1. maafkan Lubna

3.9K 223 12
                                    

"bolehkah aku egois untuk kali ini ya Allah,
sungguh hatiku sudah dimiliki olehnya. "

lubna akiyas humairah

***

Baru saja Lubna menutup Al-Quran yang dibacanya, tiba-tiba dari luar kamarnya terdengar suara ketokan pintu.

"lubna boleh umi masuk?" tanya umi yang sekarang sudah ada didepan pintu. Memang tadi lubna tidak menutup pintunya.

"Masuk saja umi, bukan kah dulu sudah kubilang jika ingin masuk tak perlu meminta izin. " jawab Lubna seraya memperbaiki duduknya di kasur tatkala uminya menghampirinya.

"umi hanya tidak ingin menganggumu." jawab umi.

"diluar ada yang ingin bertemu, berpakaian lah yang rapi, umi dan abi menunggu mu dibawah." seraya mengelus puncak kepala Lubna yang dilapisi oleh hijab. .

"siapa umi? " tanya lubna

"kau bisa liat sendiri nanti. Cepatlah, tidak baik membuat tamu menunggu." kemudian umi keluar dari kamar Lubna.

Setelah Lubna selesai berpakaian, lubna akhirnya turun menemui tamu itu. Terlihat 3 orang asing yang membuat lubna bertanya tanya siapa mereka.

"assalamualaikum " ucap lubna

"waalaikum salam" jawab mereka serempak tak terkecuali umi dan abi lubna. "sini duduk nak."

Lubna kemudian mengambil tempat duduk di samping abinya. "oiya razaq, maya dia Adalah putri ku Lubna Humairah al-kathiri" jawab abi memperkenalkan ku kepada ketiga tamunya yang diketahui dua diantaranya bernama razaq dan maya.
"saya Lubna om tante" ucap lubna memperkenalkan diri seraya mencium tangan tamu wanita tersebut kemudian menyatukan tangannya tatkala dihadapan razaq.

"sungguh cantik anakmu ini kathiri, pantas saja gibran menyukainya. " jawab razaq

Lubna dan seorang pria itu hanya tersipu malu mendengar pernyataan dari Razaq yang diyakini oleh Lubna bahwa gibran yang dimaksud adalah pria yang duduk disebelah Razaq.

"hahaha ada ada saja kamu ini, jadi apa yang membuat kalian datang kemari? Kukira kalian akan memberitahukan ku jika Lubna sudah ada disini. "

Lubna hanya bingung mendengar pernyataan abinya ini, dia berpikir untuk apa iya dibawa-bawa dalam urusan orang tua.

Tante maya dan om razaq kemudian saling bertukar pandang seraya tersenyum malu tak lupa pria yang dihadapan lubna ini menunduk dan terus memainkan tangannya.

"saya dan anak saya bermaksud baik datang kemari ingin mengkhitbah putri anda lubna untuk anak saya Gibran Alkalifi hadiq" ucap razaq menatap abi.

Jelas lubna sangat terkejut mendengar itu, kalau dipikir pikir lagi, bukankah pria yang ada dihadapannya ini adalah orang yang sama dengan yang diceritakan ummul kemarin, ternyata memang betul kalau Senior temannya ini menyukainya.

"apakah saya tidak salah dengar? lubna telah dikhitbah bi? " tanya umi Lubna kepada abi.

Yah umi sangat senang bukan main karena ada yang mengkhitbah anaknya oleh seseorang yang menurut mereka adalah lelaki sholeh.

"saya sangat senang nak gibran berniat baik untuk mengkhitbah anak saya, Apalagi lubna yang sebentar lagi akan wisuda memang sudah waktunya ia untuk menikah. Bagaimana Lubna? " tanya abinya.

Lubna masih termenung dengan segala pikiran yang ada di otak cantiknya. Melihat itu umi menyadarkan lubna dengan menepuk pundaknya.

"kamu kenapa sayang? " tanya umi

Menanti Takdir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang