part 18

130 8 2
                                    

alnord berjalan mendekatiku dan segera memeluk tubuhku dan mengecup puncak kepalaku lama. aku tersenyum dan segera membalas pelukannya. aku tak betah berada dalam rumah dikarenakan mas arra, ditambah lagi fikiran tentang aisyah yang membuatku semakin merasa ceburu.

"aku riindu banget sama kamu." ucap alnord mengiusap usap rambutku.

aku mengangguk tersenyum. alnord menggenggam tanganku dan segera ditarik untuk masuk kedalam mobil.

"kamu kemaren ngirim pesan pakek nomor siapa?" tanya alnord sambil membawa mobilnya melaju.

"suamiku." jawabku mals karena pertanyaan alnord membuatku teringat mas arra kembali. setelah mendapat jawaban dariku suasana dlam mobil hening sesaat.

"kapan aku bisa menikahimu?" tanya alnord membuatku terbelalak kaget. aku memandang alnord tak percaya, bahkan aku sama sekali belum memiliki bayangan bercerai dengan mas arra dan menikahi alnord walaupun aku sangat kesal sekarang dengan mas arra.

"cepat minta cerai suamimu." lanjut alnord kembali yang membuatku semakin terkejut. aku tiba tiba merasa tak nyaman dan sangat bingung. aku tak pernah berfikir ingin bercerai dari mas arra walaupun ia telah berkali kali membuatku kesal. aku menatap keluar jendela bingung. "kalo kamu gak berani ngomong, aku aja yang ngomong ke suami dan kedua orang tuamu." jelas alnord yang membuatku tambah panik.

jadi apa kalo keluargaku tahu aku memiliki hubungan dengan lelaki seperti alnord. melihat alnord sekilas saja pasti abi akan menolaknya dan memilih mempertahankanku dengan mas arra. terlebih kalo abi dan umi tau apa yang kulakukan selama ini dengan alnord. aduh, aku tak bisa membayangkan semua itu terjadi.

"ya..., aku serius." panggil alnord membuatku tersadar dari lamunan.

"bukan begitu al, tapi aku masih saja baru menikah dengan mas arra." dalihku.

"gak masalah ya. emang kamu betah hidup dengan laki laki yang gak kamu cintai dan mencintai kamu?" tana alnord yang tetap fokus menatap jalan raya. aku diam bingung menjawab apa. "aku udah gak betah kangen kangenan sama kamu. aku benar benar mencintai kamu." lanjut alnord menggenggam tanganku. ia tarik daguku dan menatap mataku.

"aku serius ingin menikah dengan kamu." yakin alnord.

"jangan buru buru al. aku baru saja dua bulan menikah dengan suamiku."

"kamu gak percaya sama aku, mau dua bulan ataupun baru kemaren. aku bakal tetep ingin menikahi kamu secepatnya."

"bunkannya gak percaya. tapi apa kata orang orang nanti, telebih orang tuaku."

"kita hidup kalo dengerin kata orang mulu gak bakalan bahagia. lagian kalo kamu bahagia orang tua kamu juga pasti bahagia."

aku diam benar benar bingung ingin menjawab apa. aku emang senang dengan alnord, tapi kalo untuk menikah keinginan itu telah hilang semenjak aku telah menikah dengan mas arra. bahkan bila difikir, alnord hanyalah pelarianku agar aku masih  bisa merasakan bahagia dalam pahitnya kehidupan. aku suka alnord, tapi aku nyaman dengan mas arra.

"alnord, mending kita jangan omongin ini dulu. sekarang aku hanya ingin tersenyum." pintaku melepas tangan alnord dan memandang keluar jendela kembali. alnord hembuskan nafasnya dan mengusap puncak kepalaku.

"pikirkan nanti dirumah." ucap alnord kembali melajukan mobilnya.

aku menyandar jok mobil dan memijat mijat keningku pelan. kenapa saat ini bisa terjadi, aku mengharapkan kebahagiaan dengan keluar rumah bersama alnord. tapi kenapa semakin membuat kepalaku pusing. mimpi menikah dengan alnord telah hilang, tapii kenapa alnord malah mengajukan ajakan menikah.

"sebentar ya, ya." izin alnord menepikan mobilnya dan segera keluar. 

kugaruk garuk rambut frustasi. kalo tau begini mending aku berada dalam rumah saja. aku bergerak gerak tak jelas mengekspresikan kegundahan hatiku sampai tak sengaja kakiku membuka laci dan membuat sebagian isinya jatuh. segera kuambil beberapa benda yang jatuh, tapi melihat sebuah kertas membuatku penasaran dan segera kubaca. ini adlah STNK dan KK. mataku terbelalak melihat nama pemilik mobil yang kutumppangi.

"ali murtadlo." ucapku yang merasa sangat familier dengan nama tersebut. kulihat isi KK, astahfirullah.... mataku terbelalak kaget. ada nama mas arra dan kedua mertuaku didalam KK ini, tidak salah lagi ini pasti ali adik iparku. dan apa hubungannya dengan alnord, dan mobil ini mobil ali. kulihat lagi memastikan aku tidak salah, kugaruk garuk rambut tambah frustasi. jangan jangan alnord adalah ali, jangan jangan adek ipar yang sangat ingin ku temui adalah alnord.

"es krim buat orang paling cantik." ucap alnord masuk kedalam mobil dan memberikan eskrim kepadaku. aku memandang alnord.

"alnord, ini mobil siapa?" tanyaku memberanikan diri.

"ya mobil aku lah, ini itu hadiah dari papi mami aku." jawabnya tersenyum.

"nama kamu ali murtadlo?" tanyaku menyerahkan STNK dan KK. alnord mengambil dan segera membacanya.

"oh, itu nama kecilku, sekarang namaku alnord." jelas alnord membuatku semakin tak menentu. aku memegang kepalau sangat panik dengan semua ini.

"kenapa sih ya?" tanya alnord.

"kakak kamu udah punya istri?" 

"oh, mas razi? udah, kalo nggak salah istrinya namanya sama kayak kamu."

persendianku terasa lemas mendadak, kugeleng gelengkan kepala sambil menandar jok. bagaimana bisa aku menjalin hubungan dengan adek ipar aku sendiri. ada apa ini? kenapa ini begitu rumit? apa dunia memang sesempit ini? ya Allah...

"kamu baik baik aja kan?" tanya alnord menatapku bingung.

"anterin aku pulang." pintaku segera keluar dari mobil dan pindah dibelakang. alnord memandangku tak paham.

"turutin apa yang aku katakan." ucapku menunduk. "anterin aku pulang." lanjutku menekan setiap kata.

alnord akhirnya mengangguk dan segera membuang eskrim dan menyalakan mesin. kuambil busana muslimku dari dalam ransel dan segera kupakai menutupi baju brandalku. apa yang telah kulakukan selama ini. bisa bisanya aku menikah dengan kakak pacarku sendiri, alnord. bila semua tahu ini akan tambah rumit, masalah ini akan tambah kacau.

"aku gak tau kamu kenapa sekarang, pokoknya kamu tenang aja. aku akan memberi tau orang tua kamu tentang cinta kita." yakin alnord membuat otakku semakin ingin meledak.

"jangan temui aku dan orang tuaku sebelum aku benar benar bercerai dengan suamiku." ucapku menekan setiap kata.

"makannya ulya, aku bakal ngomong agar kamu segera bercerai."

"jangan pernah jelasin apapun tentang kita didepan orang tua dan suamiku."

"trus kapan kita akan menikah?"

"tunggu aku dan suamiku bercerai, baru kamu boleh maju." bentakku yang tak tahan lagi. alnord diam ia namapak terlihat kesal. dan saat sampai di perempatan tak jauh dari rumahku aku minta alnord menurunkanku.

"jangan pernah temui aku lagi bila aku belum bercerai dari suamiku." tegasku segera melangkah cepat menuju rumah. kupejamkan mata memijat mijat keningku sambil terus melangkah, astaghfirullah..., apa ini yang telah terjadi. kenapa ini semua bisa menimpaku.

hancur sudah semuanya, kacau. alnord adalah ali murtadlo adek iparku? adek ipar yang sangat menyayangi masnya sampau tak rela bila mas nya sedih. dan apa yang dilakukan bersamaku kalo nggak membuat sedih mas nya. dunia memang begitu sempit dan rumit. 

si eneng brandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang