part 3

248 8 0
                                    

entah kenapa dengan keyakinanku yang sedikit ragu, aku berjalan menuju bar kemaren tempatku bertemu dengan alnord. aku sungguh telah tergila gila oleh cintanya.aku telah sampai di belakang bar, nampak disana alnord telah menungguku dengan senyumnya yang sangat manis. aku tersenyum menunduk kearahnya. dia segera menghampiriku dan menarik tanganku emnuju sebuah gubug kecil.

"kita mulai." ucapnya memandangku.

aku membalas pandangannya tersenyum dan segera mengangguk. alnord perlahan mendekatkan wajahnya kewajahku. kemudian ia usap pipiku, menuju bibir dan pipisatunya lagi.

"jangan takut sayang. kita mulai dengan tenang." yakin alnord. dia mulai membuka hijabku, rambut panjang yang ku gelungpun segera ia gerai. ia usap rambutku, pandangannya tak pernah lepas dari mataku. ia pegang tengkukku dan menyilakkan rambutku. "kamu sangat cantik sayang." ucap alnord, ia tersenyum ia berlajan dan berdiri tepat dibelakangku. membuatku semakin deg deg kan dibuatnya. ia ambil gunting dan mulai menggunting rambutku. rambutku yang awalnya potongan papak sekarang mirip potongn segi tapi sedikit berantakan. tak sampai disitu, al juga merias wajahku. aku diberi celak sangat tebal.

"kamu cantik sayang." bisik alnord sambil memelukku dari belakang. aku tersenyum sambil mengusap pipi alnord. "cepat ganti bajumu. itu bajumu." suruh alnord menunjuk sepasang baju.

"kamu keluar dulu."pintaku

"kenapa?" tanyanya bingung. "aku gak boleh lihat kamu ganti?." tanyanya.

"aku malu al, setelah kita menikah aja." jawabku.

"oke baby."katanya tersenyum sambil mengecup pipi kananku sekilas. kemudian ia segera keluar. tidak lama akupun juga keluar, memakai celana jeans sobek sobek dan kaus yang dirangkapi jacket kulit hitam. aku sangat merasa aneh dengan diriku yang sekarang.

"perfect." ucapnya kagum melihat kecantikanku. ia melihatku tak percaya. "kamu cantik banget say." lanjutnya menatapku bahagia.

"cukup, kamu udah bilang kalo aku cantik berapa kali?" tanyaku tersenyum.

"gak peduli. aku bakal bilang terus." jawabnya segera memelukku.

"al, aku kok ngrasa aneh ya dengan penampilanku yang sekarang." keluhku.

"tenang aja, kamu cuma belum terbiasa. lihat aja, lama kelamaan. kamu akan menikmati."kata alnord menggandengku masuk menuju bar. keramaian barpun segera ku rasa. al terus menarikku menuju panggung. dan baru ku tau.  bahwa al ternyata adalah seorang DJ. musik keras dan rockpun segera dimainkan al, membuat para pengunjung meloncat- loncat dan menari.

aku bingung, seskaliku peluk lenganku sendiri karena benar benar merasa asing oleh pakaian dan suasana yang kumasuki ini. aku pernah merasakan suasana ini ketika dipondok, sewaktu acara murojaah bersama diaula pondok, suasana ramai sekali persis dengan ini. tapi bedanya dipondok ramai akan suara murojaah para santri yang ingin memperkuat hafalannya. kalau ini, ramai karena suara musik rock dan teriakan para pengunjung.

saat aku belum bena benar selesai dengan lamunannku alnord tiba tiba menarik tanganku menuju atas panggung. dan dari situ baru kuketahui ternyata alnord adalah seorang DJ. dia mulai memakai earphone dan memainkan lagu, membuat para pengunjung segera berlonjak-lonjak menari girang. aku benar benar merasa aneh dengan keadaan ini. tapi lama lama aku mulai bisa tersenyum karena melihat wajah alnord yang tampan dan membuatku tenang.alnord mulai sadar bila aku sedari tadi diam hanya memandanginya sambil tersenyum.

"kenapa sayang?" tanya alnord. aku langsung menggelengkan kepalaku menunduk menyembunyikn wajah maluku. alnord tersenyum, ia lepas earphone dan diberika keteman disebelhnya yang lebih dulu memainkan lagu sebelum alnord datang. setelah itu alnord segera menarik tanganku untuk berkumpul dengan teman- temannya dan mulai bernari berlonjak lonjak senang. aku tetap diam.

"ayo ikut bernari sayang." ajak alnord.

"aku gak bisa. aku gak pernah ikutan kayak gini." tolak ku bingung.

"bisa, ikutin lagunya aja." yakin alnord mengangkat tangan ku berlonjak lonjak, akupun perlahan meniru gerakan alnord. dan lama lama kelamaan akhirnya akupun menari sendiri mengikuti alunan musik yang sangat keras ini. aku tersenyum senag menari bersama alnord. sampai lama lama aku pun merasa lelah, aku berhenti dan menjatuhkan diri dipelukan alnord.

"gimana sayang, asyikkan."tanya alnord.

"tapi capek." jawabku yang telah berkeringat.

alnord tersenyum ia tarik tanganku dan menepi, kami duduk didepan meja sambil minum dan bercanda tawa, setelah puas bercanda tawa kami diam sambil saling tatap berusaha memahami perasaan masing masing dari tatapan.

"cantik banget." ucap seseorang yang sudah duduk didepanku dan alnord. ia menyangga kepalanya menggunakan tangan melihatku tak berkedip sedikitpun.

"jangan lihatin gitu, ini cewek gue o'on." kesal alnord memukul kepala temannya tersebut. temannya hanya tersenyum sambil menggaru-garuk tengkuknya.

"lebih cantik dari cewek ceweklo sebelumnya, dapat dari manalo?" tanya teman alnord. "gue willy, namalo siapa?" tanyanya mengulurkan tangan, aku memandang tangannya ragu untuk membalas.

"lia, nama cewek gue lia." jawab alnord menyambut tangan willy. aku tersenyum tibatiba mataku melihat kearah jam, sekarang pukul 17.15 dan itu artinya aku harus segera pulang.

"al. aku harus pulang." beritaku sedih. alnordpun menghembuskan matanya sedih.

"gue anterin pulang aja, alnord gak bisa."ucap willy tersenyum senang.

"enak aja lo. ini cewekgue. jadi gue yang akan nganterin dia." ucap alnord menarik tangan gue bangkit. 

#

risa duduk didekatku, kami saling diam tak mengeluarkan suara sepatah katapu. udara malam kami biarkan menyerang dan menusuk kulit. sekarang risa kesal denganku karena aku telah keluar dari pondok berjam jam tanpa megajaknya dan izin darinya.aku sekarang bingung harus bagaimana, dan menjawab apa?. jujjur aku pasti akan mendapat ajal dengan segera.

"ma'af ris, ini mendadak banget. urusan keluarga sangat privasi."bohong ku mencoba menenangkannya.

"seenggaknya lu bilang biar gue nggak pusing pusing nyari."kesal risa yang tak ingin memandangku.

"maaf."pintaku menggenggam tangan risa. risa tetap diam masih tak ingin memandangku, membuatku semakin bingung .langsungkupeluk bahu risa,  mencoba menghilangkan rasa canggung yang sudah tercipta dari tadi. "tiap hari mulai sekarang, aku bakal terus kerumah tanteku. tanteku butuh bantuan."kataku pelan.

"bantuan apa? lo kira gue gk butuh? lo kira kita semua dipondok ini gak butuh lo ?" tanya risa memandangku kesal. aku diam,bingung dan tak tahu harus menjawap apa. " lo itu pendidikan dipondok ini ya, lo ustadzah. gimana nasip santri santri lo disini ?"lanjut risa yang sanggup membuat jantungku berdebar ketakutan. ku lepas pelukanku sambil meyandar tembok menunduk. risa memandangku,matanya nampak berkaca kaca memandangku kesal.

"tiga minggu lagi aku pulang. aku udah gak ada dipondok ini, aku udah gak bisa ngucal disini, aku gak bisa sama kamu lagi tiga minggu lagi aku bukanlah pengurus. abah dan ibuk juga udah tahu." jelasku menunduk."kalian semua gak bakal ketemu aku lagi dan mulai sekarang kalian semua harus berlatih itu.aku ingin keluar dari pondok ini dengan tenang. semua bisa berjalan tanpa aku. aku tahu aku pengurus, aku ustadzah tapi apa aku bakal selamanya jadi itu disini?kita butuh generasi sa." lanjutku menjelaskan sambil menghapus airku yang keluar dengan reflek. lisa ikut ikutan diam dan menunduk.

"kamu kira aku ingin ngelakuin ini.kamu kira aku gak sedih bakal jauh dari kamu?"ucapku kesal dan segera bangkit melangkah pergi. saat aku akan masuk kamar,aku berhenti sesaat untuk menengok kebelakang mencari sosok risa. aku berharap ia berlari memelukku. tapi aku hanya berangan angan yang tak bisa aku dapatkan. aku duduk di pojok kamar kesal. aku merenung, berfikir sesaat tentang semua kejadian yang kujalani selama ini. cinta memang kekuatan yang teramat dasyat. tak pernah pandang bulu untuk menyerang siapapun. menurutku ini sangatlah koyol. tapi, inilah cinta. 

si eneng brandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang