38. Force

31.9K 3.4K 381
                                    

Chu 언니
Online

Hari ini jangan datang kembali ke rumah sakit. Pulanglah dan jernihkan pikiranmu. Jika kau tetap memaksa kemari, jangan salahkan aku jika untuk pertama kalinya aku akan menamparmu. - 10.01 AM

Baru saja Jennie hendak membuka pintu mobilnya untuk segera keluar dan berlari menuju ruang rawat Lisa guna meminta maaf. Namun sepertinya apa yang dikatakan Jisoo benar. Lisa pasti masih merasa sakit hati, juga perasaan Jennie yang masih cukup kacau.

"Ada apa?" tanya Rosé bingung ketika melihat kakaknya mengurungkan niat untuk keluar dari mobil.

"Jisoo Unnie melarangku untuk bertemu dengan Lisa hari ini." Jennie berujar lemas seraya menyandar pada kursi mobil.

"Sepertinya memang harus begitu. Aku juga butuh waktu untuk menenangkan diri." Rosé tidak mengelak, jika batinnya saat ini masih terguncang dengan kenyataan yang ada. Melihat wajah Lisa saat ini hanya akan memperburuk luka di hatinya.

"Baiklah. Kita akan pulang." Putus Jennie akhirnya yang kemudian kembali menyalakan mesin mobilnya.

.....

Hingga sore hari, Jisoo masih memilih menetap di rumah sakit untuk menemani Lisa. Walaupun Dara dan Jiyong sudah kembali ke rumah sakit, dia tidak mau meninggalkan Lisa.

"Unnie, lebih baik kau istirahat di rumah." Ujar Lisa setelah beberapa perawat yang melepas infus kemoterapinya sudah keluar dari ruangan.

"Waeyo? Aku ingin menemanimu."

"Aniyo. Kau tampak--" Cepat-cepat Lisa menutup mulutnya ketika rasa mual mulai menguasai.

"Mual?" Jisoo berjalan mendekat. Dan segera meraih sebuah wadah di bawah tempat tidur Lisa ketika adiknya itu mengangguk.

"Huek." Lisa meringis ketika merasakan perih pada perutnya. Lambungnya benar-benar kosong sehingga dia tak bisa memuntahkan apapun kecuali cairan berwarna hijau keruh.

"Huek. Huek." Lisa sampai meremas tangan Jisoo karena sakit yang dia rasakan. Tidak sadar jika kuku panjangnya sudah menancap di kulit sang kakak.

Mual itu terus berlanjut hingga setengah jam. Jisoo terus saja memegangi wadah untuk muntahan Lisa. Dan juga menahan rasa perih yang diakibatkan cengkraman tangan Lisa.

"Sudah?" tanya Jisoo lembut, melihat Lisa kembali bersandar dengan wajah lelah.

Setelah meletakkan wadah yang hanya berisi cairan keruh itu kembali ke bawah ranjang, Jisoo menarik beberapa lembar tissue dan membersihkan sudut bibir Lisa juga keringat yang membasahi kening sang adik.

"Apakah kau tersiksa, Lisa?" tanya Jisoo memandang dalam mata kecokelatan sang adik.

"Aku--"

"Maaf jika aku egois. Teruslah tersiksa, karena hanya dengan cara ini kau tetap ada di sisiku."

.....

Jisoo baru saja menyelesaikan makan malam dan memilih duduk sendirian di depan ruang rawat Lisa. Mengusap luka yang diakibatkan dari cengkraman Lisa tadi pagi dengan pandangan kosong.

"Tanganmu terluka, Sayang?" Jisoo tersentak ketika suara Dara mengejutkannya.

"Eomma sudah makan malam?" tanya Jisoo yang berusaha mengalihkan pertanyaan ibunya. Dia tidak akan mungkin menjawab sumber luka itu diakibatkan oleh adiknya sendiri. Bahkan Lisa pun tak tahu jika sempat melukai kakaknya.

"Baru ingin. Lisa yang menyuruh Eomma." Ujar Dara yang memang baru keluar dari ruangan Lisa karena paksaan anak bungsunya itu. Sedangkan Jiyong saat ini sedang kembali ke mansion karena ada berkas yang harus diurusnya.

Hey, Lisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang