37. Kebenaran yang menyakitkan (2)

3K 176 0
                                    

"Penyesalan ada ketika kita tidak dapat menghargai sesuatu"

"Allah tidak menyukai kata seandainya karena Allah sudah memberikan kita kesempatan untuk melakukan nya namun disia siakan. "

"jika kata seandainya dapat diulang maka tidak ada lagi kata menyesal"

~Author~

****

Arkhan senantiasa membaca kata per kata isi surat itu namun tidak lama...

"mas-? "

Suara Syifa membuatnya berhenti namun tak urung ia membalikkan badannya, Syifa yang berada dibelakangnya menatap punggung Arkhan dengan bingung. Lalu ia pun berjalan mendekati Arkhan.

"mas kata abi mas disi-" Arkhan langsung membalikkan badannya yang membuat Syifa seketika terkejut dengan tatapan Arkhan yang tajam terhadapanya.
Ia pun langsung menjatuhkan tangannya yang awalnya berada di pundak Arkhan.

"kita pulang sekarang!!" tegas Arkhan lalu meninggalkan Syifa. Syifa pun membalik menyusul Arkhan.

"mas ada apa? " teriak Syifa memanggil Arkhan. Namun Arkhan tidak menghiraukan Syifa sampai mereka berada di kamar mereka. Arkhan langsung membereskan barang-barangnya untuk dimasukkan kembali ke koper.

"mas, kenapa kita harus pulang sekarang?  Kata mas kita disini satu minggu" lanjut Syifa lagi namun Arkhan tetap sibuk dengan aktifitasnya. Merasa kesal, Syifa lalu membalikkan badan Arkhan. "Mas ini kenapa?  Apa ada yang salah? " kesal Syifa.

Arkhan langsung menatapnya tajam dan menghempaskan tangan Syifa yang berada di pundaknya.

"kamu bilang apa? Ada yang salah?" tanya Arkhan tidak percaya. "yang seharusnya bertanya disini adalah  aku Syifa, APA YANG SALAH DENGANMU? " bentak Arkhan.

Syifa menatapnya terkejut sekaligus takut dengan Arkhan yang membentaknya seperti ini. "a..aku? Maksud mas? " tanya Syifa.

"heh, kamu pikir sendiri Syifa. Sekarang kita pulang!!" jawab Arkhan lagi lagi meninggalkan Syifa.

Syifa terus terusan memanggil Arkhan namun tak kunjung digubris oleh Arkhan.

"Mas...mas" panggil Syifa.

Hingga abinya mendengar suara ribut ribut itu.  "ada apa ini Arkhan Syifa kenapa kalian teriak-teriak?  Dan lagi kenapa dengan koper itu? " tunjuk abi kepada koper yang dipegang oleh Arkhan.

"Arkhan izin pulang hari ini bi." ucap Arkhan berusaha mengontrol emosinya didepan mertuanya.

"Loh abi kira kalian pulangnya masih lama kenapa tiba tiba hari ini? " tanya abi bingung.

"maaf bi Arkhan ada urusan jadi harus pulang sekarang" jawab abi. Ia langsung mengarahkan tatapannya ke arah Syifa yang berada disampingnya. "segera bereskan barangmu, aku menunggu di mobil. "ucap Arkhan masih dengan tatapan yang dingin. Lalu ia beralih mencium punggung tangan mertuanya.

"assalamualaikum abi. "

"waalaikumsalam. " lalu Arkhan meninggalkan mereka. Abi pun menatap heran menantunya lalu beralih menatap Syifa.

"apa ada masalah dengan kalian. " tanya abi.

"syifa juga tidak tahu abi. Tiba tiba mas Arkhan sudah begini pas di kamar abi. "

Abi hanya mendengar dan mencoba memikirkan sesuatu. "lebih baik kamu cepat menyusun pakaianmu dan langsung menyusul suamimu. Ingat bicarakan baik baik jika memang ada masalah. " ucap abinya.

Menanti Takdir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang