Jiyong tersenyum miring melihat banyaknya undangan yang tertuju padanya.
"Seperti yang kalian ketahui, acara ini bertujuan untuk meresmikan cabang baru Choseungdal Group. Tapi sebelum itu, aku ingin menyampaikan suatu hal yang penting."Lelaki empat orang anak itu menarik napasnya dalam. Bersiap untuk merangkai kata tentang keberadaan Lisa yang sebentar lagi akan diperkenalkannya ke publik. Dimana banyak dari undangannya yang mungkin akan terkejut.
"Aku mempunyai satu putri lagi. Putri bungsuku." Dan benar saja. Semua orang spontan berbisik satu sama lain karena tidak percaya dengan ucapan Jiyong yang tiba-tiba.
"16 tahun lalu, istriku melahirkan seorang putri yang cantik. Namun sebelum aku bisa memperkenalkannya ke publik, dia harus di ambil oleh orangtua angkatku. Dan satu bulan lebih ini, dia kembali ke pelukan kami karena Nenek angkatnya meninggal dunia."
Jiyong menahan napas ketika merasakan aura di sekitarnya mendingin. Pasti anak-anaknya tampak terkejut akan apa yang dia ucapkan. Tapi ini adalah kesepakatannya dengan Dara dan juga Hyejun. Mereka tentu sudah memikirkan konsekuensinya jika Jiyong mengungkapkan kebenaran asal-usul Lisa.
"Ayo kemari, putriku."
Entah dari mana datangnya, Lisa muncul begitu saja dari tengah kerumunan manusia. Begitu menawan memakai balutan mini dress yang senada dengan warna pakaian kakak-kakaknya. Hitam berpadu dengan emas.
Beberapa orang disana tentu terkejut dengan munculnya Lisa. Orang-orang itu adalah murid Choseungdal High School. Salah satunya adalah Eunha yang datang bersama ayah dan ibunya. Menganga lebar ketika Lisa sudah berdiri sempurna di samping Jisoo.
"Maldo andwe," gumam Eunha penuh dengan ketidak percayaan. Seluruh tubuhnya mulai gemetar ketika mengingat bagaimana perlakuannya terhadap Lisa dua tahun belakangan ini.
Berbeda dengan Eunha yang ketakutan, Mina di sudut lain menatap Lisa dengan senyum merekah. Akhirnya, kesakitan gadis itu akan segera hilang.
Dulu Mina sempat berpikir, bagaimana Lisa akan melewati satu tahunnya lagi di sekolah itu dengan selalu menerima bullyan dari Eunha. Dan kini dia mendapat jawabannya. Memang hanya Kwon jawaban yang tepat untuk menghindar dari Eunha.
"Namanya adalah Lalice Kwon atau Kwon Lisa. Putri bungsu seorang Kwon Jiyong." Semua orang bertepuk tangan dengan pandangam berbeda. Ada yang terkejut, kagum, bahkan sinis.
"Dan sekarang, keempat putriku yang akan meresmikan cabang baru milik Choseungdal Group." Jiyong dan Dara memilih menyingkir ke pinggir panggung. Membiarkan keempat putrinya yang akan menggunting pita yang membentang di atas panggung itu.
Keempatnya menggenggam bersama sebuah gunting yang sudah dihias. Memotong pita berwarna biru bercampur kuning hingga terputus. Tepuk tangan kembali memenuhi ruangan mewah itu.
"Sebelum kita menikmati hidangan yang akan disiapkan, aku ingin memberikan sedikit tontonan pada seluruh undangan." Jennie tersenyum miring, menjentikan jarinya hingga menimbulkan bunyi. Dan tak lama, sebuah layar LED di belakangnya menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Lisa ✔ [TERBIT]
Fanfiction[BEBERAPA PART DIHAPUS SECARA ACAK UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] "Aku tidak peduli." - Jisoo Kwon "Kenapa kau menghancurkan keluargaku?" - Jennie Kwon "Aku belum siap, maaf." - Chaeyoung/Rose Kwon "Aku juga tidak ingin hadir di antara kalian." - Lis...