part 37

88 4 0
                                    

"kali ini gak ada yang bisa ganggu kita sayang." bisik alnord dengn serigaian menyeramkannya.

Habis sudah semua harapan selamat ku. Tubuhku sekarang terasa lemas tak bisa melakukan pembelaan apapun, yang kubisa hanya pasrah dan berharap agar seorang malaikat penolongku segera datang. Mataku mulai terpejam saat nafas alnord terasa hangat menerpa wajahku.

Bugh...

Terdengar suara tendangan dan tubuhku terasa ringan kembali tanpa ada yang menunggangi. Aku tergeletak lemas hampir tak sadarkan diri.

"bajingan lo!" bentak sebuah suara yang terdengar seperti suara ali.

"mbak ulya." panggil seseorang mengangkat kepalaku dan diletakkan dipangkuannya. Sudah dapat ditebak, dia pasti mala. "mbak, mbak ulya,  sadar mbak." lanjut mala panik sambil menepuk nepuk pipi ku pelan.

"ma...la..." panggilku pelan. Membuka matapun sangat sulit kulakukan, yang bisa kulakukan hanya merintih memanggil nama perempuan yang kuyakini itu adalah mala.

Mala segera membantuku duduk, ia biarkan tubuh lemasku bersandar pada tubuhnya. Kemudian ia menyodorkan sebotol air mineral.

"minum dulu mbak."  mala menyodorkan sedotan kedalam mulutku. Perlahan akupun segera meminumnya.

"anjing...!!!" bentak ali yang terdengar sangat menakutkan.

"lo apa apa an sih will?!" gerutu alnord.

"lo yang apa apa an anjing!!!" balas ali.

Perlahan kubuka mataku walaupun masih terasa pusing kepalaku. Mala menatapku penuh khawatir. Ku atur nafasku agar aku merasa lebih tenang. Tapi tak tau mengapa aku malah menangis, ini merupakan kali kedua percobaan alnord memerkosa ku. Mala menarikku kedalam pelukannya, membiarkanku menangis didalam pelukannya.

"mas arra... Hiks..." rengekku dengan sesenggukan yang terasa mencekat suaraku.

"tenang mbak..., ada aku sama willy." Tenang mala mebgusap ngusap punggungku. Kupeluk tubuh mala dengan erat ketika mendengar suara baku hantam. Aku merasa sungguh ketakutan, kenapa ini terulang kembali.

"ayo keluar mbak." ajak mala membantuku bangkit. Aku pasrah ikut mala, berjalan mengikuti mala keluar masjid. Kuhapus air mataku dan mulai mendongakkan kepalaku menatap kedepan.

Langkahku dan mala terhenti melihat alnord dan ali yang sedang sibuk bertengkar dihalaman masjid. Bukan, lebih tepatnya ali terus memukuli alnord yang telah terkapar lemas. Ia nampak sangat marah, nampak dari wajhnya yabg berwarna merah.

"ampun will." rintih alnord menutup wajahnya dengan telapak tangannya, karena sedari tadi wajah alnord menjadi sasaran pukulan ali.

"bisa lo bilang ampun sekarang?" tanya ali menaiki tubuh alnord dan menarik kerahnya.

"kita saling cinta." rintih alnord lagi. Ali tertawa miring.

"lo kira gue begok?" kekeh ali. Ia semakin mencengkram kerah alnord dengan erat. "seyakin yakinnya lo dengan perasaan ulya, lo tetep gak boleh macarin dia setelah lo tahu itu milik abang gue anjing!" bentak ali menghempaskan tubuh alnord dan mulai melayangkan bogemannya lagi. Tak perduli lawannya sudah tak berdaya.

Sampai perkelahian itu berhenti karena beberapa orang segera mendekat dan memisahkan. Ali ditarik menjauh dari atas tubuh alnord.

"bajingan lo!" bentak ali yang masih diliputi amarah, ia terus berontak tak mau berhenti memukul alnord.

"lo hanya orang miskin yang bisanya cuma mamerin kekayaan gue! Mana rasa trimakasih lo?!" bentak ali semakin terbakar api amarah.

"mbak, mbak ulya tunggu disini sebentar ya." ucap mala memapah tubuhku untuk duduk di teras masjid.  Kemudian mala segera melangkah mendekati ali.

si eneng brandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang