14. Defend

55.5K 5.3K 818
                                    

Plak~

Tamparan itu tidak terasa sakit karena dia sudah terbiasa, tapi Taecyeon cukup terkejut karena Jennie melakukannya tanpa alasan yang jelas. Bahkan tanpa bicara apapun.

"Bukankah kau ditugaskan oleh Ayahku untuk menjaga gadis itu? Tapi kenapa kau tidak becus menjalani tugasmu?" Jennie berkata dengan tatapan sinis yang dia lemparkan pada lelaki dengan tubuh yang cukup tinggi di depannya.

"Maksud Nona?" Teacyeon kini tampak seperti orang bodoh yang tidak tahu jika dia memiliki kesalahan.

Jennie memandang Teacyeon dari atas hingga bawah. Menatap jengkel lelaki bertubuh atletis itu.
"Tampaknya Ayahku salah memperkerjakanmu."

Taecyeon hanya bisa memandang tak percaya punggung Jennie yang mulai menjauh. Awalnya tak mengerti, namun ketika lelaki itu paham dengan situasi yang terjadi, wajahnya berubah antusias.

"Woah. Sepertinya Nona Jennie menemukan sesuatu yang lebih dari aku." Lelaki itu mengangkat plastik bening yang berisi bangkai ponsel milik Lisa. Memandang sedih benda pipih yang kini tak lagi berbentuk itu. Seandainya dia jadi Lisa, Taecyeon akan menjualnya untuk biasa hidup sementara. Bukan malah menghancurkannya di dekat mini market milik Kris.

.....

Lisa memandang serius wajah Rosé yang kini gelisah karena sudah terlalu lama berada di tempat yang menurutnya tak layak ditinggali. Masih mencari apa maksud dibalik datangnya Rosé juga permintaan maaf gadis itu padanya.

"Begini, Rosé-ssi. Aku--"

"Unnie!" Sentak Rosé ketika mendengar panggilan Lisa yang masih terdengar canggung serta formal.

Lisa menghela napas frustasi menghadapi tingkah Rosé yang berubah 180 derajat padanya. Sama sekali bukan hal yang Lisa bayangkan jika anak terakhir Dara itu bisa bersikap manis padanya.

"Terserah! Tapi dengarkan aku," Lisa mulai mencoba bicara serius pada Rosé. Memberi pengertian jika kaburnya Lisa dari mansion bukanlah main-main. Dia sudah bertekad dan rasanya tak mungkin untuk kembali lagi.

"Tempatku bukan disana. Kau tau itu. Sebenarnya aku tidak mengerti kenapa kau tiba-tiba berubah seperti ini. Tapi, aku tetap pada pendirianku."

Rosé menggeleng pelan. Meneguk habis air yang semula Lisa sediakan. Mendengar pernyataan Lisa barusan, membuat tenggorokannya seperti terbakar.

"Aku menjemputmu bukan untuk orang lain. Tapi untuk diriku sendiri," Rosé mulai mengikuti mode serius yang sudah Lisa terapkan beberapa menit lalu.

"Lisa-ya, sudah cukup kau pergi selama 15 tahun ini. Jika nanti Jisoo Unnie dan Jennie Unnie memberimu penolakan lagi, ada aku sekarang di sampingmu."

Lisa tidak membalasnya. Memilih sibuk dengan semua pemikiran yang berkumpul di kepalanya saat ini.

.....

Malam harinya, Rosé berhasil menyeret Lisa kembali ke mansion. Tentu dengan banyak perdebatan yang membuat Rosé berhasil membawa Lisa kembali pada malam hari.

"Tunggu-tunggu," Lisa menahan tangan Rosé ketika gadis itu dengan antusias menarik lengan Lisa.

"Tenang saja. Tidak akan ada yang marah," gadis blonde itu berujar santai, menarik kembali Lisa yang masih terlalu berat menginjakkan kaki di mansion Kwon. Sungguh, jika Rosé tidak menangis bak anak kecil di depan apartemen Ten yang tentu akan mempermalukannya, Lisa tidak akan mau mengikuti kemauan gadis itu.

Sesampainya di dekat anak tangga, mereka berpapasan dengan Jisoo yang berjalan tertatih dengan tongkatnya. Tentu perhatian gadis berambut hitam itu teralihkan dan membuatnya hampir terjatuh jika Lisa tak segera menahannya.

Hey, Lisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang