Ch. 37 - Intestinum Rubra

559 80 9
                                    

Baca nggak baca, yang penting vote dulu woooy!

Ceritanya masih asyik atau sudah mulai boring sampai di sini?

Well, happy reading!
_____________________________________________

"Arka... Arka kenapa? Perasaanku kok tiba-tiba jadi nggak enak?"

Syla, tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak nyaman, sangat tidak nyaman, di dalam dadanya. Selain Arka, semuanya masih berada di dalam Darkness Cube, barrier pelindung yang dibuat oleh Arka sebelumnya untuk melindungi seluruh tim.

Tidak ada yang bisa melihat apa yang terjadi di luar sana. Pertarungan antara Arka dan Sylph. Untuk sesaat, semua berubah menjadi hening. Keheningan di luar bisa berarti dua hal. Yaitu, kemenangan Arka atau kemenangan Sylph.

Walau begitu, tidak ada yang dapat memastikannya. Jika hanya melihat dari Darkness Cube yang masih intak, kemungkinan besar Arka belum kalah. Tapi Syla tetap merasakan sesuatu yang tidak nyaman di hatinya.

"Syl, percayakan semuanya kepada Arka. Aku juga cemas. Tapi Aku yakin Arka pasti bisa mengalahkan Sylph. Dia kan Arka-nya kita!" Ucap Ren berusaha menenangkan Syla sambil memaksakan senyumnya.

"Ren... Aku pengen keluar dan bantuin Arka..."

"Jangan, Syl. Kalau salah satu dari kita keluar, itu akan semakin menyulitkan Arka karena dia harus bertarung sambil melindungi kita." Alasan logis diucapkan Ren, mencoba meyakinkan Syla.

"Nggak ada yang bisa kita lakukan, ya..." Ujar Syla, sedih.

"Kita berdoa, agar Arka dapat mengalahkan Sylph."

"A-Aesa juga akan berdoa untuk kemenangan Kak Arka!"

"Aku juga." Kata Grista.

"Kami selalu berdoa untuk kemenangan Arka." Kata Garen mewakili Lunar Eclipse lainnya.

"Semoga Arka berhasil mengalahkan Sylph. Dewi Gaea, berikanlah kekuatan bagi Arka agar dapat mengalahkan Sylph..." Liviara berdoa dengan hati yang tulus kepada Dewi Gaea.

"Aku tidak tahu apa itu berdoa. Tapi jika nanti aku merasakan energi Tuan Arka mulai melemah, aku akan keluar dan menyerang Sylph itu dengan seluruh nyawaku."

"Ruby juga! Tante Cyane! Gimana kalau sekarang kita bantu aja Arka? Ruby bosen menunggu gini!"

"Ho? Bukan ide yang buruk... Meskipun begini, kita juga monster kelas B yang sudah mendapatkan tambahan status dari Tuan Arka... Seharusnya kekuatan kita berdua tidak akan berbeda jauh dengan Sylph itu..." Jawab Cyane, tersenyum penuh hawa membunuh.

"Apa kalian yakin kalau kalian tidak akan menghambat Arka?" Tanya Ren kepada Cyane dan Ruby.

"Tenang aja! Ruby kan kuat!"

"Fufufu... Jangan meremehkan kekuatan seekor Dagon, Nona Ren... Apalagi Dagon sepertiku yang telah dihujani cinta dan kasih sayang oleh Tuan Arka! Ayo, Ruby!"

"Okaaay!"

Mereka langsung menerobos keluar dari Darkness Cube yang sudah mulai rapuh akibat kendali diri Arka yang telah hilang.

"Mohon bantuannya, Ruby, Kak Cyane..." Ucap Syla.

Setelah berada di luar Darkness Cube, baim Ruby maupun Cyane langsung berubah ke wujud asli mereka.

"Full-Scale Dragon Transformation! GRRROOOAAAARRRRRHH!!!"

"True Form! GGHHHAAAAAAAAHHHH!!!"

Ruby berubah menjadi naga yang berukuran sangat besar. Sementara Cyane, berubah menjadi wujud aslinya, Dagon, namun kini ukurannya menjadi lebih besar dari sebelumnya. Nyaris sebesar ukuran naga Ruby. Namun, di saat mereka akan menyerbu Sylph yang tidak mereka ketahui dimana posisinya, mereka terkejut melihat sesuatu yang sedang melayang tak bergerak di langit.

Isekai Medic and Magic 2 : DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang