I wanna say thanks for your attention to my first story in here. Aku membuat cerita ini untuk menghilangkan rasa suntuk ketika bekerja. Bagiku, menulis fiksi itu adalah kesenangan sendiri. Membuat karakter dan konflik fiksi dapat membuat rasa stres akibat pekerjaan berkurang. Melihat bintang dan komentar kalian di ceritaku membuat keinginan melanjutkan cerita semakin besar. If you like my story, Iam so happy. You can follow my Watppad account if you want to know more my other stories. Thanks dan enjoy Azzam and Sofia's story. And the last, please give me correction if I do something wrong ya.
Azzam sekali lagi membaca kalimat terakhir dari e-mail yang dikirimkan Rania beberapa waktu lalu. Pesan yang berisi permintaan maaf Rania pada Azzam dan Sofia. Juga penyesalan Rania telah masuk ke dalam kehidupan Azzam.
Itu sepenuhnya kesalahan Azzam. Ia yang memaksa Rania bertahan di sisinya meskipun berulang kali perempuan itu menolak. Sudahlah, mengingatnya hanya akan membuat Azzam semakin membenci dirinya sendiri.
Semoga kebahagiaan terus menyelimutimu dan keluarga kecilmu, Zam.
Keluarga kecil? Bahkan sebelum ia meminta Sofia untuk kembali menjadi bagian keluarga kecilnya, perempuan itu menolaknya. Azzam ditolak bahkan sebelum menyatakan cinta pada perempuan itu.
Maka, di sinilah Azzam menghabiskan waktu untuk membunuh rasa kecewanya. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam, Azzam masih berkutat di depan komputer yang memuat desain sebuah rumah mewah. Ia menghabiskan banyak waktu di kantornya karena merasa enggan untuk pulang.
Rumahnya sudah hancur saat Azzam bermain api. Ia tidak memiliki daya untuk membangunnya kembali. Dinding kepercayaan yang Sofia berikan sudah ia hancurkan. Lebih dari itu, tidak ada Sofia yang membuatnya bersemangat membangun kembali tempatnya pulang. Azzam kehilangan arah untuk kembali.
Belasan pesan yang berisi pertanyaan dari kakaknya tidak juga ia jawab. Azzam tidak ingin menulis kalimat menyedihkan itu. Mengatakan jika ia sudah ditolak oleh Sofia. Mengaku kalau Sofia nyatanya lebih memilih dokter muda itu dibanding dirinya. Azzam tidak sanggup merangkai kalimat-kalimat itu pada kakaknya. Jadi, ia biarkan pesan itu terbaca. Adiba pasti marah.
Suara derit ponsel membawa Azzam ke dunianya. Nama Sofia muncul di layar. Panggilan video. Ia membiarkan suara itu berdering hingga akhirnya mati. Tidak lama karena suara panggilan itu muncul lagi. Terus hingga tiga kali. Azzam takut ia tidak sanggup melihat wajah Sofia lagi. Itu akan membuat dadanya semakin sesak.
Ayah udah tidur? Ini Cila, Yah. Cila kangen ayah.
Pesan itu muncul. Cila belum tidur padahal sudah pukul sepuluh malam. Ia memutuskan untuk membuat panggilan video pada puteri kecilnya. Hanya perlu satu panggilan sebelum suara Cila berseru senang.
"Ayah kenapa enggak ke sini kemarin. Cila tunggu ayah!" protesnya.
"Ayah sibuk, Sayang." Itu dusta. Azzam punya banyak karyawan yang ia bayar untuk mengurusi pekerjaannya yang banyak. Ia tidak datang karena tidak sanggup melihat wajah Bunda Sofia. Ia takut jika semakin sulit melepaskan perempuan itu.
"Huh, sibuk terus. Emang Ayah enggak kangen sama Cila?"
"Ayah kangen sekali dong sama Cila."
"Ayah enggak kangen sama bunda?"
Oh, rasanya Azzam ingin sekali mengangguk antusias. Tapi, yang bisa dilakukannya hanya tersenyum simpul.
"Sabtu nanti, Ayah ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Kembali (Selesai)
RomanceAzzam, duda beranak satu, menikahi gadis cantik nan polos, Sofia, setelah berpacaran selama setahun. Alasan Azzam menikahi Sofia karena anaknya, Cila, membutuhkan ibu dan Sofia menyayangi puteri kecilnya. Sementara Sofia berpikir jika Azzam mencinta...