=21=

243 12 0
                                    

"JANGAN LUPA VOTE YA!~"

    Nara sampai di rumah Aurel,dan tampak lah Aurel sedang mengobrol dengan Jicho di ruang tamu rumahnya.Nara masuk dengan pikiran aneh.
"Samlekom"Ucap Nara memasuki rumah Aurel dan duduk disebuah sofa,sontak kedua orang lainnya langsung menoleh kearahnya.

"Walaikumsalam,ucap salam yang bener dong adek kecil"Sahut Jicho,mengejek

Nara menatap Jicho sebal,"Diem lo jic,bcd aja"Ketusnya

"Lah lo ngapain kesini?"Tanya Jicho dengan raut wajah mengejek

"Ya lo yang ngapain disini?"Timpal Nara dengan nada suara yang mulai meninggi

"Eett diem dulu,Jicho kesini emang gue yang minta,buat anterin ke mall.Lah lo ngapa?mau curhat?"Ucap Aurel,memisahkan

Nara mengernyit aneh,"Lah tadi kak Akbar minta gue suruh anterin lo ke mall"

"Ohh,gue emang minta anterin kak Akbar sih, tapi katanya dia gabisa.Yaudah aku minta Jicho buat anterin gue ke mall.kalo lo mau ikut gak papa sih beb"Jelas Aurel

Nara mengeleng kepalanya cepat,"Engga engga, Nara mah bukan lalet!"

"Dih muka kek lalet gitu masa bukan lalet sih?" Ejek Jicho lagi

"Heh diem lo om om pedo!"

   Aurel meraih tasnya dan berdiri,begitu juga dengan jicho.
"Yaudah kita berangkat ya"Ucap Aurel

"Santuyy"Sahut Nara,tersenyum tipis

"Makanya punya pacar!"Ketus Jicho,terkekeh

Nara mengernyit sebal,"Emang kalian jadian?"

Jicho terkekeh,"Paling nanti juga jadian" Menoleh kearah Aurel

  Wajah Aurel tentu langsung memerah,ia hanya bisa menunduk untuk menutupi rasa malunya itu.
  Mereka berdua berangkat menuju mall menggunakan mobil Jibe tentunya.Nara menunggu taxi online nya di depan rumah Aurel.Dan akhirnya datanglah mobil taxi online itu,tampak aneh memang perasaan Nara, namun bagaimana lagi jika dibatalkan Nara lah yang malu.Saat dalam perjalanan juga suasana tampak mencekam,Nara mencoba membuang jauh jauh perasaan itu dengan memainkan ponselnya,dan secara langsung pisau kecil meluncur kearahnya,dengan sigap Nara langsung menghindarinya.Supir taxi online itu menyeringai,dan tertawa terbahak bahak.
"Cekatan juga kamu"Ucap supir taxi itu yang tak lain adalah Afandi,ayah Bagas

'Wajahnya mirip banget sama Bagas!apa dia?'

"Ya,aku ayah dari anak sialan itu"Sahutnya, seakan akan menjawab ucapan Nara dari dalam hatinya itu

   Nara cukup kagum,ia hanya memandangi pisau yang ada disamping kepalanya itu,Nara mencabut pisau itu dan membelai mata pisau itu.Sesekali Nara melirik kearah Afandi yang terus saja menyeringai,dia terlihat senang, namun Nara merasa Afandi sedang terpukul dengan masa lalunya.Sampailah mereka di rumah yang cukup besar,Nara dipersilahkan masuk oleh Afandi dengan paksa.Nara dilempar hingga terbentur tembok dan membuat pelipisnya berdarah.Datanglah seorang wanita paruh baya mendekati Nara dan mengelap darah Nara, namun tangan Nara mencekalnya. Afandi mendekati Nara dengan tatapan serius, begitu juga dengan Nara yang tak kalah seriusnya.
"Ada ruangan kosong?"Tanya Nara

 BAGAS[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang