part 6

185 8 0
                                    


perlahan ku buka mataku, mengerjapkannya beberapa kali menyesaikan cahaya yang masuk kedalam mataku. keningku mengkerut melihat tempat yang kubuat tidur sekarang. ini nampak asing sekaligus tidak, kugaruk garuk kepala mengingat kembali aku ada dimana. mataku terbelalak dan aku segera bangkit mengamati setiap ruangan tempatku tidur. ini adalah kamarku, berderet deret foto masa kecilku ada disini. aku tersenyum segera turun dari ranjang, melangkah keluar kamar. mataku sekarang telah berkaca kaca tak sabar bertemu dengan kedua orang tuaku.

kutelurusuri setip jengkal rumah mencari keberadaan umi dan abi, pujian dari masjiid sudah terdengar. jadi tidak mungkin umi dan abi masih berada didalam kamar. kumelangkah lagi mencari sosok yang sangat kurindukan sambil sesekali menghapus air yang mengenang di pelupuk mata.

dan akhirnya aku sampai dikamar mandi yang biasa digunakan abi. terdengar dari dalamnya suara percikan air, aku tersenyum mendapat sebuah ide. aku berdiri didepan pint kamar mandi dan saat abi membka pintunya akan langsng aku peluk. itu ide yang sangat baguskan? aku tersenyum sambil berusaha menormalkan jantungku yang tiba tiba berdebar merasa gugup. ku pejamkan mata karena mulai terdengar suara pintu terbuka. dan mulai nampak kaki abi, tak menunggu waktu aku pun langsung memeluknya.

"abi..." suaraku parau sambil memelknya lebih erat.

tak ada reaksi apapun membuatku sedikit bingung. aku tak mendapat balasan pelukan dan ucapan, karena penasaran akupun segera mendongakkan wajah. sorot mata kami bertemu. mataku terbelalak mendapat sebuah mata yang juga terbelalak menatapku. segera kulepaskan pelukanku dan menunduk menyembunyikan wajah ggupku.

"maaf." kata kami bersamaan dan menambah kecanggungan yang ada. dia bukan abiku, dia adalah mas arra. laki laki yang mengantarkanku sampai dirumah.

"saya kira tadi abi." ucapku gugup sambil memainkan ujung krudung.

"gapapa kok neng."

aku semakin bingung mau berbicara apa lagi. ku garuk garuk tengkukku yang sama sekali tak terasa gatal.

"kok mas arra disini?,pake kamar mandi ini?" tanyaku beruntun karena baru tersadar dia bisa bisanya berada dalam rumah kyainya dan lancangnya ia menggunakan kamar mandi kyainya. seketika mas arra menjadi tambah terlihat gugup dan bingung. aku memandangnya aneh.

"eh, neng. ehm..., saya disuruh jamaah sama neng ulya." berita mas arra seakan mengalihkan topik pertanyaanku. "saya tunggu di ruang tengah ya, neng." lanjutnya segera melangkah pergi. dia benar benar menghindar. sebenarnya ada apa ini? aku jadi semakin bingung dengan mas arra. kugeleng gelengkan kepala segera masuk kamar mandi dan bersiap.

setelah sholat shubuh kami laksanakan berjamaah diruang tengah. mas arra segera bangkit dan hendak melangkah pergi.

"mas arra." panggilku menghentikan langkah mas arra.

"mas kenapa menggunakan kamar mandi abi?" tanyaku sangat penasaran.

"ehm.., itu neng. saya..." mas arra mengusap brewoknya. dia nampak sangat tegang.

"saya harus kepondok putra. maaf, kapan kapan aja saya jelasin." kata mas arra segera melangkah pergi dan ini membuatku menjadi tambah bingung. kapan kapan? apa maksud dari kata itu? kenapa mas arra seperti sangat susah untuk menjelaskan semuanya?, sebenarnya kenapa dengan dia?

kugeleng gelengkan kepalaku yang tiba tiba saja menjadi pusing memikirkan sikap aneh mas arra. aku bangkit dan segera melangkah masuk kamarku untu membersihkan badanku. agar umi dan abiku nyaman memelukku tanpa bau kecut karena aku belum mandi dari kemaren sore. tak sabar betul aku bertemu kedua orang tuaku.

saat aku telah selesai mandi, aku kaget karena bajuku jatuh. akhirnya aku putuskan keluar kamar mandi hanya menggunakan selembar handuk yang melilit tubuhku. toh kamar mandi yang sekarang aku pakai kan ada didalam kamar, jadi bila ada hal hal yang tak diinginkan gak akan besar. dengan rambut dan tubuh yang basah aku melangkah keluar kamar mandi. baru beberapa langkah, mataku terbelalak melihat seorang laki laki yang tak lain mas arra juga terbelalak menatapku.

si eneng brandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang