Nia's PoV
Bahagia rasanya jika aku sudah tidak perlu lagi memendam rasa atau munafik untuk menolak sesuatu yang juga aku inginkan. Aku ingin memutuskan hubunganku dengan Relevan yang tak menuai hasil dan malah menjadi penghalang aku dan Mas Neo. Mas Neo benar-benar di luar ekspetasiku. Aku bahagia dapat memilikinya dan dimiliki olehnya meskipun masih bersifat tersirat dan takkan pernah menjadi tersurat. Entahlah, jika ini salah, ini juga takkan merugikan siapapun.
Malam ini adalah malam kedua kami melakukan ini. Aku sangat menyayanginya lebih dari apapun di dunia ini. Ma, Pa, terima kasih telah memberikan kakak seperti Mas Neo. Takkan pernah kusia-siakan dia di dalam hidupku. Dengannya, aku tak perlu mempunyai kekasih. Ia sudah lebih dari cukup daripada sekadar kekasih.
"Nia." Pandangannya sangat halus padaku membuat aku meleleh.
"Ya?"
"Liburan ke Bali yuk?"
"Ngapain?"
"Ya liburan."
"Maksudnya kenapa harus Bali? Nanti Mas Neo juga di Bali kan?"
"Sama kamu. Kalo gak sama kamu, meskipun aku keterima juga gak aku ambil."
"Eh, tapi kan Mas udah dua tahun kejar itu."
"Aku udah setahun kejar kamu. Sekarang udah dapet, gak mau aku tinggalin lagi." Aww, lucu sekali kakakku ini.
"Ayo. Nanti Mas Neo yang bilang ke Anteh ya."
"Iya. Anteh kapan ke sini lagi ya?"
"Entah."
"Ya udah. Kamu tidur ya, udah malem banget nih."
"Iya, Mas." Lalu aku tertidur di pelukannya. Semoga selamanya akan seperti ini.
Keesokan paginya, aku terbangun karena sudah ada suara Mba Yanti atau Mba Titi sedang mengoseng-oseng masakan. Melihat Mas Neo yang masih tertidur, aku jadi ingin tidur lagi. Aku memeluknya dari belakang dan membisikkan sesuatu di telinganya.
"Morning."
Mas Neo berbalik badan menghadapku, tersenyum lalu mengecupku.
"Morning too."
"Mba Titi atau Mba Yanti kayaknya udah masak tuh. Sarapan yuk."
"Aduh, aku mau tidur aja lagi di sini sama kamu."
"Tapi aku laper."
"Ya udah, abis sarapan bobok lagi ya."
"Nanti gendut."
"Ih, mau gendut, mau kurus, tetep aku sayang kok!" Ia mencubit pipiku. Ah, lucu sekali Masku ini.
"Ya udah, ayo makan dulu." Aku turun dari kasur terlebih dahulu, nanti juga Mas Neo ikut.
Ketika aku keluar kamar, ada Mba Titi sedang menyapu tepat di depan kamar Mas Neo. Ia menyadari aku dan Mas Neo keluar dari kamar yang sama.
"Eh, kamu di kamar Dek Neo?"
"Iya. Semalem aku gak bisa tidur."
"Oh. Ya udah, sarapan dulu sana." Lalu ia lanjut menyapu tanpa berpikir aneh-aneh tentang kami. Enak juga ya kalau punya kekasih kakak sendiri. Melakukan hal yang menjurus ke sana tidak akan dicurigai.
Aku dan Mas Neo makan di ruang makan seperti biasanya sambil mengobrol rencana kami untuk ke Bali. Mba Yanti yang mendengar rencana kami ikut nimbrung dalam bahasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Kesalahan
General FictionBagaimana jika kamu terlahir sebagai anak hasil inbreeding kesalahan kedua orang tuamu di masa lalu? Mariera Valinea Althaf, biasanya dipanggil Era. Bocah kecil berumur 12 tahun yang mengalami CIPA, penyakit langka yang tidak bisa merasakan sakit. N...