Ch. 27 - Ophthalmus Teres

707 86 66
                                    

Yo! Vote dan komen yo yo!

Mohon kritik dan sarannya! Selamat membaca...

Note: Author-nya hari ini sedang bad mood. Jangan macem-macem. Bacok lu ntar.
_______________________________________

"Waaaaaaaaahhhhh!!! Indahnyaaaaaaaa!!!"

Putri Liviara terkesima melihat pemandangan di bawah, dari atas punggung Ruby yang sedang terbang tinggi ini. Wajahnya berseri, senyum manis tak pernah luntur dari wajahnya.

Karena, baru kali ini Liviara melihat pemandangan dari ketinggian seperti ini. Memang, sebelumnya dia sering melihat pemandangan dari puncak tower istana. Tapi, berada di punggung naga raksasa yang sedang terbang seperti ini, berada di level yang jauh berbeda.

"Liv, pernah megang awan?" Tanya Arka.

"Belum... Eh!? Kenapa kau tidak memanggilku Tuan Putri!? Tahu diri, rakyat jelata!"

"Hahh... Aku nggak peduli dengan status ataupun titelmu. Buatku, Liviara itu cuman anak manja yang rapuh tapi angkuh dan sombong karena ngerasa dirinya Tuan Putri. Di belakang Raja Arthos, jangan harap aku manggil kamu Tuan Putri."

"L-lancang! Aku akan mela--"

"Udah diem berisik! Mau megang awan, nggak?"

"Huh! B-baiklah kalau kau memaksa. Asal kau tahu, aku tidak pernah memintanya, ya!" Bentak Liviara sambil melipat tangannya dan memalingkan wajahnya yang sedikit diangkat.

"Ruby!"

"Grrraaaarrr!" Ruby bersuara sambil menukik ke atas menuju awan.

"Wa-wa-wa-wa-waaa! Jatuh! Aku jatuh! To-toloooong!" Liviara menjerit dan menutup matanya ketika Ruby mendaki langit dengan tajam.

"Oi oi bawel. Nggak bakalan jatuh kok. Udah pake pengaman kan... Buka matamu, Liv!" Kata Arka sambil menunjukkan pengaman di kursi penumpang.

Aesa sudah bisa mengeluarkan magic tanah tingkat tinggi, Earth Manipulator. Dengan skill magic tanah itu, ia membuat kursi yang sudah memiliki pengaman untuk diletakkan di punggung Ruby, sesuai dengan arahanku.

Seperti pelana naga, kursi itu diikatkan melingkar ke dada dan perut Ruby dengan menggunakan magic tanah juga. Jadi, tidak mungkin penumpangnya bisa jatuh walaupun manuver terbang yang dilakukan Ruby sangat ekstrim.

"Ini... Awan... Sungguh berbeda dari yang kubayangkan... Kupikir, selama ini, awan itu adalah gumpalan yang menyerupai kapas... Ternyata... Awan adalah kabut yang tebal... Menakjubkan..." Kata Liviara setelah membuka matanya dan merentangkan kedua tangannya.

"Liv, kami belum memperkenalkan diri..."

Aku melenyapkan Lucifer Mode-ku.. Aku juga menyuruh yang lainnya untuk melepas Fallen Exoskeleton mereka.

"Te-ternyata kalian..." Liviara agak kaget setelah melihat wajah kami.

Lalu aku memperkenalkan diri, kemudian memperkenalkan seluruh anggota Dark Edge dan Lunar Eclipse kepada Liviara. Dari wajahnya, aku bisa menilai bahwa dia kesulitan dalam mengingat nama kami. Aku tidak menyalahkannya. Tapi perlahan-lahan dia pasti bisa mengingat nama kami semua.

Setelah selesai memberikan 'tamasya langit' kepada Liviara, aku memerintahkan Ruby untuk terbang dengan kecepatan penuh. Syla langsung mengaktifkan skill magic Castle of Refuge, agar kami tidak diterpa angin kencang.

Selama penerbangan, Liviara terlihat sangat menikmati pemandangan yang berganti secara perlahan di bawahnya. Ruby sengaja tidak terbang lebih tinggi dari awan agar dapat menikmati pemandangan.

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang