Yogyakarta, Indonesia
"NANA.. LO GITU YA GAK NGAJAK-NGAJAK LIBURAN KE YOGYA.."
Baru saja seorang perempuan mengangkat panggilan telepon, ia sudah kena semprotan omelan dari seseorang di sebrang sana.
Nana panggilan perempuan itu.
Ia menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Kalem atuh May kalem.."
"GIMANA BISA KALEM HAH? LO NGESELIN!"
Nana tertawa pelan.
"Naon-naon seri seri sia?!."
(Apa apa ketawa ketawa kamu?!)
"Hampura atuh nya abdi teh ge teu nyaho kos kieu.. mendadak ieu ge demi na, lah hudang-hudang geus di titah bebersih siap-siap atanapi teu di bejaan arek kamana, pas geus ti mobil weh di bejaan arek ka Yogyakarta." Jelas Nana.
(Maaf ya aku juga gak tau kayak gini.. mendadak ini juga demi nya, lah bangun-bangun udah di suruh bebersih siap-siap tapi gak di kasih tau mau kemana, pas udah di mobil baru di kasih tau mau ke Yogyakarta)
Nana mendengar helaan nafas kasar dari sahabatnya itu.
Yang menelepon Nana adalah Mayra.
"Geus lah geus terlanjur ieu, urang gogorowokan ge teu bisa ka adaan balik deui, maneh ge teu bisa ujuk-ujuk balik ka dieu.."
(Udah lah udah terlanjur ini, aku teriak juga gak bisa keadaan kembali lagi, kamu juga gak bisa tiba-tiba kembali ke sini)
"Nah pinter.. mau nitip apa?"
"Cogan.."
"MATI LO SONO!"
Terdengar suara tawa luas dari sebrang telepon.
Nana yang kesal memutuskan sambungan telepon.
Nana menghampiri orang tua nya.
Kini ia sedang berada di pantai parangtritis.
"Bunda.." panggil Nana.
Sang Bunda menoleh pada anak tunggal nya itu.
"Iya ada apa Na?" tanya Bunda dengan lembut.
"Aku mau ke sana ya Bun!" Nana menunjuk ke ujung pantai.
"Jangan jauh-jauh tar kamu ilang atau nyasar gak keliatan soalnya badan kamu kecil." sahut Ayah yang ikut nimbrung.
"Ih Ayah mah.." rengek Nana.
Kedua orang tua Nana tertawa pelan, Bunda mengelus lembut pucuk kepala Nana.
"Jangan lama-lama ya! Ke sini lagi entar." pesan Bunda.
"Siap komandan!" Nana membuat gerakan hormat.
Kemudian ia berlari menjauh menuju ke tempat yang ia inginkan.
"WAHHH... AIR NYA BANYAK.." teriak Nana yang takjub dengan air laut nya.
Ia berjalan mendekat ke bibir pantai, kedua kaki nya yang tak memakai alas kaki di biarkan terendam pasir dan air laut.
"IHHH DINGIN..." pekik Nana yang girang.
Dia anak kota, tempatnya hanya tentang gedung, bangunan. Pantai seperti ini jauh, maka nya ia sangat senang di ajak ke pantai.
Kedua kaki nya terkena terjangan ombak kecil.
Nana tertawa sendiri menikmati sensasi tersebut.
Ia terus berjalan maju hingga tak sadar sudah berjalan cukup jauh dari bibir pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKE UP | NCT-WAYV
FantasyBagaimana sih rasanya saat kalian bangun terus di hadapkan sama kota, ah bukan.. bahkan dunia yang telah hancur, tak ada penghuni nya, bangunan-bangunan yang hancur rata sama tanah, di tumbuhi tanaman liar atau lumut. Mengerikan bukan? Itulah yang d...