20.Note & Resepsi

2.4K 153 0
                                    

Aku memilih kamu bukan karena kamu sempurna, jika kamu sempurna lalu bagian mana yang harus ku isi?

***

Hari ini tepat seminggu sebelum resepsi arkhan dan lubna dilaksanakan.

Saat ini arkhan dan lubna bersiap siap untuk berangkat ke sulawesi untuk resepsi mereka.

Kedua orang tua arkhan sudah bersangkat terlebih dahulu kesana bersama kaffah, sebenarnya mereka ingin berangkat bersama sama namun karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggali arkhan, jadilah mereka berdua harus berangkat hari ini.

***

Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke makassar dari jakarta. Saat ini arkhan dan lubna menginjakkan kaki di bandara sultan hasanuddin.

Tak lupa mereka juga mengucapkan syukur karena bisa sampai di kota kelahiran lubna dengan selamat.
Sungguh lubna sangat bahagia setelah lama tidak menginjakkan kaki di kampung halamannya.

Kedatangan mereka disambut oleh orang banyak yang memang sudah diketahui jauh jauh hari oleh fans arkhan.

Wartawan pun mengerumuni mereka berdua. walaupun begitu, petugas keamanan yang memang sudah di persiapkan untuk menjaga mereka sudah siap siaga mengelilingi lubna dan arkhan.

Arkhan pun juga siaga untuk melindungi istrinya ini yang dikerumuni mayoritas wartawan laki-laki dan jangan lupakan fans arkhan yang kebanyakan perempuan.

"bagaimana perasaan anda sekarang pak arkhan?" tanya salah satu wartawan.

"alhamdulillah saya sangat senang bisa berada disini bersama istri saya. Saya juga sangat perlu doa dan dukungan kalian kepada kami semoga pelaksanaan resepsi nanti berjalan lancar. Aamiin." ucap arkhan. Lalu keduanya berlalu menuju mobil yang akan mengantarkan mereka ke tempat tujuan.

***

Terlihat beberapa orang yang berlalu lalang disekitar rumah berpagar biru tua sedang sibuk dengan pekerjaan yang dilakukannya.

Arkhan dan lubna tiba di rumah yang diketahui rumah lubna ini.

Terlihat abi dan umi mereka beserta keluarga lubna lainnya yang menyambut mereka di depan gerbang.

"assalamualaikum" ucap arkhan dan lubna. Yang kemudian dijawab oleh semuanya.

Lubna kemudian langsung menghampiri kedua orang tuanya dan memeluk mereka menyalurkan rasa rindu karena lama tidak bertemu.

"abi, umi lubna kangen" ucap lubna

"kami juga kangen sayang"

Lubna melepaskan pelukan mereka lalu lanjut menyalami keluarga nya satu persatu dan diikuti oleh arkhan.

Mereka pun masuk kedalam rumah yang sudah dihiasi sedikit demi sedikit. Memang adat-adat sulawesi itu agak berbeda dari jawa.

Walaupun begitu, keluarga lubna yang notabennya mengenal ilmu agama jadi mengurangi sedikit demi sedikit adat disana.

"kalian berdua istirahatlah terlebih dahulu, kalian pasti capek." ucap uminya lubna.

Kemudian arkhan dan lubna meninggalkan ruang keluarga untuk beristirahat.

Saat memasuki sebuah kamar, kesan pertama yang dilihat oleh arkhan adalah kamar berwarna pink keungu-unguan dengan beberapa lemari yang semuanya berwarna coklat. Ternyata pink adalah warna kesukaan istri ku batin arkhan.

Walaupun tidak seluas kamar mereka di aceh maupun jakarta, namun kamar lubna sangatlah nyaman dengan beberapa stick note yang tertempel di depan cerminnya

Seketika mata arkhan tertuju pada sebuah stick note yang tertempel di dinding samping cermin lubna.

Resolusi tahun.....

"mas ini koper mas mau ditaruh dima-" ucapan lubna berhenti kala melihat arkhan sedang memerhatikan sesuatu didepannya.

Seketika lubna membelalak tatkala ia sadar apa yang diperhatikan arkhan. Lubna pun segera meraih stick note itu lalu menyembunyikannya.

"Bertemu langsung dengan arkhan malik ghossan, hmm?" tanya arkhan sambil menaikkan alisnya dengan senyum mengejeknya.

"a-apaan sih mas, gak sopan tahu baca punya orang" tanya lubna gugup.

"bukankah kamu tempel di dinding untuk dibaca seseorang humairah?" tanya arkhan yang membuat lubna tidak tahu harus membalasnya apa.

"dan ternyata resolusi mu itu melebihi keinginan mu, buktinya kamu bukan hanya menemuinya langsung. Namun kamu juga menjadi istri seorang arkhan malik ghossan humairah." ucap arkhan lagi. "mungkin berkat doa mu di sepertiga malam, akhirnya Allah mengantarkan mu padaku" yang membuat lubna tersipu mendengarnya.

***

Tepat hari ini setelah menjalani beberapa kesibukan menjelang resepsi, akhirnya hari ini ditunggu tunggu.

Lubna sudah berhias diri dengan memakai Baju bodo pakaian adat sulawesi berwarna gold, tak lupa pula dikepalanya bertengger manis mahkota khas sulawesi.

Walaupun begitu, lubna tetap menjaga auratnya, Dengan make up yang sangat sangat natural serta pasminah yang menutupi dadanya. Yah iya memakai baju bodo modern yang tidak harus memakai perhiasan dalam pemasangannya.

Arkhan sendiri dengan memakai pakaian berwarna senada dengan lubna saat ini berada di kamar kaffah, iya memang tidak satu kamar dengan lubna tadi malam karena banyak sepupu lubna yang ingin tidur bersama lubna jadilah arkhan harus terasingkan dan pasrah dibawa-bawa oleh mertuanya.

Setelah keduanya selesai, arkhan kemudian dipersilahkan untuk menjemput lubna ke kamarnya. Saat ia mengetok pintu kamar lubna terlihat uminya lubna membukakan pintu tak berselang lama dibalik tubuh mertuanya ada seorang bidadari yang menunduk dengan wajah yang teramat sangat cantik.

Arkhan terkesima melihat humairahnya.

Lubna terus menunduk sampai berada di depan arkhan, arkhan kemudian mengarahkan tangannya ke arah lubna yang langsung disambut oleh lubna.

Mereka berjalan beriringan menuju pelaminan mereka.

"kamu sungguh cantik istriku" bisik arkhan.

Sontak lubna merona mendengarnya " terima kasih"

Para undangan mendatangi mereka satu persatu mengucap selamat dan doa kepada mereka. Tak lupa juga banyak sahabat arkhan yang se profesi dengannya ikut datang menghadiri undangan.

Dan munculnya dua orang yang sangat lubna kenal.

"selamat yah kalian, semoga sakinah mawadah dan warahman" ucap ummul.

"terima kasih yah" jawab lubna.

"jaga sahabat kami, dia itu sangat cengeng apa-apa nangis" timpal wilda pada arkhan yang disambut cubitan dari lubna sedang arkhan terkekeh mendengar.

"aku akan menjaganya, terima kasih sudah menjaga lubna sebelumnya" ucap arkhan.

"alhamdulillah" jawab keduanya. Kemudian pergi menuruni pelaminan.

"aku janji lubna akan membahagiakan mu" ucap arkhan.

"jangan berjanji mas, janji adalah hutang kita tidak tahu bagaimana kedepannya. Aku hanya ingin mas berusaha menjadi imam yang bisa menuntun lubna ke surga. Terima kasih, karena sudah menerima ku" ucap lubna disertai senyuman. Kemudian arkhan mencium kepala lubna.

**

Assalamualaikum guys

Aku up lagi, jadi akhir-akhir ini aku lagi semangat buat nulis karena sekedar spoiler aku udah capai konflik.
Entahlah sesuai ekspektasi kalian atau nggak yang penting cerita ini part nya nggak akan banyak soalnya aku mau bikin cerita lagi dengan genre yang beda. Jadi tetap tungguin yah

Makasih💕

Menanti Takdir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang