Hari-hari yang baik sudah mereka lewati bersama. Tak terasa satu bulan berjalan. Keempat gadis Kwon itu selalu bepergian bersama setiap satu atau dua kali dalam seminggu. Saling menjaga, saling berbagi satu sama lain.
Kemarin adalah hari terakhir para murid Choseungdal High School melakukan ujian akhir semester. Dimana hari ini mereka sudah dibebaskan dari kewajiban masuk sekolah.
Lisa ada di kamarnya. Meletakkan boneka pemberian Rosé bulan lalu ke dalam lemari etalase yang baru di belinya. Di dalam sana tak hanya ada boneka itu, namun barang-barang pemberian semua keluarganya ada disana.
Berjalan 3 bulan Lisa hidup di tengah keluarga Kwon, dia mendapatkan banyak sekali pelajaran berharga. Dan akhir-akhir ini dia tidak pernah kekurangan kasih sayang, dari ketiga kakaknya, kedua orang tuanya, bahkan kakeknya.
Tapi masih ada satu hal yang membuat Lisa tak nyaman. Masalahnya dengan Eunha belum juga selesai sampai sekarang. Gadis itu selalu menghindar saat bertemu dengan Lisa. Seandainya Eunha mau kembali meminta maaf dengan cara yang benar, pasti Lisa akan memaafkan gadis itu. Sayangnya setelah perkataan Rosé waktu itu, Eunha tidak berani mendekat padanya lagi.
Lisa merasa kasihan padanya. Gadis itu sering menunduk saat berjalan. Selalu sendiri karena semua temannya menjauh. Lisa hanya takut jika psikisnya terganggu.
"Lisa-ya, ayo makan malam." Rosé muncul dari balik pintu. Mengajak Lisa untuk makan malam karena sudah waktunya.
Lisa membalasnya dengan tersenyum, lalu mengikuti Rosé dari belakang. Dan ternyata semuanya sudah berkumpul disana.
"Kau ingin apa, Sayang?" tanya Dara ketika sedang menyendokkan nasi untuk Lisa.
"Aku--"
"Lisa-ya!" Jisoo yang kebetulan sedang memperhatikan Lisa, terpekik melihat darah mengalir perlahan dari hidung adiknya. Spontan dia meraih tissue dan menahan darah itu.
"Dara-ya, cepat telepon Dokter." Semua mengerumini Lisa. Membuat gadis itu pusing melihat banyak kepala disekelilingnya.
"Ada apa denganmu, Sayang." Jiyong mengangkat tubuh Lisa. Memutuskan untuk membawa Lisa ke kamar dengan wajah khawatir yang kental.
Satu bulan ini, walaupun kehidupan keluarga mereka terlihat baik-baik saja. Namun pasti ada sedikit duri yang muncul. Dimana tak jarang Lisa mimisan. Juga beberapa kali pingsan secara mendadak.
"Appa, aku tidak apa-apa. Pasti karena anemiaku." Selalu itu yang Lisa ucapkan ketika siapapun membantunya membersihkan darah dari hidungnya seperti yang dilakukan Jiyong sekarang.
"Mimisan lagi?" Dokter Lee muncul dengan wajah lelah. Wanita ber name tag Lee Hyeji itu baru saja menyelesaikan 3 operasi hari ini. Jadi wajar saja.
"Baru 2 hari yang lalu dia seperti ini. Apakah benar, tidak ada yang serius?" tanya Jiyong yang benar-benar tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.
Dokter Lee menatap Lisa penuh tanya. Namun percuma saja bertanya pada gadis itu tentang keluhannya. Lisa tidak akan menjawab dengan jujur dan berdalih jika dia tak memakan vitamin yang ibunya berikan.
Ketika hendak memeriksa Lisa dengan stetoskop, mata Dokter Lee tak sengaja mendapati memar di leher gadis itu. Mengurungkan niat awalnya dan memilih menyentuh agak keras memar itu.
"Apakah sakit?"
"Ani." Dokter Lee bernapas gusar. Bergerak untuk memeriksa bagian tubuh Lisa yang lain. Seperti lengan, perut, kaki, dan semuanya terdapat memar yang sama.
Dokter Lee berusaha terlihat tenang. Lalu mengusap surai Lisa agar gadis itu tak mendapati kesemasan di matanya.
"Istirahatlah. Kau hanya lelah setelah berpikir keras selama ujian,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Lisa ✔ [TERBIT]
Fanfiction[BEBERAPA PART DIHAPUS SECARA ACAK UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] "Aku tidak peduli." - Jisoo Kwon "Kenapa kau menghancurkan keluargaku?" - Jennie Kwon "Aku belum siap, maaf." - Chaeyoung/Rose Kwon "Aku juga tidak ingin hadir di antara kalian." - Lis...