24.kebahagiaan dan kesedihan

2.1K 136 9
                                    

"kebahagiaan dan kesedihan adalah dua hal yang bertolak belakang, namun sangat menyakitkan jika kedua hal itu disatukan"

~Author~

"Berdoalah kamu kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang melampaui batas"

(Q.S. Al-A'raf:55)

***

"ada apa mas? Apa yang dokter auliah katakan?" tanya lubna.

Arkhan hanya menggelengkan kepalanya sambil tetap berjalan ke arah lubna yang saat ini duduk di tepi ranjang menghadapnya.

Selepas dari kamar syifa, lubna memang kembali ke kamarnya dan menunggu arkhan hingga arkhan kembali. Padahal tanpa lubna sadari, arkhan menemui syifa tadi.

Arkhan kemudian mengelus kepala lubna yang dibalut kerudung berwarna mocca. Ia menatapnya dengan sendu dan kasih sayang seakan ada hal yang disembunyikan oleh arkhan.

Matanya yang berkaca kaca dengan bibir yang tetap melengkungkan senyuman membuat siapa saja yang melihatnya akan tahu jika saat ini arkhan dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

"ada apa?" tanya lubna lagi lalu meraih tangan arkhan dan dibawanya ke wajahnya.

"aku merindukanmu" ucap arkhan lagi langsung menghamburkan pelukannya ke arah lubna. Ia memeluk erat tubuh lubna seakan akan jika ia melepaskannya maka lubna nya akan pergi meninggalkannya.

"mas kenapa?" tanya lubna untuk sekian kalinya dan berusaha untuk melepaskan pelukan arkhan.

"biarkan seperti ini lubna, mas sangat merindukanmu" ucapnya, yang membuat lubna menghentikan aksinya. Ia kemudian mengelus punggung tegap suaminya sambil ikut menyandarkan kepalanya di dada bidang arkhan.

"padahal kita baru saja bertemu. Mas kok langsung rindu." kekeh lubna. Yang tidak diketahui lubna, dibelakang punggungnya ada air mata jatuh membasahi bajunya.

Yah, arkhan saat ini menangis....
Dan
Tanpa lubna ketahui...

"mungkin karena kamu cantik, jadi mas rindu" ucap arkhan dengan suara yang hampir ditahan. Disaat saat begini ia masih sempat untuk menggombali istrinya. Istri yang mungkin sebentar lagi akan ia sakiti.

"mas bisa saja, ana uhibukki fillah mas" ucap lubna bahagia.

Arkhan hanya diam saja, ia menyenderkan kepalanya di bahu lubna sambil menghirup dalam dalam aroma harum dari istrinya ini "jangan pernah tinggalin mas yah" ucap arkhan. Seketika membuat lubna langsung melepaskan pelukannya dan memandang wajah suaminya yang terlihat di matanya terdapat bekas air mata.

"apa yang mas bilang? Lubna tidak akan ninggalin mas."

"kamu janji?" ucap arkhan meyakinkan lubna terlebih dirinya.

Lubna langsung menganggukkan kepalanya "lubna gak akan pernah ninggalin mas, kecuali mas yang suruh lubna pergi. Lubna janji."

***

"assalamualaikum lubna"

"waalaikumsalam kak, kakak udah mendingan?" tanya lubna.

Menanti Takdir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang