Hallo, terima kasih sudah membaca dan memberika voment karyaku. Semoga kalian menikmatinya. Jangan lupa untuk memberikan bintang jika kalian menyukainya. Hatur nuhun.
Azzam menepikan Fortuner putihnya di lahar parkir di sebuah tempat wisata di Puncak Ciumbuleuit, Bandung. Tempat ini menjadi salah satu objek wisata yang menyajikan panorama Bandung. Udara yang sejuk dengan kuliner khas Sunda menjadi alasan Azzam mengajak keluarga kecilnya di sini.
Membujuk Cila untuk ikut ke tempat ini bukanlah hal mudah. Sejak pagi, gadis kecilnya enggan beranjak dari tempat tidur. Azzam mengerti, Cila tidak ingin pergi karena bersama Rania.
"Cila mau mama suapi es krimnya?" tawar Rania. Mereka mengambil tempat di bagian atas restoran.
Cila menggeleng. Gadis kecil itu tidak menatap wajah Rania. Kepala Cila terus tertunduk mengamati cup kecil es krim vanilanya. Ia menyendokkan es krim itu ke mulutnya sendiri secara perlahan. Di pinggir bibirnya sudah banyak noda es krim.
Ia benci weekend. Ia benci ketika ayah dan tante itu libur kerja. Itu pertanda jika ia tidak memiliki waktu bersama bundanya. Biasanya, sepulang sekolah, Mang Ujang akan mengantar Cila ke apartemen Jasmine. Cila akan menghabiskan waktunya hingga sore bersama bundanya. Mereka bercerita, memasak, hingga mengerjakan tugas sekolah Cila. Gadis cilik itu bahagia sekali.
Kini, kebahagiaannya terusik. Pagi-pagi sekali, perempuan itu sudah muncul di rumahnya. Dan, ayahnya justru membawa perempuan itu untuk berwisata bersama mereka. Padahal, Cila hanya ingin bundanya.
Rania menghela napasnya berat. Matanya masih melirik Cila yang asyik duduk di bean bags ungu sambil menikmati es krimnya. Gadis cilik itu seperti memiliki dunianya sendiri. Ia tidak terpengaruh dengan keadaan sekitar yang ramai.
Rania menatap Azzam yang juga tengah menatap Cila. Azzam yang merasa diperhatikan perempuan yang dicintainya menoleh. Ia dapat melihat tatapan sendu milik Rania. Perempuan itu pasti terluka mendapat penolakan dari Cila.
"Cila memang agak sulit dekat dengan orang baru," bisik Azzam di telinga Rania. Laki-laki itu mengecup pelan kening Rania untuk memberikan dukungan pada perempuan itu.
Cila memang agak sulit dekat dengan orang baru.
Tapi setelah Sofia datang ke kehidupan mereka, Cila tidak pernah kesulitan lagi. Hanya perlu beberapa saat untuk mendekati gadis cilik itu. Kini, gadis itu kembali menjadi sosok yang dulu. Cila begitu sulit digapai. Puteri kecilnya tengah membangun tembok besar untuk ibu kandungnya sendiri.
"Mungkin aku emang enggak ditakdirkan jadi bundanya," kata Rania pelan.
"Enggak, Rania. Kamu akan selalu jadi mamanya Cila. Hanya perlu waktu sedikit untuk menghilangkan bayang-bayang Sofia di pikiran Cila. Dia hanya merasa belum terbiasa denganmu."
Apa bisa? Kata Rania dalam hati. Mampukah ia menggantikan posisi Sofia di hati puteri kecilnya? Sofia telah lama bersemayam dalam hati Cila. Perempuan itu yang menemati hari-hari Cila menggantikan dirinya.
Setiap hari rasanya ingin menyerah. Ia pesimis bisa menghilangkan sosok Sofia yang teramat dicintai Cila dalam hati gadis cilik itu. Ia ingin berhenti atau berpaling. Tapi, melihat perjuangan Azzam dalam mendukungnya, membuat semangatnya bangkit kembali.
"Cila," tegur Azzam.
Gadis cilik itu mendongkak untuk menatap wajah ayahnya. Tatapan yang dulu tidak pernah dilihatnya kini membuatnya menciut. Cila takut pada ayahnya sendiri. Maka, dengan berat hati, Cila menjawab ayahnya. "Cila bisa makan sendiri, Tante."
Hati Rania tercubit. Anak yang dulu dikandung dan dilahirkannya memanggilnya tante. Panggilan itu seperti menyadarkan Rania jika gadis itu akan selalu sulit digapai.
"Cila, ayah minta kamu panggil Mama Rania, jangan tante lagi. Ini mamanya Cila."
Cila tertunduk. "Tapi, mamanya Cila itu Bunda Sofia."
Di sanalah, Azzam menahan dadanya yang bergemuruh.
***
Sedikit? Iya, takut kekenyangan kalau kebanyakan, hehehe. See you next time, ya. Jangan lupa bintang dan komentarnya. Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Kembali (Selesai)
RomanceAzzam, duda beranak satu, menikahi gadis cantik nan polos, Sofia, setelah berpacaran selama setahun. Alasan Azzam menikahi Sofia karena anaknya, Cila, membutuhkan ibu dan Sofia menyayangi puteri kecilnya. Sementara Sofia berpikir jika Azzam mencinta...