part 13

147 7 2
                                    

kuhembuskan nafas perlahan sambil membuka kerudungku dan baju muslimku yang telah kurangkapi dengan baju anak brandal. kaos hitam dan celana jeans sobek sobek, perlahan ku berkaca melihat diriku yang telah layaknya gadis brandal yang jauh dari kata santri. kuambil beberapa make up dari dalam tasku untuk memoles wajahku dengan tipis.

inilah aku, akan menjalani peran. segera kumasukkan baju kedalam tas dan memakai topi. sejenak kuatur nafasku menstabilkan perasaanku yang tiba tiba ketakutan, aku akan kembali kepada diriku sembilan hari yang lalu. seorang yang memiliki muka dua, apa aku bisa dikatakan seorang yang munafik bila melakukan ini. tapi kata alnord ada benarnya, bahwa hidup ini hanyalah sebuah panggung sandiwara. siapa yang dapat menjalankan perannya dengan baik dialah yang akan menang.

aku melangkah keluar sambil memperhatikan sekitar, kuhembuskan nafas lega karena mas arra telah pergi. senyumku mengembang melihat alnord berdiri menyandar tembok halaman masjid. alnord yang melihatku segera membalas senyumku tak kalah manis. ia mendekat dan memberiku sepatu jalan untuk melengkapi aksesorisku menjalani peran hari ini.

"sudah kuduga, aku sangat mencintaimu sayang." kata alnord.

"iya, udah tau."

dan aku mulai mendengar lagi kata cinta alnord yang tak henti hentinya diucapkan, seakan mulutnya tak memiliki lelah. segera alnord membantuku memakai sepatu.

"akan aku tepati janjiku membuat kamu tersenyum sepanjang hari." 

aku tersenyum, alnord segera menggenggam tangnku dan kami segera melangkah bersama dengan pasti akan mendapat kenangan bahagia. aku dan alnord membelah jalanan yang ramai dengan mobil silver inova milik alnord.

alnord membawaku jalan jalan menuju tempat tempat wisata dan mencoba berbagai wahana permainan. wahana permainan yang dulu hanya bisa kulihat lewat buku buku atau tv yang juga hanya dapat kulihat setiap malam jum'at. tapi sekarang wahana permainan ini didepan ku dan sedang kumainkan dengan alnord. sungguh rasanya seru dan bahagia, kami tertawa bersama terus. alnord memeluk pundakku dan sesekali mencium kepalaku.

"kamu seneng?" tanya alnord yang kubalas dengan anggukan.

setelah kami puas dengan semua wahana ini. dan mataharipun sudah mulai bergerak condong kearah barat, maka alnordpun mengajak untuk makan dan beristirahat sejenak. kami segera masuk kedalam sebuah rumah makan dan duduk ditempat yang diinginkan alnord. setelah memesan makan, alnord tak berhenti menatapku dan menggenggamtanganku sambil terus memuji kecantikanku. akupun hanya bisa tersenyum balas menatap mata indahnya.

"habis ini kita nonton ya." pinta alnord seusai kami makan.

aku terdiam berfikir sejenak, kemudian kulirik jam dinding. aku terbelalak menatap jam yang menunjukkan pukul 03.00 sore tak percaya. selama itukan aku telah bersama alnord? bahkan aku belum melakukan sholat dhuhur. selalu saja ketika bersama alnord aku melupakan sholat. kupegang keningku yang mulai pusing.

"kenapa ya?" tanya alnord.

"aku belum sholat al, kita harus segera pulang." ucapku segera bangkit.

"tapi kita belum nonton." sanggah alnord.

"lain kali aja, kita harus segera pulang sebelum waktu makan malam."kataku segera bangkit.

alnord memandangku tak mengerti. kulekatkan kedua telapak tanganku sambil menatap alnord memohon.

"ini masih jam tiga, jam lima nanti saja."tolak alnord menarik tanganku untuk kembali duduk. aku semakin resah, dan khawatir. bagaimana ini, aku terus melihat jam yang terus berputar. bahkan ini telah masuk waktu ashar, tapi aku belum melaksanakan dhuhur.

"aku harus pulang sekarang al. semua bisa kacau."

"bentar lagi." ucap alnord yang seperti meremehkan kekhawatiranku.

aku semakin kesal dengan wajah tanpa dosa milik alnord. sekarang aku benar benar khawatir, akhirnya aku reflek bangkit sambil menggebrak meja tanda kekesalanku.

"terserah kamu!" bentakku menatap alnord kesal, anehnya dia tetep santai melahap makanannya. kuhembuskan nafas kasar dan segera melangkah pergi tak mau semakin tenggelam dalam rasa kesal.

nyebelin banget alnord, dia nyepelein kemarahanku. kayak aku bercanda aja kalo marah, emang aku lucu kalo marah?, ih nyebelin banget. aku harus segera pulang, bagaimanapun caranya. aku melangkah terus mencari jalan keluar dari tempat wisata ini, bahkan sekarang alnord tak mengejarku. meneriaki namakupun, boro boro. awas aja ya, batinku sambil berdiri dipinggir jalan raya menunggu bus. astaghfirullah..., aku lupa kalo aku gak tau arah pulang. percuma saja kupergi dari alnord kalo gak tau arah pulang dan percuma juga aku cegat bus kalo aku juga gak tau arah pulang.

kuhembuskan nafas, kulihat sekitar. sebuah mobil inova silver berhenhi didepanku. kemudian perlahan kacanya turun, nampak alnord tersenyum melihatku. membuatku semakin kesal kepadanya.

"jangan ngambek mulu dong, aku bercanda kali." ucap alnord. aku tetap diam.

"maafin aku sayang..." ucap alnord keluar mobil mendekatiku. aku tetap diam, alnord mengusap ngusap rambutku. kemudian ia membukakan pintu untukku.

"ayo aku anterin pulang." bujuk alnord yang masih tak meredakan kemarahanku.

"kamu tambah cantik tau kalo marah." kata alnord menarik daguku dan menatap mataku. kubuang pandanganku, alnord malah memelukku. aku berusaha melepaskan alnord malah semakin erat.

"jangan marah dong, kamu tambah cantik tau kalo marah. nggemesin." bisik alnord.

"kamu kenapa sih kesini?" tanyaku kesal.

alnord melepas melukannya dan memegang kedua pipiku sambil menatap mataku tersenyum.

"masak pacarnya marah dibiarin begitu aja." kata alnord mengusap rambutku.

"lagian, akukan taku nanti kalo kamu kesasar. kamukan gak tau jalan pulang."

kehembuskan nafas dan segera masuk kedalam mobil. alnord tersenyum dan segera menyusul. setelah alnord masuk mobilpun melaju. suasana dimobil hening.

"coba, seberapa lama kamu bisa marah sama aku?" tanya alnord.

aku diam, huf... aku emang gak bisa marah lama lama. jadi akupun memutuskan menoleh dan menatap alnord.

"jangan gitu lagi ya, aku gak suka." ucapku.

"iya sayang..., buat kamu apa sih yang enggak."

aku tersenyum dan menyandar lengan alnord. alnord mengusap usap rambutku, dan kami mulai bisa lagi bercanda tawa sepanjang perjalanan. alnord sangat tampan, ia rela jauhh jauh kesini buat aku. jadi gak usah diragukan lagi kalo alnord itu cinta mati sama aku.

si eneng brandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang