Setelah semua darahnya bersih, Lisa mencuci wajahnya berkali-kali. Berharap dia hanya mimpi dan segera bangun. Namun semua yang baru saja terjadi adalah kenyataan. Membuat Lisa harus menghela napas berat.
Tidak ada pilihan lain. Lisa harus menganggap kejadian barusan adalah mimpi. Jika dia jujur kepada keluarganya, maka rencana mereka untuk pergi besok akan hancur. Lisa tak mau itu terjadi karena dia sudah menantikannya sangat lama.
"Gwenchana. Tidak akan ada hal yang lebih buruk dari ini." Gumam Lisa menyemangati dirinya sendiri. Lalu bergegas keluar dari toilet setelah wajahnya kembali rapih.
Baru saja Lisa membuka pintu, sebuah botol air mineral muncul mendadak, membuat dia hampir saja terjengkang kebelakang.
"Ambil lah." Ucap seseorang yang Lisa tak tahu siapa. Gadis itu belum keluar dari ambang pintu dan hanya bisa melihat tangan si pemberi air. Karena tubuh pria itu sedang bersandar pada dinding yang tentu Lisa tak bisa secara langsung melihat wajahnya.
"Untuk apa?" tanya Lisa bingung. Dia tak sedang habis olahraga dan membutuhkan air.
"Kau pasti membutuhkannya." Setelah berucap kalimat itu, barulah si pemberi air menampakkan wajahnya. Pemuda tampan yang tak asing bagi Lisa namun dia lupa melihatnya dimana.
"Kau... Aku seperti pernah melihatmu." Ucap Lisa menyipitkan kedua matanya. Berusaha mendalami wajah itu untuk mengingatnya.
"Woah! Kau tak ingat aku sama sekali?" Pemuda itu berseru heboh. Tak percaya orang sepintar Lisa bisa dengan mudah melupakan orang yang pernah berjasa untuknya.
"Ah! Kau kau beberapa kali pernah menyelamatkanku dari Eunha?" tanya Lisa heboh menunjuk wajah Jungkook. Semenjak kejadian di perpustakaan waktu itu, Lisa tak pernah menjumpai Jungkook lagi.
"Baguslah kau mengingatnya." Ujar Jungkook yang terlihat lega, lalu kembali menyodorkan sebotol air mineral yang belum di terima Lisa.
"Kau ingin ke toilet? Bukankah ini toilet wanita? Atau kau..." Lisa memiringkan kepalanya. Memandang Jungkook curiga. Membuat pria itu menjadi gelagapan.
"Ya! Hilangkan pikiran kotormu!"
"Memangnya aku bilang jika sedang berpikiran kotor?" tanya Lisa yang membuat Jungkook tergagu. Bisa sekali gadis dihadapannya ini membuat seseorang tak berkutik.
"Aniya. Aku tadi tak sengaja melihatmu pergi ke toilet. Aku menunggumu dan ingin memberikan ini." Jungkook menggoyangkan botol yang masih dia bawa. Dan akhirnya Lisa menerima itu dan meminumnya.
"Kau cukup baik. Padahal kita tak saling kenal." Ujar Lisa setelah meminum air pemberian Jungkook. Dia sebenarnya cukup membutuhkan air itu untuk tenggorokannya yang perih.
"Aku mengenalmu. Tapi kau tidak mengenalku." Ucap Jungkook yang membuat Lisa mengerjit bingung.
"Kau sahabat adik kembarku, Mina." Lanjut Jungkok.
"Aku baru tahu Mina memiliki kembaran." Ujar Lisa kembali meminum airnya. Namun tiba-tiba suara Taehyung kemarin kembali terngiang. Membuat Lisa tersedak karena mulai paham dengan ucapan Taehyung.
"Adikku menyukaimu. Kosongkan hatimu untuknya."
"Uhuk!"
"Ya! Gwenchana?" Jungkook yang panik hendak menyentuh bahu Lisa, namun dengan cepat gadis itu menghindar.
"Siapapun namamu. Terima kasih atas airnya. Aku permisi," Lisa membungkuk sedikit lalu berjalan cepat meninggalkan Jungkook.
"Lalice-ssi, tunggu." Mau tidak mau, Lisa harus berhenti karena jika dia terus berjalan maka lelaki itu pasti menganggapnya tidak sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Lisa ✔ [TERBIT]
Fanfiction[BEBERAPA PART DIHAPUS SECARA ACAK UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] "Aku tidak peduli." - Jisoo Kwon "Kenapa kau menghancurkan keluargaku?" - Jennie Kwon "Aku belum siap, maaf." - Chaeyoung/Rose Kwon "Aku juga tidak ingin hadir di antara kalian." - Lis...