5. Mengetahui

2.2K 164 5
                                    

"jika aku berada di posisi mu mungkin aku akan membencimu"

Syifa kayla azzani

***

Arkhan baru tiba subuh tadi di rumahnya, memang sepulang dari pesantren, ia terus dulu ke bandung untuk menghadiri sebuah acara amal di salah satu panti asuhan disana.

Selepas sholat subuh dan mandi ia kemudian turun kebawah menemui kedua orang tuanya.

"assalamualaikum abi umi" ucap arkhan ketika tepat dihadapan kedua orang tuanya.

"waalaikumsalam." jawab keduanya.
Kemudian arkhan mengambil duduk di sofa depan kedua orang tuanya.

"ada yang arkhan mau sampaikan." jawab arkhan.

"apa itu arkhan?" tanya abinya.

"arkhan mau cepat-cepat nikahin syifa abi" jawabnya dengan tegas.

Tentu hal ini membuat kedua orang tuanya kaget. Pasalnya baru 2 minggu yang lalu arkhan mengkhitbah syifa dan sekarang ia sudah meminta untuk langsung dinikahi.

"kamu bercanda?" tanya uminya heran.

"arkhan tidak bercanda umi, kalau memang menurut abi dan umi kecepatan, yah sudah gak usah ada resepsi yang penting halalin dulu umi." ucap arkhan.

Sungguh abi dan umi arkhan dibuat pusing oleh permintaan anaknya ini.

"ehhmm, begini saja besok lusa kita ke pondok, bicarain ini baik-baik sama abinya syifa." jawab abi.

"tapi arkhan udah tanya abinya syifa dan dia setuju, tinggal nunggu abi sama umi aja." dan sontak perkataan arkhan itu membuat kedua orang tuanya menganga.

Entah apa yang merasuki arkhan saat ini.

"besok kita kesana" jawab abi final lalu meninggalkan arkhan dan umi.
Umi yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala melihat anaknya yang juga melihatnya sambil tersenyum bodoh dihadapnnya.

Memang dilain waktu arkhan akan menjadi sosok yang tegas dan beribawa tetapi dilain pula ia akan menjadi sosok yang sifatnya lebih ke kanak kanakan.

***

Dikamarnya arkhan terlihat mondar mandir tidak jelas sambil memegang hp, ia bingung ingin menelpon syifa atau tidak.

Ia takut akan zina, walaupun memang ada tujuan untuk menelpon syifa tapi dia tidak bisa janji akan hatinya.
Takut deg degan terus dengar suara syifa.

Setelah bergulat dengan hpnya, ia akhirnya mendial nomor syifa. Toh dia cuman mau menyampaikan kedatangannya besok.

Dering pertama tidak diangkat

Dering kedua tidak diangkat.

Akhirnya dering ketiga bukan lagi bunyi tutt yang ia dengar melainkan suara manis dan lembut.

"assalamualaikum mas" ucap syifa

"waalaikumsalam dek, ini maaf mas nelpon soalnya ada yang mau mas sampein ke kamu" jawab arkhan gugup. Ini pertama kalinya ia menelpon syifa.

"apa mas?"

"besok saya dan abi umi mau ke pondok bahas pernikahan. Kamu nggak apa apa kan kalau pernikahannya aku percepat?" tanya arkhan.

Lama syifa diam tidak menjawab pertanyaan arkhan. "dek kamu masih disana?" tanya arkhan kwatir.

"ahh i..ya mas, syifa tidak apa apa, nanti syifa tanya abi yah" jawab syifa, entah kenapa arkhan merasa ada yang janggal dari suara syifa, namun ia tidak terlalu memikirkannya.

Menanti Takdir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang