=05=

451 14 0
                                    

"Sampai kapan kah aku harus menunggu belas kasih sayang dari seseorang yang tak pernah kunjung datang. Hari demi hari telah kulalui, ke pahitan hati selalu menyertai kemanapun ku pergi."Bagas Arsenio Raymond.



"JANGAN LUPA VOTE YA!~"

"Lo berdua masih bisa bisanya gitu idup"Ucap Aurel,terkekeh

"Bgst lo"Cetus Naya.

   Lonceng pun berbunyi,mereka bersegera masuk ke kelasnya.Pelajaran hari ini adalah Ipa.Semua murid diberi tugas oleh gurunya,mereka pun mengerjakan soal pilihan ganda tersebut.Nara yang kebingungan,tak tahu jawabannya pun mencotek Aurel.Namun,sialnya ia ketahuan.
"Rel rel nomor 15 apa?"Bisik Nara.

Aurel pun mengawasi guru,"B"

Nara pun mencatat jawaban itu,"Kalo 20 sampe 25" dengan suara yang cukup keras.

"ITU YANG DIBELAKANG KELUAR!!"Tegas bu Cinta.

   Nara pun terkejut dan langsung berdiri.Nara berusaha meminta bantuan pada temannya,namun tak ada yang bisa membantunya.
"Ngapain masih disitu?keluar sekarang juga!"Tegasnya lagi,menunjuk pintu kelas.

   Nara langsung pergi dari kelas itu.Ini adalah kesalahannya,jadi Nara tak berani melawan. Nara berjalan di sebelah lapangan futsal. Seketika bola pun melayang kearah Nara, dengan sigap seorang menghentikan bola itu tepat didepan wajah Nara dengan tangannya. Nara mendonggak dan tampak wajah Bagas disana.Sudah dua kali di hari ini Bagas menolong Nara.Jika Bagas tak memayungi Nara dengan jaketnya tadi pagi,pasti Nara sudah Demam saat ini.Dan jika ia tak melindungi Nara dari lemparan keras bola kaki itu tadi,Nara pasti sudah pingsan saat ini.
"Sorry gas,kita gak sengaja"Ucap Zidan,kakak kelas 11, mendekat kearah mereka berdua.

Bagas tak menjawabnya,ia hanya memberikan Zidan tatapan yang sangat menusuk,ia pun melemparkan bolanya kepada Zidan.Nara masih saja memandang Bagas yang menyelamatkannya itu.
"Makasih gas"Ucap Nara,lembut.

"Ikut gue"Menggandeng Nara dan berjalan.

Bagas mengajaknya ke ruang Osis.Sampainya disana Bagas duduk di kursinya dan Nara duduk di kursi Akbar.
"Ngapain kita kesini?"Tanya Nara,memandang wajah Bagas.

"Lo ngapain keluyuran di jam pelajaran kaya gini?" Tanya Bagas.

"Gue tadi ketauan nyontek,terus suruh keluar deh sama nenek lampir"Jawabnya.

"Ohh,yaudah lo disini aja"

Hening pun mulai terjadi di ruangan itu.Tidak ada satu patah kata yang terucap dari mulut mereka.Mereka hanya memandang ruangan itu dan sesekali mencuri curi pandangan.Hingga akhirnya,jam istirahat pun tiba. Nara langsung keluar dari ruangan itu meninggalkan Bagas.Nara menuju kelasnya dan langsung duduk di kursi Adinda yang berada di depan kursi Aurel.
"Gue dosa kali ya?"Ucap Nara,murung.

"Lo kenapa?dari mana lo?"Tanya Aurel.

"Ruang Osis"Jawab Nara.

"Ha?!Ngapain ra lo kesana?"Tanya Aurel lagi.

"Tadi kan gue blablablablabla"Nara menceritakan semua kejadian heroin nya Bagas.

"Terus dia hentiin bola itu rel,dan terus dia ngajakin gue keruang osis."Jelas Nara.

 BAGAS[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang