10. Jawaban Atas Doa Lubna

2.2K 173 3
                                    

"mungkin ini jawaban Allah atas doa-doa Lubna kak. dia Arkhan, imam khayalanku yang selalu ku ceritakan."

Lubna Humairah Al-Kathiri

***

"menikahlah dengan Lubna kak"

Degg....

Sontak seluruh orang kecuali lubna yang berada di ruangan itu kaget mendengar ucapan syifa yang memohon.

Arkhan mendengarnya pun menggelengkan kepalanya keras tanda tidak percaya. "aku pasti salah dengar kan syifa? Sepertinya aku kurang tidur."

"ti..tidak mas, yang kamu dengar itu tidak salah."

"APA MAKSUDMU SYIFA?" teriak arkhan dikuasai emosi. "APA MAKSUDMU MENYURUHKU MENIKAH DENGAN ORANG LAIN, PADAHAL KAMU SENDIRI ADALAH CALONKU."

Lubna yang mendengarnya memeluk kaffah dengan erat sambil menenggelamkan kepalanya di dada kaffah. Ia sangat takut melihat arkhan yang sekarang.

"tidak mas, ini permintaanku ku mohon. Ini juga demi kebaikan mas" ucap syifa lagi sambil menatap sendu ke arah arkhan.

Sekali lagi arkhan menggelengkan kepalanya tidak membenarkan perkataan syifa sekarang. "ini bukan demi kebaikan ku syifa, aku tidak bahagia dengan orang lain yang aku butuhkan hanya kamu. KAMU SYIFA" ucap arkhan dengan penekanan di dua kata terakhir.

"tidak mas, aku tahu semuanya aku tahu jika umurku tidak panjang lagi, aku tahu jika aku menderita penyakit yang berbahaya untuk itu aku ingin kamu bersama Lubna setidaknya aku tenang ada yang bisa menjagamu." ucap syifa dengan nada pasrahnya.

Arkhan tidak tahu harus berkata apalagi, ia sangat benci situasi ini dimana ia harus mendengarkan permintaan tidak masuk akal dari orang yang ia cintai.

Seharusnya hari ini, tepat hari ini ia akan melangsungkan akadnya dengan syifa namun mengapa Allah lagi-lagi memberikan ia cobaan yang tidak bisa ia terima. Kesalahan apa yang dilakukan arkhan selama ini ya Allah.

Abinya syifa yang mendengar permohonan anaknya tiba-tiba mengeluarkan air mata yang selama ini tidak ia tampakkan.

Kemudian ia mendekatkan dirinya ke arah syifa dan menggenggam tangan anaknya.

"kamu tidak boleh egois sayang, arkhan mencintaimu. Kalian bisa berjuang bersama-sama, tidak ada yang tahu kapan ajal itu menjemput syifa." ucap abinya sambil mencium tangan anaknya yang berada di dalam genggamannya.

"ia syifa, kita bisa berjuang bersama-sama, aku akan mencarikanmu jantung agar kamu sehat kembali. Sekalipun itu jantungku, aku akan memberikannya padamu." ucap arkhan yang terlihat pasrah sambil menatap syifa.

Syifa menggeleng keras, ia tidak setuju. Dia juga mencintai arkhan tapi bukan begini caranya, ia tidak akan mampu jika arkhan sendiri lah yang memberikan jantungnya. Itu akan membuat syifa merasa bersalah seumur hidup.

"tidak mas, kumohon kabulkan permintaanku ini. Aku tidak bisa mengorbankanmu. Aku ingin tenang menjalani pengobatanku tanpa terbayang-bayang perasaan bersalahku padamu. Untuk itu nikahilah Lubna, ia bisa menjagamu mas." lagi-lagi syifa tetap teguh dengan pendiriannya.

Ia kemudian menatap lubna sebentar lalu mengalihkan kembali tatapannya kepada arkhan dan juga abinya.
"lagipula Lubna sudah setuju, ia akan menjagamu untukku mas." ucap syifa. Egois memang.

"JANGAN EGOIS SYIFA." teriak kaffah yang sedari tadi diam mencoba untuk bersabar menyaksikan perdebatan antara calon imam dan makmum ini.

Namun, Ia sudah tidak bisa menahan diri jika adiknya dibawa-bawa dalam masalah ini. Terlebih lagi setelah mendengar ucapan syifa barusan, tubuh lubna yang didekapnya terasa tegang pertanda sang adik dalam keadaan kaget.

Menanti Takdir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang