2. Aceh

2.9K 189 6
                                    

2 bulan kemudian....

Aceh, kota yang dijuluki serambi mekkah ini menyimpan banyak cerita islam didalamnya. Mayoritas penduduk nya islam bahkan hampir semuanya. Dan kota inilah kota kelahiran Arkhan.

"arkhan kamu mau kemana? " tanya umi dibah, umi arkhan.

Arkhan yang sedang mengikat tali sepatunya seketika menoleh mendengar suara perempuan yang paling disayang nya, "ada panggilan ngisi shalawatan di pondok umi" jawab arkhan.

Umi dibah mengerutkan keningnya mendengar jawaban arkhan "baru saja kemarin kamu bilang begitu, kamu tidak lagi pengen liatin calon mu kan? " tanya umi curiga terhadap arkhan.

Arkhan yang mendengarnya langsung saja mengelus dadanya mendramatis keadaan "astagfirullah umi, Tidak baik suudzon sama arkhan, orang arkhan memang mau ngisi acara. Kalau gak percaya nih liat. " membuka layar hpnya lalu diarahkan menghadap umi.

Di hpnya itu tertulis jadwal acara yang akan diisi oleh arkhan nantinya termasuk di pondok yang arkhan sebutkan tadi.

"iya iya umi percaya, tapi ingat arkhan jangan sembarang melirik gak boleh zina. " saran umi nya mengingatkan.

"iya umi ku sayang arkhan tau, kalau begitu arkhan pergi dulu yah assalamualaikum " ucap arkhan seraya meraih tangan umi nya lalu mencium nya.

"waalaikumsalam"

Seperti itulah arkhan malik ghossan, pria berusia 25 tahun kelahiran Aceh itu menjalani profesi nya sebagai artis.

Walaupun dengan profesi artisnya itu bukan berarti membawa arkhan melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Arkhan selalu diundang menghadiri shalawatan di berbagai pesantren bahkan keluar kota, Arkhan juga seorang hafidz yang alhamdulillah sudah menyelesaikan hapalannya.

Ia juga sering membagikannya lewat murottal yang direkamnya. Hal ini membuat arkhan memiliki banyak penggemar karena suara nya yang merdu sekaligus wajah nya yang tampan.

Salah satunya gadis cantik Lubna Humairah al-kathiri.

***


Dilain tempat....

"alhamdulillah sudah sampai" ucap syukur Lubna setelah menempuh perjalan dari sulawesi ke Aceh. Sebenarnya Lubna sangat takut naik pesawat karena akhir akhir ini banyak kecelakaan pesawat sehingga ia sangat besyukur bisa sampai dengan selamat.

"capek dek?" tanya kaffah yang dibalas anggukan Lubna. "yasudah kamu duduk dulu istirahat, perjalanan kita masih jauh ke pondok. Kakak beliin air kamu dulu yah" ucap kaffah mengelus kepala Lubna.

Lubna kemudian mendudukkan bokongnya disalah satu kursi yang disediakan pihak bandara, rasanya badannya seperti remuk mengingat dari tadi ia hanya duduk.

Diambilnya hpnya dari dalam tas kecilnya lalu menonaktifkan mode pesawatnya. Ia kemudian membuka aplikasi Al-Quran surah Ar-rahman Untuk didengarnya melalui headset. Sesekali ia juga mengikuti lantunan ayat suci Allah itu.

"dek minum dulu" ucap kaffah menepuk pundak adiknya itu yang otomatis menghentikan kesibukan lubna.

Lubna lantas meraih air minum itu lalu meminumnya hingga menyisahkan setengah botol.

"udah bisa lanjut perjalanan? "

"bisa kak"

"yaudah ayo" lalu kaffah meraih tangan Lubna untuk digandengnya. Yah Kaffah sebenarnya bisa dikatakan kakak yang possesive bagi lubna. Ia sangat menjaga Lubna apalagi sekarang mereka tidak berada di daerahnya. Mungkin untuk kaffah ia sudah terbiasa di aceh tapi tidak untuk Lubna, ini adalah pertama kalinya oleh karena itu kaffah betul betul menjaganya.

Menanti Takdir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang