BAGIAN 18📌

1.4K 193 112
                                    

_________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________

Garlien sampai di rumahnya, rumah yang menurutnya menyeramkan, bukan karena berhantu namun karena perkelahian yang selalu dilakukan oleh kedua orang tuanya.

Lino bahkan tidak pernah di rumah karena tak betah, dia tinggal di apartemen dan masih menjadi seorang pelajar SMA kelas 12. Namun berbeda sekolah dengan Garlien, jika sama mungkin Garlien tak akan di bully seperti tadi.

Dan adiknya—Varo di rawat oleh baby sitter yang ada di rumahnya, Varo juga jarang di rumah jika orang tuanya sudah datang karena pasti mereka akan berantem. Baby sitter itu akan membawa Varo keluar supaya tak mendengar suara bising dari kedua orang tuanya.

"Bunda inget nggak hari ini hari apa?" tanya Garlien ke Gina yang sedang mengetik sesuatu di laptopnya. Selalu seperti ini.

"Ah iya, hari ini bunda ada meeting," kata Gina kemudian pergi ke kamarnya sambil membawa tas dengan terburu-turu.

Bahkan Bundanya tak mengucapkan selamat ulang tahun pada Garlien. Tak apa masih ada Ayah, mungkin dia mau mengucapkannya. Mungkin.

Garlien kembali bangkit dari rasa terpuruknya, tersenyum untuk hayalan semata. Kemudian bersiap untuk pergi ke kantor kecil milik Ayahnya yang ada di sebelah kamar orang tuanya.

Nama Ayah Garlien adalah Geno mungkin nama Ayah dan Bundanya sangat indah, sangat serasi namun nyatanya tak semanis itu. Geno dan Gina orang tua yang sangat gila bekerja, hingga melupakan anak-anaknya.

"Ayah inget nggak sekarang hari apa?" tanya Garlien dengan penuh harap.

"Hari Ayah sibuk! nggak bisa di ganggu!" ujar Geno tanpa melihat Garlien sedikit pun, dia hanya fokus pada laptopnya saja.

"Tapi yah, hari ... "

"Hari Ayah kerja!" katanya lagi.

Geno langsung pergi dari ruangannya meninggalkan Garlien sendiri dengan tangis yang tak bisa di tahan lagi , tak apa jika kedua orang tuanya bekerja namun tak seperti ini. Sampai mereka melupakan hari lahir anaknya.

"Yah hari ini ulang tahun aku," ujar Garlien sambil mengejar langkah Geno.

"Terus?"

"Ha?"

Geno menghentikan langkahnya kemudian menghadap ke arah Garlien. "Minta kado apa? cepat, ayah nggak punya waktu."

"Aku minta Ayah dan Bunda akur."

"Kita nggak bisa akur, jangan memaksakan kehendak Garlien!"

Gina dan Geno menikah karena di jodohkan oleh orang tuanya dan mereka berdua tak setuju karena mereka masih ingin mengejar cita-cita, hingga akhirnya anaknya lah yang menjadi korban.

Mereka memang tak pernah akur bahkan dari awal mereka menikah, dulu mereka berjanji untuk tidak memiliki anak, namun orang tuanya kembali memaksa mereka untuk memiliki keturunan.

Garlievano | I✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang