Azzam menggenggam sebuah kalung emas putih dengan liontin di tengahnya. Ini adalah perhiasan pertamanya yang dibeli setelah mas kawinnya. Selama pernikahannya dengan Sofia, Azzam tidak pernah membelikan perempuan itu perhiasan. Ia memang melihat Sofia membeli kalung, gelang, dan cincin. Itu semua inisiatif Sofia. Untuk investasi menurut Sofia.
Sebelum ke Jakarta, Azzam menyempatkan diri membeli kalung ini. Sendirian dan atas inisiatifnya sendiri. Bukan dorongan dari siapa pun. Ia ingin Sofia mengenang malam ini. Lebih dari itu, ia ingin Sofia kembali padanya.
Azzam mempersiapkannya dengan matang. Beberapa hari sebelumnya, ia mem-booking restoran di sebuah hotel di kawasan SCBD. Hanya sepasang kursi makan malam. Uangnya tidak cukup jika harus menutup restoran demi makan malam romantisnya bersama Sofia.
Ia menaruh liontin itu ke dalam kotak perhiasan berbeludru merah muda. Sofia menyukai warna yang tidak terlalu mencolok dan agak soft. Ah, itu hanya sedikit yang dikenalnya tentang Sofia. Tidak sebaik Sofia mengenalnya.
"Mau ke mana, Zam?" suara Raka memecah keheningan ketika Azzam baru saja keluar dari kamar tamu rumah kakaknya.
Semua orang yang melihatnya pasti akan bertanya. Azzam terlihat sangat rapi malam ini. Dengan balutan kemeja biru dan jas hitam. Juga sepatu hitam mengkilat yang menutupi kaki putihnya.
"Kamu mau dinner sama Sofia?" Itu suara Adiba. Kakaknya yang bermulut tajam ini tepat meramalnya. Azzam mengangguk. "Memang mama udah kasih izin?"
Biarkan Azzam menyalahkan kakaknya karena menjatuhkan harapannya. Tidak. Ia tidak boleh pesimis. Kejadian pagi tadi di Senayan semakin menguatkan harapannya. Sofia pasti akan kembali padanya. Ia hanya perlu sedikit keberanian untuk menghadapi mama. Ia sudah tidak bisa menunggu lama lagi. Sofia dan Cila harus secepatnya kembali padanya ke Bandung.
"Aku harus coba."
Adiba melangkahkan kakinya mendekati Azzam. Laki-laki itu berpikir jika kakaknya akan mengucapkan kalimat tajam lagi. Nyatanya, Adiba justru membenarkan kerah pakaiannya. Tangannya terangkat memegang wajah Azzam.
"Azzam, seandainya kakak adalah mama yang doanya mudah dikabulkan Tuhan, kakak akan berdoa untuk kamu. Kakak akan meminta supaya Sofia cepat kembali padamu."
Oh, Azzam tidak ingin malam ini berakhir dengan melihat air mata kakaknya yang jatuh. Ia bukannya egois. Ia sangat berterima kasih sekali dengan doa kakaknya. Tapi, Azzam harus segera ke rumah mama.
"Makasih, Kak," hanya itu yang diucakan Azzam. Ia meraih tangan Adiba untuk menciumnya seperti yang dulu dilakukannya. Juga kepada Raka-kakak iparnya.
Azzam pergi mengendarai Fortuner-nya dengan kecemasan yang begitu besar. Tentang bagaimana cara untuk meyakinkan mama agar mengizinkan puteri cantiknya pergi bersamanya. Tentang, bagaimana cara mengungkapkan pada Sofia. Ia bukan tipe pria romantis. Ia tidak pandai merayu. Tips-tips yang dicarinya di Google sangat tidak membantu-kecuali tentang saran makan malam romantis di restoran.
Ia akan mengungkapkan dengan caranya sendiri. Tidak perlu muluk-muluk. Ia hanya perlu mengungkapkan apa yang dirasakannya. Tentang dirinya yang mencintai Sofia-yang baru disadarinya. Tentang dirinya yang sangat membutuhkan Sofia. Hanya itu. Ia tidak akan menjanjikan apapun kecuali kesetiaan. Ia tidak akan menjadi laki-laki bodoh lagi.
Azzam menepikan mobilnya di depan pagar rumah mama. Ia mengernyit heran melihat Pajero hitam terparkir di sana. Ia kenal pemiliknya. Ia hanya bingung mengapa mobil itu harus berhenti di sana saat ini. Di saat Azzam akan masuk ke dalam hati Sofia lagi.
Belum hilang rasa penasaran Azzam ketika melihat Garda keluar dari rumah. Laki-laki itu tidak sendiri. Ada papa, mama, Saka, Nindya, Zafran-anak bungsu Saka, dan Sofia. Ya Tuhan. Sofia bahkan terlihat sangat cantik dengan gaun floral itu. Perempuan itu menyanggul kecil rambutnya. Dengan make up tipis yang membuat dada Azzam berdesir. Ingatkan Azzam dengan rencananya malam ini. Ia tidak perlu terburu-buru untuk membawa Sofia ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Kembali (Selesai)
RomanceAzzam, duda beranak satu, menikahi gadis cantik nan polos, Sofia, setelah berpacaran selama setahun. Alasan Azzam menikahi Sofia karena anaknya, Cila, membutuhkan ibu dan Sofia menyayangi puteri kecilnya. Sementara Sofia berpikir jika Azzam mencinta...