39. Terlambat

3.5K 196 1
                                        

Bandara Sultan Hasanuddin....

Arkhan tiba di Makassar ditemani abinya, yah walaupun abinya memang masih sangat kecewa dengan anaknya namun ia tidak akan membiarkan anaknya menanggung semuanya. Ia akan menemani Arkhan untuk meminta maaf kepada keluarga Lubna sekaligus ia ingin melihat menantunya itu.

Diperjalanan Arkhan selalu merapalkan doa sebelum ia ketemu dengan mantan istrinya. Walaupun begitu ia berniat ingin rujuk kembali dengan Lubna. Membayangkannya saja membuat Arkhan tersenyum. Ia sungguh tidak sabar ingin bertemu istrinya.

Membayangkan jika kedatangan nya nanti disambut isak tangis bahagia dari istrinya dan pelukan hangat darinya membuat ia tidak sabar untuk sampai ke rumah Lubna.

Sesampainya mereka di rumah Lubna menggunakan taksi, Arkhan langsung turun disusul dengan abinya. Arkhan masuk dengan senyum berbinar di wajahnya.

"assalamualaikum.. " ucap Arkhan mengetok pintu rumah. Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah lalu disusul pintu rumah yang terbuka.

Tampaklah wanita paruh baya yang tidak lain adalah umi Lubna. "waalaikumsalam. " sontak saja umi Lubna kaget melihat Arkhan dihadapannya sekarang.

Arkhan pun langsung mencium punggung mertuanya.

"a-apa yang kamu lakukan disini Arkhan? " tanya umi Lubna masih tidak percaya.

"saya ingin bertemu Lubna umi. " ucapnya.

"kamu tidak akan bisa bertemu dengan anak saya. " suara itu terdengar dari arah belakang umi Lubna. Yah suara abinya Lubna. "saya tidak akan lagi membiarkan kamu melihat anak saya. Lebih baik kamu pulang. " ucap abi Lubna lalu menyuruh umi untuk masuk.

Uminya Lubna pun menatap Arkhan dan mencoba untuk melepaskan pegangan suaminya.

"Kumohon kita bicarakan baik baik, anak saya datang dengan niat baik. Kita sesama muslim lebih baik baik mendengarkan perkataannya dulu. " ucap abinya Arkhan menengahi. Bukannya ia bermaksud untuk membela putranya namun, ia tetap harus senantiasa untuk mengingatkan sesama muslim tentang saling memaafkan dan mereka juga disini sebagai tamu seharusnya mereka menjalankan adab bertamu dalam islam.

"iya bi, lebih baik kita bicarakan dulu. Tidak baik membiarkan tamu kita pulang tanpa masuk dulu. " saran uminya Lubna. Abi pun sedikit melunak dan menghela nafas kasar. Ia pun dengan berat hati mengizinkan mereka untuk masuk.

"katakan apa lagi yang kau inginkan? " tanya abi tanpa basa basi saat mereka sudah duduk diruang tamu..

"saya ingin meminta maaf atas kejadian di masa lalu abi, saya juga sudah menghapus semua pemberitaan fitnah tentang Lubna. Saya menyesal melakukan semua itu." ucap Arkhan dengan nada menggebu gebu. "saya ingin memperbaiki semuanya, saya ingin bertanggung jawab. Kumohon izinkan saya untuk bertemu dengan Lubna abi. " bahkan saat ini Arkhan bersujud di hadapan abinya Lubna.

"Saya mengaku salah, Lubna adalah wanita yang saya cintai. Saya sangat menyesal telah melukai hati Lubna, saya khilaf Abi. Izinkan saya untuk memperbaiki semuanya. " lanjut Arkhan dan kali ini Arkhan benar benar menangis.

Umi yang melihat itu tak kuasa menahan kesedihannya, seandainya Lubna belum pergi, ia mungkin sangat senang melihat mantan suaminya datang kerumahnya meminta maaf.

"bangun lah nak, tidak baik seperti ini. " ucap uminya Lubna. Sedangkan abinya Lubna tidak mengucap lagi sepatah katapun.

"kumohon umi pertemukan saya dengan Lubna, Lubna sedang mengandung anak saya. Saya ingin ada disisinya mengganti semua waktu yang saya sia siakan-"

"anak siapa yang kamu maksud? " ucap seseorang lalu sepersekian detik bogeman melayang ke wajah Arkhan.

Bughh..

Menanti Takdir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang