×05×

98 6 0
                                    

   Saat ini dikelas Bagas tengah diadakan ulangan harian Bahasa inggris,siapa yang mengumpulnya dengan cepat,ia boleh keluar kelas.Bagas adalah siswa yang tak suka dengan pelajaran Bahasa inggris,menurutnya,jika sudah bisa mengapa harus belajar lagi?cukup sombong memang,yah begitulah Bagas.
   Beberapa puluh menit kemudian,setelah Bagas bertarung dengan soal ulangan itu,ia akhirnya menyelesaikan soal soal itu.Bagas mengumpulkannya di meja guru dan langsung pergi keluar kelas.
    Terdengar suara murid yang sedang ber-olahraga futsal di lapangan dekat kelasnya. Bagas memandang permainan itu dari gedung atas,tepat didepan pintu kelasnya.Saat tengah fokus dengan permainan bola kaki itu,mata Bagas menemukan sosok Nara yang tampak kebingungan.Ia pun menuruni tangga dan segera menemui Nara,saat ia akan menyapa Nara,tiba tiba bola melesat kearah Nara,jarak tubuhnya dan tubuh Nara tak terlalu jauh,ia pun berlari sekuat tenaga,mengejar waktu agar dapat menghentikan bola itu.Dan dia berhasil.
"Sorry gas,kita gak sengaja"Ucap Zidan,kelas 11, sedang berjalan mendekat kearah mereka berdua.

  Bagas tak menjawabnya,ia hanya memberikan Zidan tatapan yang sangat menusuk,ia pun melemparkan bolanya kepada Zidan.Nara masih saja memandang Bagas yang menyelamatkannya itu.
"Makasih gas"Ucap Nara,lembut.

"Ikut gue"Menggandeng Nara dan berjalan.

   Bagas mengajaknya ke ruang Osis.Sampainya disana Bagas duduk di kursinya dan Nara duduk di kursi Akbar.
"Ngapain kita kesini?"Tanya Nara,memandang wajah Bagas.

"Lo ngapain keluyuran di jam pelajaran kaya gini?" Tanya Bagas.

"Gue tadi ketauan nyontek,terus suruh keluar deh sama nenek lampir"Jawabnya.

"Ohh,yaudah lo disini aja"

   Hening pun mulai terjadi di ruangan itu.Tidak ada satu patah kata yang terucap dari mulut mereka.Mereka hanya memandang ruangan itu dan sesekali mencuri curi pandangan.Hingga akhirnya,jam istirahat pun tiba.Nara langsung keluar dari ruangan itu meninggalkan Bagas.
    Bagas menghela nafas panjang,seakan ia frustasi untuk mendapatkan hati Nara.Tapi hatinya selalu men-support dia untuk tetap berjuang.Baginya,Nara adalah seorang wanita yang langka.Dia juga berfikir,mungkin ada fakta fakta lainnya,yang membuat Nara semakin langka.
     Tak lama,Bagas keluar dari ruangan itu, namun ia malah bertemu dengan Bu Dwi.Sebal. Iti yang dirasakan Bagas,karna setiap bertemu drngan Bu Dei pasti ia diperintahkan untuk memanggil anggota osis lainnya,atau membantunya melakukan sesuatu.
"Bagas,hari ini ada rapat buat ngurusin perpisahan kelas 12 ya.Now!"Ucap Bu Dwi yang kini berdiri dihadapan Bagas

"Yaelah bu sok inggris,Now Now segala"

"Kamu ini!"

"Yaudah saya pamit ya"

   Bagas berjalan menyusuri koridor,masih dengan aura dingin,tatapan dingin,dan wajah yang tampan.Bagas sampai dikelas Kayla,ia memerintahkan seorang teman Kayla untuk memanggilnya.
"Kenapa kak?"Tanya Kayla sembari keluar dari keributan kelas

"Ada rapat osis,panggil yang lainnya,gue mau panggil Nara"

"Lah,gue sendiri?"

"Temen kelas lo yang osis siapa lagi?"

"Yaudah deh iya"
 
   Bagas beralih kesebelah kelas Kayla,yang merupakan kelas Nara.Sungguh!kelas itu brisik sekali,telinga Bagas tak tahan mendengarnya.
"Nara ada?"Tanya Bagas,kepada Algi.

"Itu lagi tidur"Menunjuk seorang cewek yang tengah tidur.

   Tanpa permisi pun Bagas langsung menemui Nara yang tengah tidur itu.Semua orang yang ada di kelas itu pun mengharapkan adanya drama.
"Ra,"Panggil Bagas,dengan suara lembut

"Enghh"Gumam Nara,menolak bangun.

Eh anjir ni anak malah kaya ngedesah gini satt:')kuat gas lo pasti bisa menahan segala godaan syaiton Pikir Bagas.

 BAGAS[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang