Lisa memandang pantulan wajahnya dari kaca yang terletak di meja rias. Tangannya terulur menyentuh gambaran wajah cantik dan mungil itu.
"Apa aku berbuat salah?" gumam Lisa dengan kebingungannya.
Kemarin sore, Lisa sudah bisa pulang ke rumah setelah di rawat selama 2 hari. Tentu gadis itu merasa amat senang meninggalkan gedung bercat putih yang menurutnya mengerikan itu.
Sesampainya di mansion, dia berpapasan dengan Rosé yang juga hendak pergi ke kamarnya. Lisa merasa rindu pada gadis blonde itu karena selama dia dirawat, Rosé tidak pernah menjenguknya. Hendak memeluk kakaknya, tapi ternyata Rosé menolak.
Lisa tidak masalah akan hal itu, dia mencoba tersenyum di tengah kekecewaannya. Lalu tak sengaja mendapati tangan kakaknya yang memar dan lecet. Ingin bertanya karena khawatir, namun Rosé buru-buru pergi dari hadapannya.
Setelah kejadian itu, Lisa belum bertemu dengan Rosé lagi walaupun kamar kakaknya itu ada di sebelah kamarnya.
Lisa yang diperintahkan untuk istirahat tidak bisa mengikuti makan malam di meja makan. Yang dia harapkan adalah Rosé menghampiri kamarnya. Namun sampai pagi ini gadis itu tak menampakkan diri di hadapan Lisa. Apakah dia tak khawatir pada adiknya? Bukankah biasanya gadis blonde itu yang paling protektif diantara yang lain?
Klek~
Bunyi pintu kamar tersebut membuat Lisa antusias menoleh dengan senyum lebar. Sangat berharap jika yang datang adalah Rosé seperti biasa. Namun ketika melihat siapa yang berdiri di ambang pintu, senyumnya memudar begitu saja.
"Eomma bertanya, kau ingin makan di bawah atau di kamar?" tanya Jennie yang masih betah bediri di ambang pintu.
"Di bawah." Ujar Lisa lesu, mulai berjalan kearah Jennie.
"Ada apa dengan wajahmu? Kau tak suka buku yang kuberikan?" tanya Jennie menutup pintu kamar Lisa, lalu berjalan beriringan dengan adiknya menuruni tangga.
"Suka." Jawab Lisa singkat, yang membuat Jennie bertambah heran.
Sesampainya di ruang makan, Lisa tertegun hingge berhenti sejenak. Dimana kini Rosé tidak duduk di sampingnya, melainkan berganti posisi dengan Jennie. Apa yang sebenarnya terjadi pada gadis blonde itu?
"Ah, Lisa-ya. Chaeyoung ingin berganti posisi duduk. Jadi...." Jennie menggantungkan kalimatnya ketika melihat Lisa tersenyum dan duduk di tempatnya seperti biasa. Menikmati makanan yang sudah dihidangkan dengan tenang.
......
Ketika sedang menuruni tangga, Lisa melihat Rosé yang hendak menaiki tangga. Namun tiba-tiba gadis blonde itu berbalik arah dan kini menuruni tangga. Lisa tak mau tinggal diam. Dia mempercepat langkahnya dan berakhir dengan menangkap lengan Rosé ketika mereka tiba di tangga nomor 4 dari bawah.
"Kau menghindariku?" tanya Lisa menuntut jawaban. Sungguh, dia harus mengetahui alasan Rosé menjauh darinya. Dia harus tahu kesalahannya dimana sehingga Rosé bahkan tidak mau berdekatan dengannya.
"Aniyo." Jawab Rosé datar, menghempaskan tangan Lisa dengan kasar.
"Lihat. Ini bukan Chaeyoung yang ku kenal." Ujar Lisa ketika melihat tangannya di hempaskan begitu saja.
"Ini adalah aku yang sebenarnya. Dari awal, sikapku begini." Ucap Rosé enggan menatap mata Lisa.
"Lalu, kemana perginya ucapanmu yang manis padaku itu?" tanya Lisa tajam. Merasa dirinya dipermainkan oleh Rosé. Diperlakukan bak adik sesungguhnya, namun tiba-tiba gadis itu mencampakannya lagi seperti awal mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Lisa ✔ [TERBIT]
Fanfiction[BEBERAPA PART DIHAPUS SECARA ACAK UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] "Aku tidak peduli." - Jisoo Kwon "Kenapa kau menghancurkan keluargaku?" - Jennie Kwon "Aku belum siap, maaf." - Chaeyoung/Rose Kwon "Aku juga tidak ingin hadir di antara kalian." - Lis...