Ch. 41 - Diagnosis Percutaneous

885 80 2
                                    

Halo! Lalalalalanjuuuut! Hiiiiihaaa! Woohooo! Volume 1 jumlah view-nya sudah 10k!

Jadilah orang baik yang selalu vote cerita yang disukai.

Sebenarnya, sempat terpikirkan untuk mencoba mengirim naskah novel ini ke penerbit. Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, saya terlalu malas untuk melakukannya. Jadi, biar dinikmati orang-orang secara gratis di Wattpad sajalah. Saya tidak rugi juga, karena saya sudah mendapatkan kepuasan tersendiri dengan menulis cerita ini.

Selamat membaca!
_______________________________________

"Fuuu~ haaaahhh! Badanku udah fit lagi! Yuk, kita jalan-jalan!" Ajakku.

"Yeeeee! Jalan-jalan~~ jalan-jalan~~" Ruby berlarian keliling kamar sambil menari-nari entah gaya apa.

Sudah lima hari berlalu semenjak aku terbangun dari peristirahatan panjang. Sekarang, tubuhku sudah terasa bugar kembali. Dan aku juga merasakan kekuatan dark magic yang dapat kukendalikan sudah semakin besar jumlahnya. Perkataan Dewi Nyx memang benar tentang ini. Eh, dia memang tidak pernah berbohong kepadaku.

Hari ini aku akan mengajak Ruby, Syla, dan Ren untuk jalan-jalan. Kasihan mereka hanya menunggu dan menjagaku selama sebulan lebih ini. Mereka juga butuh refreshing. Untung mereka memiliki status Vit yang tinggi, jadi tidak ada satupun yang jatuh sakit.

"Arka beneran udah fit?" Tanya Syla masih sedikit cemas.

"Udah dooong! Nih!" Kataku sambil memfleksikan lenganku untuk menunjukkan otot bisep milikku yang secara fisik sama sekali tidak besar, kecil malah.

"Ah, otot cupu aja banyak gaya..." Syla mengejekku sambil bercanda.

"Arka... Kita sarapan dulu baru jalan-jalan, ya..." Ren berkata sambil berjalan masuk ke kamarku membawa sarapan.

"Makasih, Ren. Kamu imut deh!"

"Uu... J-jangan gitu ah..." Ucap Ren yang masih lemah terhadap pujian dariku.

"Aku? Aku gimana?" Syla tidak mau ketinggalan.

"Syla........"

"Hmmm??"

"Bau."

"Ha?? Se-serius!? Ketekku, ya!? Atau, rambutku!? Padahal aku udah mandi pagi... Ya udah, aku mandi lagi kalo gitu!"

"Eit eit! Nggak, kok... Becanda... Hahaha!"

"Arka jelek ngeselin bangkeee!" Kata Syla, cemberut.

"Hm! Syla juga imut kalo ngambek! Hahaha!" Ucapku, mengangguk.

"Ah tau ah bodo aaah! Aku ngambek pokoknya!"

"Ya udah sono ngambek."

"Lah!? Arka iiiihh rayu dooong!"

"Males gilaaakk... Mana sarapannya, Ren? Yuk buruan sarapan biar cepet jalan-jalan!"

"Jangan cuekin akuuu! Arka jahaaat!"

"Hihihi... Iya ini Arka..." Ren tersenyum sambil memberikan porsi sarapanku.

"Ruby juga mau makan cepet-cepet biar langsung jalan-jalan yeeey!"

Kami sarapan berempat. Lalu bersiap-siap keluar dari Istana Kerajaan Acresta untuk cuci mata ke area kerajaan di luar istana. Tapi, sebelum itu kami bertemu dengan Raja dan Ratu dulu. Mereka tampak senang karena diriku sudah kembali terlihat bugar.

Kami berbincang-bincang sejenak tentang hal-hal yang telah kami alami selama kami meninggalkan Kerajaan Acresta dulu, sampai sekarang. Cerita-cerita singkat saja, tidak sampai setengah jam, lalu semua selesai. Namun, sebelum kami berpamitan untuk keluar istana seharian, Raja Rubion mengajakku berbicara empat mata.

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang