8. A Month Later

53.2K 5.2K 527
                                    

Satu bulan sudah Lisa menjalani hidup di tengah keluarga Kwon. Banyak hal yang harus dia lewati. Dan sikap ketiga kakaknya sama sekali tidak berubah, bahkan mungkin semakin membencinya karena Lisa tak kunjung pergi dari sana.

Pernah suatu ketika Lisa berencana kabur dengan uang tabungan Neneknya yang masih utuh, tapi sialnya orang-orang Jiyong menemukannya.

Sesampainya di mansion, Lisa benar-benar terkena omelan panjang lebar dari Dara, Jiyong, hingga kakeknya. Dan untuk ketiga saudaranya, mereka hanya diam dan Lisa benar-benar tidak bisa menebak apa perasaan mereka saat itu.

Dan di sekolah, tentu saja Lisa masih selalu menerima bullyan rutin di setiap minggu. Bahkan kadang, dalam satu minggu Eunha akan membullynya lebih sering.

Tidak ada yang tahu mengenai hal itu. Karena Lisa sudah benar-benar membungkam mulut kepala sekolahnya. Satu-satunya orang yang bisa membocorkan betapa mengenaskannya keadaan Lisa di sekolah.

Bukan Lisa senang karena selalu di sakiti oleh Eunha. Tapi jika semua penghuni sekolah itu tau siapa Lisa, maka Lisa pasti akan mendapat masalah yang lebih besar. Seperti dicemooh, atau bahkan mereka bisa mencari tahu latar belakang Lisa dan menggunakan itu semua untuk menjatuhkan keluarga Kwon. Lisa tahu, betapa sangat berbahayanya dunia pembisnis seperti sang ayah, juga kakeknya.

"Sayang, lebih baik kau tidak ke sekolah. Suhu tubuhmu panas," Dara menyentuh dahi Lisa dengan tatapan khawatir.

Mulanya, dia curiga karena Lisa tidak biasanya terlambat bangun. Juga wajah gadis itu terlihat lebih pucat dan kelopak matanya sedikit memerah.

"Nan gwenchana, Eomma. Ini hanya gejala flu," senyuman Lisa mampu menenangkan Dara, hingga wanita itu memilih untuk duduk di samping suaminya.

Kini keluarga itu menikmati sarapan dengan penuh keheningan. Suasana yang sudah tercipta sejak satu bulan lalu. Tidak ada sela dimana canda tawa bergulir, atau seketar mengobrol dengan topik ringan. Terlebih untuk keempat gadis yang punya pikiran berbeda-beda itu.

.....

Hujan cukup deras sore ini mengguyur jalanan Seoul. Dimana jam Choseungdal High School memulangkan semua muridnya. Tentu sebagian tak keberatan karena sebagian besar murid disana menggunakan mobil.

Tapi tidak untuk Lisa. Gadis itu mendengus kesal menatap rintikan hujan yang semakin deras. Bisa saja dia menghubungi Taecyeon untuk menjemputnya. Tapi gadis itu harus ke suatu tempat sebelum pulang ke mansion megah milik ayahnya.

Dengan nekat, Lisa menerobos derasnya hujan. Tas ranselnya dia gunakan untuk menutupi kepala. Berlari menuju halte di depan sekolah. Ingin menunggu bus yang biasanya berhenti disana untuk mengambil penumpang.

Untungnya gadis itu tak perlu waktu lama untuk menunggu bus. Karena beberapa menit setelah dia sampai di halte, bus berwarna biru datang. Membuatnya harus buru-buru masuk karena sudah tidak tahan dengan dinginnya cuaca di luar.

Bus itu kemudian berjalan meninggalkan area sekolah. Juga sebuah mobil berwarna merah menyala yang sengaja berhenti di depan pagar sekolah beberapa menit lalu.

"Pabbo." Gumang wanita berambut blonde itu lalu kembali menjalankan mobilnya membelah hujan deras yang masih setia turun.

.....

Tubuhnya bergetar kedinginan saat memasuki sebuah toko perhiasan yang cukup terkenal. Mengusap lengannya yang basah, Lisa berjalan menuju etalase yang memajang berbagai perhiasan mahal disana.

"Ada yang bisa kubantu, Nona?" seorang karyawan cantik dengan pakaian yang menurut Lisa sangat rapih mendekatinya.

"Ah, aku ingin mencari sebuah--" Ucapan Lisa terhenti ketika matanya terperangkap pada sebuah gelang yang terpangjang. Gelang dengan simbol infinity berwarna perak yang Lisa yakini terbuat dari emas putih.

Hey, Lisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang