part 2

363 15 0
                                    

tak tau kenapa aku merasa sangt gila. sudah seminggu berlalu sejak aku bertemu dengan alnord, si tampan yang membuat hari -hari ku menjadi banyak berisi tentang lamunan.membuat tak fokus muroja'ah, tak fokus mengurus pondok, dan aku juga sangat bingung, kenapa sholatku juga ikut-ikut tak khusuk. sungguh ya Allah...., aku benar-benar mencintainya. matana sangat tajam menusuk hatiku, wajahna sangat tampan hingga mampu memporak randakan isi hatiku.

dan sekarang aku disini di pojok kamar tak dapat berhenti membayang kan wajah tampan milik alnord. padahal aku tahu, dia jelas-jelass bukan tipe orang tuaku. tapi inilah cinta. dia buta, tak memandang ingin menjatuhkan hatinya kepada siapa.

"bu usatadzah, nglamun apaan?"tanya risa yang telah duduk disampingku.

"apaansih sa, kenapa kesini?." tanyaku menghentikan lamunan. memang kamarku kamar khusus untuk pengurus, jadi tak heran aku bertana begitu. karena dipastikan semua santri pasti sangat enggan kalo disuruh ke kamar pengurus.

"ajari gue dong, pusingnih mikir ujian alfiyah besok." pinta risa. 

aku tersenyum dan segera bangkit diikuti risa, kemudian kami bergandengan berjalan keluar kamar. kamipun belajar di balkon kamar risa.aku mulai mengajari risa apapun yang aku faham dari pelajaran diniah alfiyah yang paling dihindari oleh sebagian santri.

"eh ya, gue lihat lihat akhir-akhir ini lo sering nglamun. kenapa?"tanya risa setelah usai kuajari materi yang belum ia fahami. aku tersenyum dan hanya mengangkat bahuku. "ye..., cerita.., masak gue gak lo kasih tau." kesal risa.

"belum saatnya. suatu hari lo pasti bakal tau sendiri." jawabku tersenyum dan segera pergi meninggalkannya.

"mau kemana?" teriak risa bertanya.

" adajadwal, nyimak anak baru." jawabku tetap terus berjalan pergi, tapi baru saja aku mengambil qur'anku seorang mbak-mbak mdalem memanggilku.

"mbak ulya, dipanggil abah sama ibu." katanya aku mengangguk segera kutaruh kembali qur'anku dan berjalan cepat menuju mdalem. disan abah dan ibuk telah menunggu, aku pun segera berlutut mendekat kebeliau.

"ul, kamu ada rencana boyong?" tanya abah.

"mboten bah.(tidak bah)" jawabku mantap.

"wong tuwomu njalok kowe.(orang tuamu minta kamu pulang)" jelas abah

"trus pripon bah, kulo manut njenengan mawon(terus bagaimana? saya nurut abah saja.)" ucapku pasrah.

"sak karepmu, tapi kowe tak wehi waktu sak wulan mikir iki, karo ewang ewang pondok.(terserah kamu, tapi kamu saya beri waktu satu bulan berfikir, sama membantu-bantu pondok.)" jelas abah.

" enggeh bah,"

"yo wes ndang bali kono. katene ngajar to."

"enggeh." jawabku segera pergi.

#

aku sekarang berada didepan pondok, melihat pondok yang telah 12 tahun kutempati nonstop. tempat yang telah membesarkanku dengan pendidikan. dan sekarang abi dan umiku ingin aku pulang dan mengurus pondok yang dikelolanya. aku lupa satu hal memang. kalian harus tau, aku adalah pewaris tunggal sebuah yayasan pondok pesantren salafi milik kedua orang tuaku yang cukup terkenal dan besar. jadi itu juga salh satu alasan kenapa semua santri idsini banyak yang menaruh hormat lebih untukku.

"lihat aja." sebuah suara yang sangat mengambil perhatianku. aku segera menoleh, mataku terbelalak melihat alnord melintas didepan pondok bersama beberapa temannya. dia laki-laki yang berhasil membuat tidurku tak nyenyak dan mengusik kesibukanku.

si eneng brandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang