8. Jangan menyiksa diri

2.1K 139 6
                                    

"saya mencintainya~"
Arkhan Malik Ghossan

"Dan aku mencintaimu~"
Lubna Humairah Al-Kathiri

***

Suasana arkhan saat ini buruk, apalagi setelah mendengar apa yang dikatakan dokter tadi.

Lubna yang melihat itu bertanya-tanya dalam dirinya apa yang terjadi. Mengapa selepas pulang dari ruangan dokter, abi nya syifa dan arkhan tidak berbicara satu katapun.

Akhirnya dengan keberanian yang ia kumpulkan ia kemudian mengeluarkan suara.
"ustad, kenapa dengan kak syifa?" tanya nya pada abinya syifa. Jelaslah lubna bertanya kepada abinya syifa daripada harus bertanya kepada arkhan. Ia mungkin akan dimarahinya.

"syifa...." semua menunggu ucapan abinya syifa

Flashback on...

"ada apa dok?" tanya arkhan to the point. Ia sangat penasaran dengan apa yang terjadi dengan syifanya.

"anda...?" 

"saya calon suaminya." jawab arkhan tegas.

Dokter kemudian berdehem menstabilkan suaranya, merasa euforia dalam ruangan ini tidak baik. Apalagi kabar yang akan ia sampaikan nanti.

"begini pak, dari pemeriksaan saya lebih lanjut tadi, jantung syifa sudah berada di masa kerusakan yang parah akibat kurangnya pasokan darah mengalir ke jantungnya. Jika terus dibiarkan maka akan berakibat fatal bagi anak bapak dan bisa menyebabkan..." ucap dokter menggantung sambil menundukkan pandangannya " kematian"

Deg...

"tidak, ini tidak mungkin terjadi. Apa yang harus saya lakukan dok?  Selamatkan syifa kumohon, saya tidak ingin terjadi apa apa dengannya." ucap arkhan meninggikan suaranya. Tak dirasanya bahwa air matanya sudah menetes.

Abi yang melihatnya juga tidak kalah terpuruknya, walaupun ia kelihatan tenang namun jauh di lubuk hatinya ia juga merasakan kesedihan yang mendalam.

Bayangkan saja yang sakit ini adalah putrinya. Putri satu-satunya.
"tolong dok, lakukan segala cara agar putri ku selamat." ucap abi.

"ada satu cara pak" jawab dokter menatap keduanya "operasi untuk mengganti jantung syifa."

"lakukan apapun itu dok, asalkan syifa selamat." jawab arkhan pasrah. Ia tidak bisa memikirkan apapun lagi selain keselamatan syifa.

"namun ada masalah"  jawab kembali dokter.

"APA LAGI...?" teriak arkhan. Ia saat ini sangat dikuasai emosinya. Selalu dan selalu dipermainkan seperti ini.

"istigfar arkhan, jangan menuruti emosimu" ucap abi menenangkan. Akhirnya arkhan kembali tenang dan mendengarkan baik-baik penjelasan dokter.

"di rumah sakit kecil ini tidak ada stok jantung untuk syifa. Bahkan saya tidak janji bisa mendapatkan donor jantung di rumah sakit yang lain."

Dan seketika itu, emosi arkhan kembali menguasainya. "APA YANG KAU LAKUKAN SEBAGAI DOKTER, SIALAN? SEHARUSNYA KAU MENGUSAHAKAN ITU. SAYA AKAN MEMBAYAR MU BERAPAPUN ASALKAN SYIFA SELAMAT." sungguh kata-kata itu adalah kata terkasar yang pernah arkhan katakan.

"ARKHAN" teriak abi emosi akan kelakuan arkhan yang sudah diambang batas. "KAU SADAR DENGAN UCAPANMU? DIMANA SOPAN SANTUN MU? DIA LEBIH TUA DARI MU ARKHAN. KENDALIKAN EMOSIMU"

Menanti Takdir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang