Ch. 30 - Articulatio Minimi

711 92 29
                                    

Para Pembaca~
Bapak-bapak, ibu-ibu, semua yang ada di sini~

Maafkanlah Author-nya agak buntu di beberapa chapter belakangan ini~

Tapi berhubung besok libur dan entah kenapa kerjaan jadi santai, hari ini updatenya bisa lebih cepat.

Vote dan komentar ya!
Selamat membaca!
_______________________________________

"Wah, hari ini libur training-nya..."

"Iya, Ar. Karena yang kemaren, ya..."

"Ho'oh, Syl. Lebay banget mereka..."

"Wajar, Arka... Karena banyak korbannya, jadi panitia harus menunda kegiatan training dulu untuk mengevaluasi dan investigasi permasalahannya." Jelas Ren.

"Nggak apa-apa, deh. Jadi, hari ini... Liv."

"He? Aku kenapa?" Liv kaget ketika kupanggil namanya, tapi dia tidak marah seperti sebelum-sebelumnya

"Ada banyaaak yang harus kita bicarain."

"E-eeehh..."

***

"Jadi, apa sebenarnya yang mau kalian bicarakan?"

Arka, Syla, dan Ren mengajakku ke sebuah coffee shop pagi ini. Hari ini tidak ada kelas pelatihan karena insiden serangan monster kemarin, yang belakangan aku tahu namanya adalah Guptera dari Ren. Di depan pintu masing-masing kelas training ditempelkan pemberitahuan bahwa training akan dilanjutkan kembali besok.

Sekarang, kami berempat sedang duduk di satu meja di coffee shop. Saling menghadap, di empat sisi meja. Pesanan minuman masing-masing sudah diletakkan di meja. Apa ini? Kenapa tiba-tiba suasananya jadi menegangkan begini?

"Liv..." Arka memanggilku dengan nada yang dingin.

"I-iya!"

Eh, kenapa aku jadi tegang begini...

"Kami pengen tau, kenapa sikapmu selalu angkuh, sombong dan suka marah-marah ke semua orang di kelasmu?" Tanya Arka.

"Sudah jelas kan? Karena mereka tidak sopan kepadaku. Aku kan Putri Kedua Kerajaan Balvara."

Oh, ini ternyata yang mau mereka bahas.

"Apa ada alasan lainnya?" Tanya Arka lagi.

"Itu saja."

"Coba ngomong yang jujur. Aku nggak suka kalo kamu bohong."

Apa-apaan si Arka ini?

"Iya, itu saja."

"Beneran?" Kata Arka sambil bangkit dari kursinya.

Arka bangkit dari kursi, lalu mencondongkan tubuhnya ke arahku. Wajahnya... Dekat sekali! Aku jadi merasa takut untuk mengatakan kebohongan lagi. Tanpa kusadari, aku memalingkan wajahku dan sedikit menunduk.

"..." Tapi aku tak bisa menjawabnya.

"Liv, kemaren kita udah janji, kan? Kalau kamu akan menjadi teman kami? Mungkin, sebagai teman memang ini kurang sopan, mencampuri urusan pribadimu. Tapi kami cuman mau membantumu. Kalau ada yang mengganjal di hatimu, sampaikan kepada kami. Kami akan coba membantu. Atau setidaknya mendengarkan keluh kesahmu."

Arka terlalu dekat! Dan dia malah semakin mendekat! Wajahnya hanya berjarak 1 jengkal saja dari wajahku. Tapi aku kenapa jadi grogi begini?

"..." Aku diam saja.

"Jangan diem aja. Ngomong sesuatu gitu."

Arka ini... Bagaimana aku mau berbicara kalau wajahnya sedekat ini!

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang