15. permintaan tantenya Lubna

2.9K 171 1
                                    

Keadaan kamar sekarang sangat canggung, sudah jam 09.00 dan lubna masih berada di depan meja rias itu.

Ia sudah menghabiskan waktu hampir setengah jam hanya untuk mencuri pandang pada arkhan lewat cermin didepannya yang saat ini dengan santainya membaca naskah filmnya di kasur.

Ia tidak tahu saja bagaimana lubna yang saat ini tengah berperang dengan hatinya.

"apa kamu akan terus-terusan disitu Dan mencuri pandang kepadaku?" tanya arkhan tanpa mengalihkan pandangannya kepada naskah didepannya.

Lubna berbalik menghadap arkhan karena dirasanya ia sudah ketahuan. Ia pun melangkahkan kakinya mendekati arkhan.

"apa mas membutuhkan sesuatu?" tanya lubna basa-basi.

"kurasa bukan aku yang membutuhkan sesuatu."
Lubna gelagapan melihat arkhan yang menatapnya intens.

"a..aku hanya ingin tidur" ucap lubna cepat menyembunyikan kegugupannya lalu diraihnya bantal disamping arkhan dan berjalan menuju sofa bermaksud untuk tidur disana.

"kurasa kamu pasti tahu kalau tempat tidur digunakan untuk tidur"

"hanya orang bodoh yang tidak tahu." gumam lubna yang seketika sadar langsung beristigfar merutuki ucapannya yang terdengar tidak sopan.

"ma..maafkan aku mas, bukan maksudku untuk bicara tidak sopan. Hanya saja-"

"lalu kamu termasuk orang bodoh?" tanya arkhan santai. Yang membuat lubna langsung mengaga tidak terima dengan ucapan arkhan.

"maksud mas?"

"tadi kamu bilang mau tidur, lalu untuk apa kamu membawa bantal ke sofa?"

"aku akan tidur disana-"

"dan membuatmu berdosa karena membiarkan suamimu tidur sendiri disini?"

Deg,

Deg,

Deg

Rasanya ada kupu kupu yang menghinggapi lubna sekarang, ia tidak tahu harus bereaksi apa ketika arkhan berkata seperti itu.

"kemarilah lubna" ucap arkhan yang entah sejak kapan ia merubah posisinya menjadi duduk.

Lubna otomatis melangkahkan kakinya mendekat ke arah arkhan.

Arkhan pun berdiri menghadap lubna yang sekarang tepat didepannya. Ia kemudian meraih bantal yang dipegang lubna.

"kalaupun ada yang harus tidur di sofa, itu harus aku. Aku tidak akan mungkin membiarkan istri ku kedinginan di sofa." arkhan kemudian berniat menuju sofa namun baru dua langkah ia berjalan, suara lubna menghentikannya.

"mas?"
Arkhan berbalik menghadap istrinya.

"tidurlah dikasur, aku tidak ingin menjadi istri yang berdosa membiarkan suaminya tidur sendiri. Apalagi di sofa" ucap lubna malu lalu beralih menuju sisi kasur yang lain dan membaringkan dirinya disana membelakangi tempat yang mungkin akan arkhan tiduri.

Saat ini lubna masih enggan untuk membuka hijabnya, entahlah karena arkhan yang belum memintanya atau karena dia yang malu tapi selama menikah lubna memang terbiasa tidur dengan menggunakan hijab sekalipun dikamarnya sendiri ketika di rumah arkhan.

Arkhan tersenyum tipis mendengar ucapan lubna, ia kemudian berjalan ke arah tempat tidurnya lalu membaringkan dirinya di sisi yang memang untuknya. Ia menatap punggung lubna yang membelakanginya dengan tersenyum

"bukankah membelakangi suami ketika tidur juga tidak disukai Allah, lubna?" tanya arkhan berniat menggoda lubna.

Lubna yang pada saat itu memang malu bertambah lagi malunya. Sungguh di benar-benar kesal dengan arkhan yang tidak peka dengan perasaannya sekarang.

"untuk itu tolong ikhlas lah mas, setidaknya Allah akan memaafkanku kali ini." ucap lubna pasrah tetap membelakangi arkhan. Bahkan arkhan saat ini sudah ketawa terbahak-bahak karena berhasil menggoda istrinya ini.

"beginikah nikmatnya pernikahan?" batin arkhan.

***

"assalamualaikum om tante"

"waalaikumsalam, masya allah lubna lama tante gak lihat kamu" ucap tante wahyuni.

Tante wahyuni adalah tante lubna saudara dari abinya lubna yang tinggal di jakarta.

Kemarin ia mendapat telpon dari abinya bahwa ia harus menjenguk tantenya karena sedari lubna di jakarta, tantenya selalu memaksa abinya lubna agar lubna menjenguknya di rumah karena tantenya sendiri tidak memiliki nomor hp lubna.

"tambah cantik kamu nak" ucap om althaf suami tante wahyuni.

"terima kasih om."

"yasudah masuk-masuk tante bikinin minum dulu" ucap tante wahyuni mempersilahkan lubna dan arkhan masuk.

"makasih tante"

"jadi ini suamimu?" om althaf kemudian membuka suara saat mereka sudah duduk

"iya om"

"kenalkan nama saya arkhan, saya suami lubna om. Maaf tidak mengabari om tentang pernikahan kami" ucap arkhan meraih tangan om althaf yang disambut baik althaf.

"tidak apa-apa, kami sudah tahu ceritanya. Hanya saja saya kaget, ternyata kamu artis"

"baguslah bi, kita punya mantu artis" jawab tante wahyuni yang datang dengan membawa minuman di tangannya.

Lubna dan arkhan hanya tertawa mendengar candaan tantenya.
"kamu ini, ohiya saya dengar kamu lagi sibuk sama film kamu?" tanya althaf.

"iya om kebetulan arkhan di tunjuk jadi pemeran utama, kalau arkhan tidak salah dengar om produser yah?"

"iya kenapa? Kamu mau minta di bikinin film?" tanya althaf bercanda. Yang membuat semua orang dalam ruangan itu tertawa. "tapi saya ingatkan arkhan, pekerjaan mu itu sebagai public figur dan itu rentan sekali dengan godaan. Saya hanya mengingatkan agar tetap seimbangkan pekerjaan mu dengan ibadah mu."

"kalau itu memang sudah kewajiban arkhan om, pekerjaan ini juga Allah berikan kepada arkhan dan sangat tidak bersyukurnya arkhan jika harus melupakan Allah demi pekerjaan Arkhan." ucap arkhan tegas.

Yah selama ini arkhan memang selalu mendapatkan nasehat dari orang terdekatnya terutama abi dan uminya tentang pekerjaannya. Mereka takut jika arkhan terlena dan melupakan kewajibannya sebagai umat muslim, untuk itu arkhan selalu bersyukur karena masih banyak orang yang selalu mengingatkannya tentang akhirat.

"lubna juga yah nak, jadi istri solehah. Selalu ingatkan suami mu jika ia lupa karena itu gunanya istri selalu mendampingi suaminya" ucap wahyuni sambil mengelus keponakannya itu. Ia sebenarnya masih tidak percaya, anak yang dulunya imut dan selalu mengikutinya kemana mana sekarang telah menjadi istri.

"terima kasih om tante kami pasti selalu ingat sama nasehat kalian."

"dan jangan lupa untuk cepat cepat kasih kita cucu, pasti umi dan abimu juga tidak sabar"

Uhuk...

Uhuk...

Seketika arkhan tersedak mendengar ucapan tantenya lubna, saat ini ia sedang minum dan membuat minumannya kembali keluar dari dalam mulutnya. Untung saja tidak sampai banjir kemana mana.

***

Makasih para readers ku yang telah membaca, terutama sahabat² seperjuangkan risya yang selalu kena tag

Assalamualaikum

Menanti Takdir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang