Sedikit cerita mengenai alasanku mengubah keputusan Rania untuk mundur. Menurutku, kita memang enggak bisa menentukan akan jatuh cinta dengan siapa. Tapi, ketika tahu kalau sudah jatuh cinta dengan orang yang salah-yang sudah memiliki pasangan-, kita memiliki kekuatan untuk meng-handle-nya. Kita bisa mengontrol agar perasaan itu enggak menyakiti orang lain-merusak hubungan orang lain. Permasalahannya adalah apakah kita mau "sedikit" terluka agar tidak menimbulkan luka yang jauh lebih besar pada orang lain.
Rania itu perempuan cerdas dan mandiri. Aku mau dia tetap menggunakan logikanya. Meskipun pernah salah melangkah, ia kembali menggunakan otaknya untuk mengambil keputusan. Bagiku, saat kita melangkah satu kali di jalan yang salah, kita selalu memiliki pilihan untuk mundur. Ya, walaupun di luaran sana, masih banyak perempuan "bodoh" yang enggan mundur.
Selamat menikmati. Jangan lupa follow akun aku, kasih bintang, dan komentarnya. Terima kasih.
Subuh tadi, Azzam menghabiskan waktu lebih lama di atas sajadah di masjid dekat rumah Adiba. Di sampingnya, ada Raka yang telah menyelesaikan doa setelah salat berjamaah. Ia menyuruh kakak iparnya untuk pulang terlebih dahulu. Maka, ditinggalkan Azzam di masjid yang hanya berjarak seratus meter dari rumah Raka.
Azzam ingin lebih lama mengetuk pintu langit. Itu adalah satu-satunya harapan yang tersisa. Satu-satunya kekuatan yang ia miliki. Sebesar apapun cinta Sofia padanya, keputusan tetap ada di tangan mama. Itu yang paling menyulitkan bagi Azzam.
Mama bukan sosok yang keputusannya melebihi papa dalam keluarga Sofia. Mama dan papa tetap bekerja sama dan saling berdikusi ketika mengambil keputusan. Juga sebenarnya selama ini, mama tidak pernah memaksa Sofia melakukan sesuatu yang tidak disukainya. Hanya saja, mama tahu jika kali ini Sofia mengikuti hatinya, maka hati puterinya akan terluka.
Mama memendam trauma yang mendalam pada perlakuan Azzam pada puterinya. Penolakan mama hanya sebagai banteng untuk melindungi hati Sofia. Karena, mama telah memberikan kepercayaan yang begitu besar pada Azzam. Laki-laki itu menyakiti mama.
Azzam mengumamkan bait-bait doa. Ia keluarkan semua yang dirasakannya selama ini. Tentang kebodohannya, kesalahannya, hingga penyesalannya. Kebodohan karena dengan mudahnya mendekati Rania kembali. Kesalahannya karena menceraikan Sofia demi hasrat masa lalu yang tidak kesampaian. Juga penyesalan karena ia melakukan kebodohan dan kesalahan itu.
Ia tahu penyesalannya tidak akan berguna. Rasa sesal yang begitu mendalam yang Azzam rasakan tidak akan mengubah fakta kalau ia telah menorehkan luka di hati Sofia. Penyesalan yang dirasakannya di belakang.
Azzam hanya ingin memperbaikinya. Ia ingin memulai semuanya dari awal bersama Sofia, Cila, dan calon buah hati mereka. Ia ingin menjadi laki-laki yang menjaga Sofia seperti dulu yang dilakukan papa dan Saka.
Maka, Azzam datang ke Sang Pembolak-balik Hati manusia. Ia meminta agar Tuhan membolakkan hati mama agar mempercayakannya kembali. Ia ingin Tuhan membantunya meluluhkan hati mama. Hanya kekuasaan-Nya yang mampu membantu Azzam.
Semalam, ia diceramahi habis-habisan oleh Adiba. Perempuan itu masih saja mengomeli Azzm yang tidak tahu diri menyakiti perempuan berhati lembut seperti Sofia. Kalimat itu berulang-ulang keluar dari bibir Adiba. Azzam sampai hapal setiap kata-katanya.
"Kamu tahu, Zam, setiap dosa selalu diampuni sama Allah kecuali menduakan-Nya. Tuhan yang Maha Pengampun menganggap itu dosa besar apalagi manusia. Wajar kalau mama akan sulit mengampunimu. Lebih baik kamu ikhlaskan Sofia dengan Dokter Garda saja. Kakak yakin kalau mama akan lebih menerima Dokter Garda daripada kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Kembali (Selesai)
RomanceAzzam, duda beranak satu, menikahi gadis cantik nan polos, Sofia, setelah berpacaran selama setahun. Alasan Azzam menikahi Sofia karena anaknya, Cila, membutuhkan ibu dan Sofia menyayangi puteri kecilnya. Sementara Sofia berpikir jika Azzam mencinta...