagian erotis mereka dilirik oleh pria-pria mesum hidung belang. Walaupun aku juga mesum, tapi kupastikan hidungku hanya 1 warna.

Aku mewajibkan mereka untuk selalu memakai itu. Bagusnya, tidak ada satupun dari empat gadis itu yang protes. Mereka memang tahu cara membuat perasaanku puas dan lega. Penampilan seksi tidak mesti membuka hampir semuanya, kan? Setidaknya itu yang ada di pikiranku.

Dan sekarang, kami sudah berada di atas kapal pesiar yang sangat besar. Ruby yang sudah berwujud 100% manusia, berteriak kegirangan sambil berlarian keliling geladak utama kapal pesiar ini. Di atas kami, adalah langit malam bertabur bintang.

Kami membeli tiket VIP untuk berlima seharga total 500 Balvaran Gold (BG). Mahal? Ya. Mampu bayar? Jelas. Kami orang kaya. Bahkan, kami bisa membayar untuk 1.000 kali perjalanan ini dan masih punya banyak uang.

Terimakasih pada Vioraze, Sang True Dragon of the Darkness. Karena setelah kami menaklukkan Undead Tower, dialah yang memberikan kami banyak sekali hadiah perhiasan dan kristal yang harganya selangit.

Penumpang VIP tempat akomodasi yang luas. Lengkap dengan perabotan selayaknya apartemen mewah 2 kamar. Setiap kamar terdapat kasur king size yang sangat empuk. Lengkap dengan bantal dan guling berisi bulu angsa...atau sejenisnya. Masing-masing kamar, ada kamar mandinya sendiri.

Posisi kamar VIP adalah di dek nomer 2 paling tinggi. Dek tertinggi merupakan kelas VVIP. Kami tidak membeli kamar VVIP karena menurutku tidak worth it. Aku punya banyak uang, tapi sebisa mungkin aku tidak mengeluarkan uang untuk yang tidak worth it.

*Boooooonnn*

Suara klakson kapal terdengar nyaring. Menandakan bahwa kapal akan mulai berlayar. Kamipun merasakan perlahan kapal ini bergerak menjauhi dermaga. Dan kami segera masuk ke kamar untuk beristirahat. Karena udara malam di atas geladak kapal juga lumayan dingin.

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang