Ch. 9 - Filia Immaturus

803 128 66
                                    

A-anu... Halo... Pe-Pembaca...

Aku... Bo-boleh minta... Vote dan komentar... Nggak? Uh... Ng-nggak boleh, yah? Ya udah deh huuhuu...

Se-... Selamat membacaaa! Uuu...
_______________________________________

"Hiks... Hiks..."

"Eh, Ar! Dia nangis! Kamu apain dia!?"

"Huhuu... Huaaaaaaaa!"

"Lah? Abis kuperban, nggak ada kuapa-apain lagi, kok! Biusnya abis ya?"

"Mana aku tauuu..."

"Sepertinya tadi udah banyak dikasih lotion anestesi. Mungkin bukan karena nyeri?"

"Eh eh, adek! Kenapa kamu nangis?"

"A-... Hiks... Aku..." Aku berusaha menjawab pertanyaan wanita itu.

"Aku...?"

"Aku udah nggak bisa nikaaaahhh!!!"

"""Ha???"""

***

Arka sudah selesai menjahit dan merawat luka gadis kecil itu, si Aesa. Dia memakaikan pakaian cadangan miliknya kepada gadis itu. Pakaian sang gadis, sudah tidak layak pakai lagi karena sudah robek besar di bagian depan dan berlumuran darah.

Setelah selesai semua, Arka dan kawan-kawan kembali lepas landas untuk menuju Kota Pelabuhan Merinoc. Tujuan mereka adalah untuk mencari kapal pesiar sekaligus menyelesaikan misi yang mereka ambil sebelumnya, yaitu penaklukan Dagon.

Di perjalanan, tiba-tiba gadis kecil itu menangis. Sebenarnya, tidak pantas lagi untuk dikatakan 'gadis kecil'. Karena tubuhnya sudah setinggi Arka. Namun karena wajahnya masih terlihat sangat muda, mereka menganggapnya masih kecil.

"Kenapa kamu nggak bisa nikah? Apa penyebabnya kamu sampai menangisi itu?" Ren bertanya dengan lembut kepada gadis itu.

"Tubuhku... Sudah dilihat oleh pria itu..."

Dia tidak bisa melihat Arka karena matanya ditutup. Tapi dia bisa mendengar suara seorang pria.

"Eee... Ya udah, kan kamu nggak ngeliat aku. Kami bakal jaga rahasia ini, supaya nggak ada orang lain yang tau." Jelas Arka.

"Iya, kami janji kok, nggak akan bilang siapa-siapa..." Kata Syla meyakinkan.

"Huhuuuu..."

"Tenang aja. Kamu tetep bisa nikah. Sekarang, kami akan ngembaliin kamu ke tempat tinggalmu dan kamu bisa jalanin hidupmu kayak biasanya. Ok?"

"Hidupku... Kayak biasanya? Huuuaaaaaaaaaaaa!" Gadis itu semakin nangis menjerit.

"Loh loh!? Kok tambah nangis?? Reeen urusin itu!" Arka semakin kebingungan.

"Tuh kan, Ar... Coba kamu diem aja dehhh..."

"Iya iya udah aku diem! Zeppp!" Ucap Arka sambil menirukan gerakan menutup resleting pada mulutnya.

"Adik... Apa yang kamu pikirkan?"

"Aku... Hiks... Nggak bisa kembali ke kehidupanku seperti biasanya... Hiks..."

"Loh, kenapa?"

"Aku tidak punya keluarga, hiks... Dan satu-satunya keluargaku kini... Hiks... Adalah party-ku... Hiks..."

"Party-mu...? Hm... Arka?" Ren mengalihkan pandangan kepada Arka.

"Emm... Tadi, selain dia, semua orang di sekitarnya udah mati. Dan tubuh mereka udah hancur. Dimakan serigala, kayaknya."

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang